Halving ketiga dalam sejarah Bitcoin akan terjadi pada bulan Mei/Juni tahun ini. Pengurangan imbalan bagi para penambang dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC akan berdampak kuat terhadap harga BTC, karena menekan laju pasokan Bitcoin ke dalam pasar. Berikut 4 penyebab Bitcoin akan tembus US$50 ribu pada 2020.
Kendati demikian, menurut Sylvain Saurel, pendiri Inbitcoinwetrust.net, ada beberapa penyebab lain yang, bersama dengan halving, akan menciptakan kondisi sempurna untuk mendorong harga Bitcoin hingga menembus rekor di tahun 2020.
Pertama, ketidakstabilan politik global. Pada awal Januari 2020, Presiden Donald Trump memerintahkan pasukan AS untuk “menetralisir” Jenderal Iran, Soleimani yang berbasis di Irak. Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya Jenderal Soleimani di dekat Baghdad, Irak.
Menyusul berita serangan itu, harga Bitcoin melesat dari US$6,800 menjadi US$7.300. Hal ini menjadi salah satu bukti Bitcoin dipandang sebagai store of value atau alat simpan nilai di seluruh dunia, sebanding dengan emas.
Selain konflik antara AS dan Iran, perang dagang antara Tiongkok dan AS termasuk faktor yang dapat memacu harga Bitcoin. Begitu juga dengan berlanjutnya negosiasi Brexit antara Inggris dan Uni Eropa serta situasi Korea Utara yang memprovokasi Jepang dan AS. Kondisi-kondisi ini mengindikasikan ketidakstabilan politik dunia pada tahun 2020.
Kedua, ketidakstabilan ekonomi global. Sejak krisis ekonomi global tahun 2008, Amerika terus menggenjot mesin ekonomi dengan penurunan suku bunga dan pencetakan uang besar-besaran. Kebijakan tersebut berhasil mendorong ekonomi AS dalam beberapa tahun terakhir.
Kendati demikian, mulai muncul tanda-tanda strategi tersebut tidak bisa dilakukan terus menerus untuk mencegah krisis ekonomi global berikutnya. Ekonomi Tiongkok yang menukik menjadi peringatan pertama akan datangnya krisis.
Dalam beberapa bulan ke depan, kondisi ekonomi negara-negara besar akan berdampak terhadap negara-negara lain. Krisis ekonomi besar berikutnya akan terjadi cepat atau lambat, bahkan bisa terjadi tahun ini menurut Saurel. Krisis tersebut akan menyebabkan banyak orang memindahkan aset ke alat simpan nilai seperti emas dan Bitcoin.
Ketiga, Bitcoin halving. Berdasarkan dua halving sebelumnya pada tahun 2012 dan 2016, dapat dilihat harga Bitcoin meroket naik. Peningkatan harga tersebut terjadi 12 bulan menyusul halving. Jika harga Bitcoin mengikuti perilaku yang mirip, maka bukan tidak mungkin Bitcoin akan mengakhiri tahun 2020 di harga US$50 ribu.
Keempat, hash rate yang meningkat. Hash rate acapkali menjadi pertanda harga Bitcoin akan melonjak di masa depan. Pada awal 2020, hash rate blockchain Bitcoin mencapai rekor baru di angka 120 TH/s.
Hash rate saat ini hampir sepuluh kali lipat dibanding hash rate ketika harga Bitcoin menjadi titik tertinggi senilai US$20 ribu pada akhir 2017. Hal ini menandakan para penambang yakin harga Bitcoin akan menembus rekor baru di tahun 2020.
Tidak ada yang tahu pasti bagaimana masa depan terjadi. Tetapi Saurel meyakini, keempat elemen tersebut akan menciptakan kondisi yang mendorong harga Bitcoin hingga melebihi puncaknya. [medium.com/@swlh/ed]