Blockchain Alipay Genjot Bisnis Remitansi Malaysia-Pakistan

Alibaba memang tak main-main dengan teknologi blockchain. Kabar terakhir, anak perusahaan Alibaba, Alipay berlabuh di Pakistan membawa teknologi blockchain ke dalam bisnis layanan remitansi alias pengiriman uang lintas negara. Tentu saja alasannya adalah kecepatan dan hemat ongkir.

Teknologi blockchain untuk remitansi ini memang bukan Alipay sendiri yang menjalankan, melainkan melalui kemitraan dengan dua perusahaan yang berbeda, yakni Telenor Microfinance Bank di Pakistan dan Valyou di Malaysia. Kedua perusahaan ini menggunakan teknologi blockchain yang dibuat oleh Alipay.

Untuk kali pertama ini memang dikhususkan antara kedua negara ini saja, sebab volume transaksinya sangatlah besar. Maklumlah, pekerja migran asal Pakistan di Malaysia kian banyak jumlahnya. Setiap tahun orang Pakistan mengirimkan duit ke kampung halamannya mencapai US$1 miliar setiap tahun. Jumlah itu setara dengan 5 persen dari US$20 miliar nilai remitansi diaspora orang Pakistan di seluruh dunia.

“US$20 juta per tahun itu sangatlah penting dalam sudut pandang stabilitas ekonomi makro dan pertanda positif untuk menunjang kesejahteraan keluarga di kampung halaman. Angka itu menyumbangkan sekitar 6 persen kepada Produk Domestik Bruto Pakistan atau setara dengan 50 persen defisit perdagangan nasional selama 2017-2018,” kata Gubernur Bank Sentral Pakistan.

Konglomerasi Tiongkok Alibaba memang sejak lama diketahui meneliti dan mengembangkan sendiri teknologi blockchain agar bisa menggenjot tentakel bisnis pengiriman uangnya. Perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma kini sudah mengantongi 90 paten teknologi blockchain. Alibaba menempati peringkat pertama dunia di antara perusahaan dan organisasi yang lain di dunia, berdasarkan riset iPR Daily. Jikalau dengan hitungan “matematika polos” terhitung sejak ditemukannya teknologi blockchain oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008, maka Alibaba mematenkan karyanya satu setiap tahun. [ccn.com/vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait