Harga BTC terus menunjukkan tren positif sepanjang paruh pertama 2025. Setelah mencetak all-time high (ATH) baru, semakin banyak analis dan pelaku pasar yang meyakini bahwa prediksi Bitcoin mencapai US$200.000 bukan lagi sekadar mimpi.
Beberapa faktor fundamental dan juga makroekonomi semakin memperkuat keyakinan tersebut. Berikut adalah tiga katalis utama yang bisa mendorong lonjakan harga BTC menuju level US$200.000.
1. Gelombang Adopsi dari Perusahaan Besar
Salah satu pendorong utama lonjakan harga Bitcoin adalah meningkatnya minat institusional. Sejak awal 2025, sejumlah perusahaan besar dari AS, Eropa, hingga Jepang mulai menambahkan Bitcoin ke dalam neraca keuangan mereka.
Langkah ini diambil sebagai strategi lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi global. Kehadiran institusi besar tidak hanya menjadi simbol dukungan terhadap aset kripto, tapi juga menciptakan tekanan beli yang nyata dan signifikan di pasar.
Institusi Kuasai 31 Persen Bitcoin, Desentralisasi Terancam?
Permintaan dalam skala besar dari berbagai perusahaan tersebut pada akhirnya mulai membentuk tren baru di pasar, di mana Bitcoin diperlakukan sebagai aset strategis jangka panjang.
2. Pasokan yang Kian Menipis
Fenomena kelangkaan Bitcoin semakin terasa, terutama setelah laporan terbaru menunjukkan bahwa penambang kini hanya melepas sekitar 500 BTC per hari ke pasar. Jumlah ini tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan lonjakan permintaan dari institusi dan investor ritel.
Di tengah permintaan yang terus meningkat, pasokan BTC di pasar justru makin menyusut. Ketidakseimbangan ini menciptakan tekanan alami terhadap harga, sesuai hukum ekonomi klasik: ketika permintaan melebihi penawaran, harga cenderung naik.
Dengan kondisi tersebut, harga Bitcoin berpeluang besar menembus level US$200.000 pada tahun 2025 ini. Kelangkaan pasokan yang dibarengi dengan lonjakan permintaan BTC menjadi fondasi kuat bagi reli berikutnya.
3. Narasi “Digital Gold” Semakin Kuat
Tak bisa dipungkiri, persepsi terhadap Bitcoin telah mengalami perubahan besar. Kini, semakin banyak pihak yang memandangnya sebagai “emas digital”—sebuah aset lindung nilai jangka panjang yang mampu bertahan di tengah gejolak pasar global.
Institusi, dana pensiun, hingga pemerintah mulai mempertimbangkan aset kripto sebagai bagian dari cadangan devisa mereka. Ini menunjukkan adanya kepercayaan yang tumbuh terhadap stabilitas dan potensi jangka panjang aset kripto ini.
Era Baru Kripto Dimulai! Ini Kata CEO Binance soal Arah Selanjutnya
Narasi baru ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset yang tidak hanya spekulatif, tetapi juga fungsional dan strategis. Dengan landasan kepercayaan yang semakin kuat, bukan hal yang mustahil jika Bitcoin menembus US$200.000 sebelum 2025 berakhir.
Dengan kombinasi tiga faktor utama—lonjakan permintaan institusional, kelangkaan pasokan, dan penguatan narasi sebagai aset lindung nilai—Bitcoin kini berada di jalur bullish yang solid. Bagi para investor, tinggal menunggu waktu sebelum lonjakan besar berikutnya terjadi. [dp]