Ini Hasil Penelitian Pakar Soal Pump and Dump

Dua periset asal Inggris menggunakan machine learning untuk melacak dan menganalisis penipuan pump and dump di pasar kripto, CryptoGlobe melansir, Minggu (09/12). Dengan mendeteksi aktivitas pembelian yang janggal, algoritma tersebut berhasil mengidentifikasi lima koin yang melambung lebih dari 100 persen.

Pump and dump merupakan salah satu “penyakit” paling berbahaya di pasar kripto, yaitu ketika harga sebuah kripto “digoreng” (pump) hingga melambung tinggi kemudian “dibuang” (dump) sampai harganya kembali ke titik sebelum pump. Mengingat ada lebih dari dua ribu uang kripto di pasar, para penipu memiliki pilihan sasarana yang banyak untuk melakukan pump and dump.

Beginilah cara kerja sebuah penipuan pump and dump. Pertama, para pelaku memilih sebuah kripto yang tidak banyak dikenal. Lebih kecil lebih baik, sebab butuh dana yang besar kripto untuk menggerakkan harga kripto yang besar. Kripto dengan volume rendah lebih mudah dimanipulasi.

Setelah itu, para pelaku perlahan-lahan menimbun kripto pilihan mereka, sehingga mereka punya posisi sebelum orang lain. Kemudian mereka memberitahu para pengikut mereka tentang tanggal dan waktu pump and dump, agar mereka semua siap. Saat waktunya tiba, para pelaku mengumumkan kripto yang akan digoreng termasuk target harga puncaknya.

Harga kripto tersebut melonjak tinggi, dan para spekulator ikut menumpang di gelombang peningkatan harga tersebut. Biasanya, harga yang naik tinggi diikuti harga yang longsor dan kembali ke harga sebelum pump, sehingga banyak investor yang “nyangkut.” Siklus ini terjadi dalam hitungan menit.

Pump and dump adalah bentuk insider trading (perdagangan orang dalam). Skema penipuan tersebut sudah ada sejak lama di semua pasar, tetapi akibat likuiditas kripto yang rendah serta akses yang mudah, pump and dump lebih merebak di pasar kripto.

Demi melawan penyakit tersebut, dua periset Inggris bertekad mencari tahu cara kerja pump and dump serta apakah bisa diidentifikasi dini. Jiahua Xu dan Benjamin Livshits dari Imperial College London menulis makalah berjudul “Anatomi Skema Pump and Dump Uang Kripto.” Dalam makalah itu, mereka menggunakan machine learning untuk mengidentifikasi penipuan pump and dump sebelum terjadi.

Untuk memelajari pump and dump, para periset menganalisis kasus-kasus yang telah terjadi untuk menemukan tren. Xu and Livshits berkata, rata-rata ada dua penipuan pump and dump yang terjadi setiap hari dan melibatkan sekitar US$7 juta volume perdagangan setiap bulan.

Setelah mengumpulkan data, mereka menemukan volume pembelian janggal sering terjadi sebelum harga melambung sebagai indikasi bahwa para pelaku sedang membeli. Oleh karena itu, periset tersebut menciptakan algoritma machine learning yang mampu mendeteksi volume pembelian janggal sebagai indikator akan terjadi pump.

Xu dan Livshits menguji algoritma mereka, dan berhasil. Program tersebut mengidentifikasi enam kripto yang akan pump. Dari keenam tersangka tersebut, lima melonjak lebih dari 100 persen tetapi satu tidak. Kendati demikian, lima dari enam adalah persentase keberhasilan yang bagus, sehingga eksperimen tersebut dianggap sukses.

Dampak pump and dump sangat parah tahun ini hingga Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka AS (CFTC) menerbitkan peringatan tentang pump and dump kripto dan bahkan menawarkan imbalan bagi pihak yang dapat melaporkan orang yang mengatur pump and dump.

Awal tahun ini, CryptoGlobe melaporkan sejumlah influencer media sosial yang terlibat skema pump and dump kripto. Mereka dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan AS (SEC) dan FBI oleh komunitas kripto setelah diekspos oleh seorang pengguna platform media sosial blockchain Steemit. [ed]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait