2025 Bakal Panas untuk Kripto AI, Siap-siap Panen Cuan

AI dan kripto mungkin selama ini dianggap sebagai dua dunia yang terpisah. Namun, di tahun 2025, keduanya tampaknya akan menyatu dalam sebuah potensi ledakan inovasi dan ekonomi yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Menurut analis dan influncer kripto Lark Davis, sinergi antara kecerdasan buatan (AI) dan blockchain kini bukan sekadar wacana futuristik, tetapi sudah mulai mengambil bentuk yang nyata.

Pasar AI Global Meledak, Tapi Kripto Belum Tersentuh

Nilai pasar AI global diperkirakan akan menembus US$1,8 triliun pada tahun 2030. Ini bukan sekadar angka fantasi. Pada 2024 saja, industri ini telah mencapai kisaran US$390 miliar, hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Dengan proyeksi pertumbuhan tahunan gabungan sekitar 35 persen, jelas AI sedang dalam lintasan cepat menuju dominasi industri global. Namun demikian, sebagian besar dari nilai pasar ini belum mengalir ke ranah kripto.

“Interaksi AI dan kripto masih sangat kecil, tetapi potensinya luar biasa besar,” ujar Lark Davis.

Ia menilai bahwa tahun 2025 bisa menjadi momen ketika hype berubah menjadi infrastruktur nyata, mulai dari model AI yang bisa dimiliki, dilatih, hingga dimonetisasi secara on-chain.

Theta: Infrastruktur Lama, Solusi Baru

Salah satu proyek yang disebut layak diperhatikan adalah Theta. Walau bukan pemain baru, Theta telah membangun pondasi kuat untuk mendukung kebutuhan komputasi besar yang dibutuhkan oleh AI.

Platform mereka, EdgeCloud, memungkinkan pemrosesan video berbasis AI, edge rendering, hingga caching pintar, semuanya berlangsung di atas jaringan terdesentralisasi.

Menariknya, teknologi mereka kini digunakan oleh berbagai institusi besar, termasuk tim NBA Houston Rockets dan klub sepak bola San Jose Earthquakes.

Bahkan Stanford University juga mulai memanfaatkan infrastruktur Theta dalam penelitian Large Language Models (LLM).

“Theta bukan kripto AI yang sekadar narasi. Mereka benar-benar bangun dari bawah,” ujar Davis.

ZeroG: Sistem Operasi AI untuk Dunia Web3

Di sisi lain, ZeroG Labs hadir dengan pendekatan berbeda. Proyek ini masih dalam tahap pra-peluncuran, namun Davis menyebutnya sebagai “sistem operasi AI untuk Web3.” Alih-alih hanya membangun satu aplikasi, ZeroG menciptakan fondasi di mana berbagai agen AI dan aplikasi bisa tumbuh secara asli dalam ekosistem blockchain.

Didukung oleh investor besar seperti OKX Ventures, Samsung Next dan Animoca Brands, tim ZeroG beranggotakan para veteran dari Microsoft dan Google. Fokus mereka? Menjadi alternatif desentralisasi terhadap dominasi perusahaan besar seperti OpenAI dan Anthropic.

AI Agent: Risiko Besar, Peluang Lebih Besar

Istilah “AI agent” mungkin terdengar teknis, tapi esensinya sederhana, ini adalah entitas AI yang bisa beroperasi secara mandiri di atas blockchain. Beberapa agen bahkan bisa menjalankan portofolio DeFi, mengelola toko digital, hingga memberi suara dalam sistem tata kelola.

Contohnya adalah proyek Virtuals Protocol di jaringan Base. Agen dari Virtuals telah membuktikan kemampuannya dengan mencetak return yang mengesankan.

AI agent bisa jadi seperti memecoin, tapi dengan otak,” ujar Davis.

Sementara itu, proyek seperti PAL AI menunjukkan bahwa AI agent tak hanya bisa hidup di dunia kripto, tetapi juga menyentuh sektor dunia nyata.

PAL AI, yang awalnya hadir sebagai chatbot untuk komunitas kripto, kini berevolusi menjadi platform AI perusahaan yang didukung infrastruktur IBM. Mereka digunakan oleh berbagai aplikasi wellness, merek mewah, hingga jaringan seperti TON dan Base.

Tentu saja, ruang ini penuh risiko. Banyak proyek AI yang naik ke valuasi US$1 miliar hanya untuk jatuh kembali ke nol. Namun di balik volatilitas itu, terdapat peluang untuk menjadi bagian dari transformasi internet berikutnya.

“Pertanyaannya bukan lagi apakah AI agent akan jadi arus utama, tapi apakah Anda memahami mereka cukup dini untuk ikut dalam lonjakan tersebut,” ujar Lark Davis. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait