Pasar kripto global tengah berada dalam tekanan besar pekan ini. Kapitalisasi pasar kripto tercatat merosot 3,1 persen ke kisaran US$3,76 triliun.
Hampir seluruh aset kripto dalam 10 besar, kecuali stablecoin USDT dan USDC, mengalami penurunan serentak. Kondisi ini dipicu oleh sejumlah faktor yang membuat investor panik melakukan aksi jual.
Menurut analis pasar kripto Ash Crypto, ada empat alasan utama yang menyebabkan koreksi tajam ini, mulai dari kedaluwarsa kontrak derivatif, ancaman politik di AS, hingga faktor teknis dalam perdagangan aset digital.
“Saya pikir ini adalah skenario sempurna yang dimainkan oleh whale untuk membuat orang panik menjual aset mereka sebelum reli kuartal ke-4,” ujar analis tersebut.
Kedaluwarsa Opsi Bernilai Miliaran Dolar AS
Faktor pertama datang dari kedaluwarsa kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum. Data menunjukkan kontrak senilai US$23 miliar akan berakhir pada Jumat ini. Periode kedaluwarsa kuartalan semacam itu biasanya memicu lonjakan volatilitas.
Dalam kontrak opsi, terdapat harga yang disebut “max pain” atau level yang menguntungkan sebagian besar penjual opsi.
Untuk Bitcoin, level itu berada di US$110.000, sementara untuk Ethereum di US$3.700. Ash Crypto menilai para whale cenderung mengarahkan harga ke level tersebut, sehingga menambah tekanan jual di pasar.
Risiko Shutdown Pemerintah AS
Selain faktor teknis, ketidakpastian politik juga memberi pengaruh besar. Kemungkinan terjadinya penghentian operasional pemerintah AS pada 1 Oktober diperkirakan mencapai 67 persen.
Sejarah menunjukkan bahwa setiap kali terjadi government shutdown, pasar finansial cenderung terkoreksi. Kekhawatiran investor meningkat karena kondisi ini berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi jangka pendek, termasuk pasar aset digital yang sangat sensitif terhadap sentimen global.
Data Ekonomi Kuat Menekan Harapan Pemangkasan Suku Bunga
Faktor ketiga adalah rilis data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan. Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua direvisi menjadi 3,8 persen, lebih tinggi dari proyeksi awal sebesar 3,3 persen.
Bagi pasar, data ini dinilai bullish untuk jangka panjang. Namun, dalam jangka pendek, hasil tersebut menurunkan ekspektasi bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga. Harapan terhadap pelonggaran kebijakan moneter yang melemah akhirnya menekan pergerakan aset berisiko, termasuk kripto.
Leverage Berlebihan Jadi Pemicu Crypto Tumbang
Faktor keempat yang memperparah koreksi adalah tingginya posisi leverage di kalangan investor ritel. Dalam sepekan terakhir, hype terhadap perdagangan perpetual di DEX membuat banyak trader membuka posisi dengan leverage tinggi.
Pada puncaknya, open interest altcoin hampir dua kali lipat dari Bitcoin. Situasi ini berujung pada gelombang likuidasi massal. Posisi-posisi berisiko tinggi tersebut terpaksa ditutup secara otomatis ketika harga bergerak berlawanan, sehingga mempercepat tekanan jual di pasar kripto.
Empat faktor tersebut membuat pasar kripto jatuh serentak dalam beberapa hari terakhir. Aksi jual yang dipicu kepanikan investor ritel semakin menegaskan dominasi whale dalam mengendalikan arah harga.
Ash Crypto menilai pergerakan ini tidak lepas dari strategi besar pelaku pasar besar yang memanfaatkan sentimen negatif. Mereka memulai September dengan menguatkan harga agar investor percaya tren bullish berlanjut, lalu menekan harga di akhir bulan agar pasar panik.
Dengan kapitalisasi pasar kripto yang sudah menyusut 3,1 persen ke US$3,76 triliun, pelaku pasar kini menunggu apakah skenario yang disebut Ash Crypto sebagai “setup sempurna” ini akan benar-benar membuka jalan bagi reli di kuartal ke-4. Mari kita saksikan. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.