Kalau dulu gabungan antara blockchain dan kecerdasan buatan (AI) cuma terdengar di forum-forum niche, sekarang kolaborasi itu resmi diakui sebagai satu sektor baru oleh Grayscale.
Perusahaan manajemen aset kripto asal AS ini baru saja merilis laporan resmi yang memperkenalkan “Artificial Intelligence Crypto Sector,” lengkap dengan daftar 20 proyek yang dianggap paling layak mewakili tren tersebut.
Laporan ini bukan cuma soal klasifikasi, tapi juga sinyal bahwa kolaborasi antara AI dan kripto sudah masuk babak baru, serta potensinya tidak bisa dianggap remeh.
Kapitalisasi Pasar Kripto AI Meroket, Ketertarikan Melejit
Menurut data yang dirilis per 26 Mei 2025, nilai gabungan dari 20 token dalam sektor AI telah mencapai lebih dari US$21 miliar. Padahal di awal 2023, nilainya bahkan belum menyentuh US$5 miliar.
Lonjakan tersebut bukan hanya soal hype, tapi mencerminkan tumbuhnya kepercayaan bahwa teknologi AI yang dibangun secara terbuka, transparan dan terdesentralisasi bisa menjadi solusi atas kekhawatiran yang selama ini muncul terhadap dominasi raksasa-raksasa teknologi seperti OpenAI, Google, atau Microsoft.
Dari Platform Hingga Agen Cerdas, Proyeknya Bervariasi
Ke-20 proyek yang dipilih oleh Grayscale datang dari berbagai pendekatan teknologi. Bittensor misalnya, menghadirkan jaringan terbuka untuk pelatihan dan pembagian model AI, memungkinkan siapa pun dari berbagai penjuru dunia untuk berkontribusi tanpa harus bergantung pada satu lembaga pusat.
Di sisi lain, Near Protocol tetap menjalankan perannya sebagai blockchain berperforma tinggi, namun kini semakin terbuka terhadap pengembangan aplikasi-aplikasi AI yang bisa dijalankan langsung di atas jaringannya.
Render juga menjadi sorotan karena menyediakan solusi rendering berbasis GPU yang sangat dibutuhkan dalam pemrosesan AI, namun dengan pendekatan terdesentralisasi yang membuatnya lebih efisien dan inklusif.
Sementara itu, Fetch.ai membangun sistem agen digital yang dapat mengambil keputusan secara otonom, menciptakan jaringan interaksi pintar antar mesin yang tidak membutuhkan kontrol manusia terus-menerus.
Worldcoin, meski sempat menuai kontroversi karena pendekatan biometriknya, tetap menarik perhatian karena mencoba menyatukan identitas digital dan AI dalam ekosistem kripto.
Proyek-proyek lain seperti Virtuals dan Story Protocol menawarkan pendekatan kreatif dalam interaksi pengguna dan konten. Theta Network dan Grass membangun fondasi infrastruktur untuk mendukung penyimpanan dan distribusi data besar yang diperlukan oleh AI.
Lalu ada AIOZ Network dan Aethir, yang menyuguhkan layanan cloud dan jaringan node sebagai tempat pemrosesan AI secara terbuka.
Kaito juga mulai dikenal sebagai penyaji data berbasis AI yang fokus pada pengolahan informasi publik dalam bentuk yang bisa dibaca mesin, sementara Arkham Intelligence memperkuat perannya dalam pelacakan dan pengelolaan data blockchain dengan pendekatan cerdas.
Masuk lebih dalam, ElizaOS mencoba menyentuh pengalaman pengguna berbasis AI dalam ekosistem digital, sedangkan Golem dan Livepeer memperluas fungsi komputasi terdistribusi mereka agar sesuai dengan kebutuhan model pembelajaran mesin.
Di sisi lain, nama-nama seperti aixbt, io.net dan Venice.AI memperlihatkan bahwa ada banyak pendekatan yang bisa diambil untuk menggabungkan AI dan kripto, dari optimalisasi performa jaringan hingga streaming berbasis kecerdasan.
Akash pun tidak ketinggalan, menawarkan platform komputasi awan terdesentralisasi yang sudah mulai banyak digunakan untuk proyek AI berskala menengah.
Meskipun belum semua dari 20 kripto AI ini dikenal luas di kalangan pengguna kripto umum, namun keberadaan mereka di daftar resmi Grayscale menandakan satu hal, arah pengembangan industri ini mulai berubah.
Semakin Ramai, Semakin Perlu Diperhatikan
Bagi banyak investor, perkembangan ini bisa terasa seperti peluang emas. Namun demikian, penting untuk tetap realistis. Banyak dari proyek ini masih berada dalam tahap awal pengembangan dan belum tentu berhasil menjangkau pengguna mainstream.
Tapi jika melihat arah pasar dan keputusan institusi seperti Grayscale, sangat jelas bahwa dunia blockchain dan AI sedang berusaha saling menemukan tempat yang nyaman di satu ekosistem yang sama.
Sektor ini bisa saja menjadi cikal bakal “App Store”-nya dunia AI terbuka. Atau bisa juga seperti masa awal internet, penuh eksperimen, penuh kegagalan, tapi menyimpan potensi luar biasa bagi mereka yang mampu membaca arah angin lebih awal.
Dan di sinilah letak keunikannya. Ketika kecerdasan buatan disatukan dengan teknologi yang menjunjung keterbukaan dan keterdesentralisasian, kita tidak lagi berbicara soal alat. Kita sedang membangun sistem baru yang, siapa tahu, bisa menentukan masa depan cara manusia berinteraksi dengan mesin. [st]