3 Sinyal Beli BTC dari Para Ahli

Sejumlah ahli menafsirkan adanya sinyal beli BTC berdasarkan sejumlah data terkini, imbas dinamika pasar aset kripto yang sedang lemas.

Ketika artikel ini ditulis pada Jumat malam, harga BTC berada di kisaran US$59 ribu, terpental 2,34 persen dalam 24 jam terakhir dan 4,5 persen dalam sepekan, usai terkoreksi hebat sejak 28 Agustus 2024 lalu dari US$61.900.

Kendati begitu, sejumlah ahli menafsirkan adanya sinyal beli BTC berasaskan beberapa data paling anyar, ketika nilai pasar aset kripto bergerak turun di kisaran US$2,09 triliun.

Sinyal Beli BTC, Pemain Besar Serok di Kala Murah

Gambaran pertama datang dari Ali Martinez yang menafsirkan data on-chain BTC dari Santiment. Disebutkan bahwa semakin banyak penarikan BTC dari sejumlah crypto exhange besar, yang menandakan gairah jual berpotensi semakin kecil.

“Sepertinya sejumlah pemain besar membeli Bitcoin di kala murah seperti sekarang. Berdasarkan data on-chain dari Santiment sebanyak 40 ribu BTC keluar dari crypto exchange dalam 48 jam terakhir. Ini setara dengan US$2,40 miliar,” sebutnya di X, Jumat, 30 Agustus 2024.

sinyal beli btc

Pendapat Martinez menunjukkan bahwa sejumlah besar Bitcoin telah dipindahkan dari bursa, yang biasanya berarti bahwa para investor atau institusi besar membeli Bitcoin dalam jumlah besar dan menyimpannya di luar bursa. Namun, demikian ada kemungkinan lain, yakni trader hendak melakukan arbitrase untuk membukukan keuntungan.

Selain itu lonjakan arus keluar ini sering kali menunjukkan bahwa para investor besar atau institusi tidak berniat menjual Bitcoin dalam waktu dekat dan cenderung percaya bahwa harga Bitcoin akan meningkat di masa depan. Dengan kata lain, data ini menunjukkan bahwa para pemain besar di pasar menggunakan penurunan harga sebagai kesempatan untuk membeli dan menyimpan Bitcoin. Dan terhadap pelaku pasar lebih luas, pendapat para ahli bisa dianggap sebagai sinyal beli BTC berikutnya.

Bitcoin Hash Price Turun, Indikasi Peluang Beli

Hal senada datang dari analis Woominkyu, berdasarkan relasi pergerakan harga Bitcoin dengan Bitcoin Hash Price. Ia berpendapat, ketika saat ini Bitcoin Hash Price turun di rekor terendahnya dan secara historis selaras dengan penurunan harga BTC, lalu berlanjut ke bull run. Ia pun berkesimpulan ini adalah sinyal beli BTC.

“Data terkini menunjukkan Bitcoin Hash Price berada di tingkat terendah yang seringkali selaras dengan penurunan harga Bitcoin yang lebih rendah. Secara historis ini adalah peluang beli di kala harga murah,” tuturnya di X.

sinyal beli BTC

Bitcoin Hash Price adalah ukuran biaya yang diperlukan untuk menambang Bitcoin, yang menggambarkan tingkat kesulitan dan biaya operasional dalam proses penambangan. Dalam konteks Bitcoin, Bitcoin Hash Price sering kali mengacu pada nilai yang dibayar untuk mendapatkan unit hashing power, yaitu kekuatan komputasi yang digunakan untuk memproses transaksi dan menyelesaikan block di blockchain Bitcoin.

Ketika Bitcoin Hash Price tinggi, ini berarti biaya untuk menambang Bitcoin relatif mahal, karena tingkat kesulitan penambangan yang tinggi dan persaingan yang ketat di antara penambang. Sebaliknya, ketika Bitcoin Hash Price rendah, biaya untuk menambang Bitcoin menurun, yang bisa disebabkan oleh penurunan tingkat kesulitan atau penurunan biaya operasional.

Mayor Militer AS Sarankan Negeri Paman Sam Menambang Bitcoin, untuk Apa?

Bitcoin Hash Price yang rendah sering kali bertepatan dengan penurunan harga Bitcoin itu sendiri, karena penurunan harga Bitcoin dapat mengurangi keuntungan dari penambangan, yang pada gilirannya memengaruhi biaya dan minat penambang. Oleh karena itu, Bitcoin Hash Price dapat digunakan sebagai penanda untuk menilai apakah saat ini adalah waktu yang baik untuk membeli Bitcoin, dengan asumsi bahwa titik-titik rendah dalam Bitcoin Hash Price sering kali berfungsi sebagai sinyal untuk membeli Bitcoin pada harga yang lebih rendah.

Investor Retail Bitcoin Bisa Masuk di Atas US$70 Ribu

Sinyal beli BTC lainnya berdasarkan rasio Exchange Inflow/Outflow. Ini ditafsirkan oleh Axel, analis popular di X. Ia memfokuskan pada data bahwa whale BTC sedang melakukan pembelian besar-besaran. Namun ia berpendapat pemain retail justru akan masuk ketika BTC menyentuh di atas US$70 ribu.

“Nilai rata-rata rasio Exchange Inflow/Outflow mengindikasikan adanya beli kuat. Ini terjadi 6 kali dalam 10 tahun terakhir. Investor retail tentu saja belum bereaksi, mereka mungkin akan masuk ketika harga di atas US$70 ribu,” tulisnya.

sinyal beli btc

Itu menyiratkan bahwa rasio rata-rata arus masuk dan keluar dari bursa menunjukkan adanya tekanan beli yang kuat di pasar Bitcoin. Rasio ini mengukur perbandingan antara jumlah Bitcoin yang masuk ke bursa dengan jumlah yang keluar dari bursa. Ketika rasio ini menunjukkan tekanan beli yang tinggi, ini berarti ada lebih banyak Bitcoin yang keluar dari bursa dibandingkan yang masuk, mengindikasikan bahwa investor cenderung membeli dan menyimpan Bitcoin daripada menjualnya.

Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa ini adalah kali keenam dalam sepuluh tahun terakhir rasio ini menunjukkan tekanan beli yang kuat, menandakan bahwa fenomena ini tidak jarang dan mungkin merupakan pola yang dapat diandalkan untuk analisis pasar.

Bahwa investor ritel—yang biasanya adalah investor kecil atau individu—cenderung tidak akan merespons tekanan beli ini sampai harga Bitcoin mencapai level yang lebih tinggi, seperti US$70.000. Ini menunjukkan bahwa investor ritel sering kali masuk ke pasar hanya setelah harga Bitcoin naik signifikan, sementara tekanan beli yang kuat mungkin belum memeengaruhi keputusan mereka untuk berinvestasi pada tahap ini.

Sejumlah ahli menilai data terkini sebagai sinyal beli BTC, meski harganya turun. Indikator utama adalah peningkatan penarikan BTC dari bursa dan Bitcoin Hash Price rendah. Sinyal ini mengindikasikan adanya sinyal beli BTC bagi pemain besar, meski investor retail mungkin baru akan masuk saat harga naik lebih tinggi.

Ramalan US$100 Ribu untuk Bitcoin

Sebelumnya, prediksi terbaru untuk Bitcoin (BTC) menunjukkan potensi kenaikan hingga US$100 ribu berdasarkan analisis Elliot Wave. Seorang analis di Tradingview percaya bahwa saat ini adalah kesempatan terakhir untuk membeli sebelum harga BTC melonjak.

Pada 5 Agustus 2024, support level di US$49 ribu tercapai, yang menandai awal dari pola “Double Zigzag.” Analisis ini didasarkan pada teori Elliot Wave, yang mengelompokkan pergerakan pasar menjadi gelombang impulsif dan korektif.

prediksi BTC

Pola “Double Zigzag,” yang terdiri dari dua zigzag berturut-turut, menunjukkan bahwa koreksi telah selesai dan tren naik akan berlanjut.

Proyeksi ini diperkuat oleh indikator teknikal seperti RSI dan MACD, yang menunjukkan momentum bullish yang kuat.

Secara khusus, analis Dan Gambardello dalam video terkininya mengarahkan pelaku pasar memperhatikan rata-rata pergerakan (MA) 20 minggu, yang ia gambarkan sebagai penanda signifikan yang secara historis dalam membedakan antara pasar bullish dan bearish.

Ia menunjukkan bahwa kegagalan untuk mempertahankan level di atas rata-rata pergerakan itu sering kali mendahului tren bearish, sementara support pada atau di atas garis ini dapat menandakan kondisi bullish.

“Kegagalan untuk berada di atas rata-rata pergerakan 20 minggu adalah sesuatu yang sering terjadi pada Bitcoin ketika memasuki pasar bearish,” ujarnya.

Pantauan terkini pada grafik BTC mingguan, MA-20 berada di kisaran US$61.543 dengan harga BTC saat ini berada di bawahnya, yakni US$58.281. Terakhir BTC berada terendah di bawah level itu, pada 5 Agustus 2024, di kisaran US$49.861.

Re-Accumulation BTC

Sinyal beli BTC tambahan juga dikumandangkan oleh analis popular di X, Moustache (@el_crypto_prof). Ia mengatakan, Bitcoin saat ini berada dalam posisi yang serupa dengan tahun 2012, 2016, dan 2020, di mana peluang besar untuk mengakumulasi kembali muncul sebelum gelombang berikutnya dimulai.

Kendati demikian ia mengaku mungkin tidak terasa seperti itu sekarang, namun pada bulan-bulan mendatang akan sangat menarik dan berpotensi membawa keuntungan besar. Untuk memperkuat argumennya, ia menggunakan Indikator Puell Multiple menunjukkan bahwa ini adalah kesempatan terbaik setelah 2022 untuk kembali mengakumulasi Bitcoin. Dengan potensi lonjakan harga yang akan datang, ini adalah momen yang penting bagi para investor untuk memperhatikan dan mempersiapkan strategi investasi mereka, sebutnya.

“Ini adalah kesempatan terbaik kedua setelah tahun 2022 untuk mengakumulasi kembali sebelum gelombang berikutnya dimulai. BTC berada pada posisi yang sama seperti pada tahun 2012, 2016, dan 2020. Meskipun mungkin tidak terasa seperti itu, saya pikir kita akan menghadapi beberapa bulan yang sangat menarik di depan,” tulisnya. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait