Pasar kripto saat ini sedang mengalami tekanan yang cukup besar, dengan beberapa katalis positif yang sebelumnya diharapkan dapat memberikan dorongan, seperti cadangan strategis AS, ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan ke pasar Bitcoin dan altcoin di kuartal pertama tahun 2025.
Hal ini membuat banyak investor bertanya-tanya mengenai arah pasar ke depan. Namun, bagi mereka yang mengikuti strategi investor institusional, ada satu prinsip utama yang tetap relevan, yakni fokus pada aset yang memiliki fundamental kuat.
Dalam kondisi seperti ini, altcoin dari jajaran 50 besar menjadi pilihan yang lebih aman dibandingkan proyek kecil yang likuiditasnya lebih rentan.
Di tengah kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, Altcoin Buzz melalui kanal YouTube mereka menyebutkan empat altcoin yang dianggap memiliki potensi besar untuk kuartal kedua 2025.
Altcoin ini bukan hanya proyek spekulatif, melainkan memiliki ekosistem yang telah teruji serta dukungan komunitas yang kuat.
4 Altcoin yang Siap Melejit di Q2 2025Â
1. Bitcoin (BTC) Tetap Jadi Fondasi
Sebelum membahas altcoin yang potensial, kita perlu menyadari kripto yang paling menjanjikan di masa apa pun, yakni Bitcoin. BTC telah mengalami beberapa siklus pasar, termasuk empat bear market besar, namun selalu kembali mencetak rekor tertinggi.
Setiap kali pasar kripto menghadapi gejolak, ada spekulasi bahwa Bitcoin akan mati, namun kenyataannya fundamental BTC tetap kokoh.
Seperti yang disampaikan oleh Altcoin Buzz, proyek yang telah melewati beberapa siklus pasar dan memiliki adopsi nyata lebih mungkin bertahan dalam jangka panjang. Ini berlaku tidak hanya untuk Bitcoin, tetapi juga altcoin dari jajaran 50 besar yang telah terbukti memiliki ekosistem yang kuat dan pragmatis.
Dengan fundamental yang tidak berubah, pasar saat ini justru memberikan kesempatan bagi investor untuk mengakumulasi aset berkualitas dengan harga lebih rendah.
2. Ondo Finance (ONDO) dan Masa Depan Tokenisasi Aset
Salah satu sektor yang berkembang pesat dalam dunia kripto adalah tokenisasi aset dunia nyata (RWA), dan Ondo Finance berada di garis depan inovasi ini. Dengan teknologi yang menghubungkan sistem keuangan tradisional ke blockchain, Ondo telah menarik perhatian institusi besar seperti BlackRock dan Panta Capital.
Ondo memiliki beberapa keunggulan utama, termasuk permintaan tinggi untuk produk mereka, perkembangan inovatif seperti Ondo Chain, serta peran penting dalam peningkatan nilai total obligasi AS yang ditokenisasi, yang kini telah melampaui US$4 miliar.
Selain itu, stablecoin USDY dari Ondo juga mengalami ekspansi ke berbagai blockchain, memperkuat posisinya dalam ekosistem DeFi.
Yang membuat Ondo semakin menarik adalah peran mereka dalam membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk adopsi RWA dalam skala institusional. Dengan rencana peluncuran Ondo Chain, mereka menghadirkan kombinasi antara keunggulan blockchain publik dan permissioned network.
Dengan kata lain, Ondo bukan hanya menciptakan aset tokenisasi, tetapi juga membangun fondasi bagi institusi untuk masuk ke dunia kripto dengan kepercayaan diri yang lebih tinggi.
3. Bittensor (TAO): Inovasi AI yang Terdesentralisasi
Sektor kecerdasan buatan (AI) semakin menjadi pusat perhatian di dunia kripto, dan Bittensor hadir dengan pendekatan unik. Platform ini berfungsi sebagai pasar AI yang terdesentralisasi, tanpa izin, serta memberikan insentif bagi kontributornya.
Model ekonominya mirip dengan Bitcoin, dengan mekanisme halving yang membuatnya semakin langka seiring waktu.
Bittensor memiliki 64 subnet AI yang masing-masing dirancang untuk tugas-tugas spesifik seperti machine learning, deteksi deepfake dan analisis data berkecepatan tinggi. Dengan model ini, AI dapat berinteraksi, berbagi pengetahuan dan bersaing untuk mendapatkan insentif.
Lebih lanjut lagi, proyek ini telah menarik perhatian institusional besar, seperti Digital Currency Group (DCG), yang telah menginvestasikan lebih dari US$100 juta ke dalam ekosistem Bittensor.
Dengan semakin berkembangnya AI, proyek ini berpotensi menjadi solusi AI terdesentralisasi yang banyak digunakan di masa depan.
4. Solana (SOL): Blockchain dengan Dominasi Pengguna
Meskipun sempat mengalami berbagai tantangan, Solana tetap menjadi salah satu blockchain paling dominan saat ini.
Dengan kecepatan tinggi, biaya transaksi rendah dan skalabilitas yang unggul, Solana kini menguasai sekitar 80 persen dari semua aktivitas blockchain. Bahkan, beberapa proyek NFT dan DeFi terbesar kini mulai berpindah dari Ethereum ke Solana, menandakan adopsi yang semakin luas.
5. Ethereum (ETH): Pemimpin Kontrak Pintar yang Tetap Kuat
Di sisi lain, Ethereum, sebagai pelopor kontrak pintar dan ekosistem DeFi, masih memiliki peran yang sangat penting. Meski performa harga ETH belum memuaskan dalam beberapa bulan terakhir, analis berpendapat bahwa potensi lonjakan harga masih terbuka lebar.
Aktivitas whale yang terus meningkat menunjukkan adanya akumulasi besar-besaran, yang sering kali menjadi indikasi tren bullish di masa mendatang.
Menurut laporan Altcoin Buzz, Ethereum tetap menjadi proyek yang sangat kuat dalam aspek pengembangan ekosistem, aktivitas pengembang dan adopsi institusional. Sebagai aset kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, ETH masih memegang peran kunci dalam infrastruktur blockchain secara keseluruhan.
Dalam kondisi pasar yang sedang mengalami tekanan, investor perlu lebih selektif dalam memilih aset kripto untuk portofolio mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Altcoin Buzz, empat altcoin yang disebutkan di atas memiliki fundamental yang kuat dan ekosistem yang telah terbukti bertahan dalam berbagai siklus pasar.
Dengan pendekatan yang berbasis analisis fundamental dan adopsi jangka panjang, altcoin ini dapat menjadi fondasi yang kokoh bagi investor yang ingin mempersiapkan diri menghadapi kuartal kedua tahun 2025.