Dalam perkembangan kasus hukum yang signifikan, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengajukan gugatan terhadap bursa kripto utama Binance, beserta afiliasinya di AS dan Pendirinya, Changpeng Zhao.
SEC telah menyajikan sejumlah bukti, termasuk pesan teks karyawan, kesaksian mantan eksekutif, dan laporan audit, untuk mendukung tuduhan mereka.
5 Fakta Mengejutkan Kasus BinanceÂ
Kasus ini menarik perhatian karena adanya beberapa tuduhan yang tidak lazim yang diajukan oleh lembaga tersebut.
Berikut adalah 5 fakta mengejutkan tentang kasus Binance, dilansir dari Forbes.
Penghindaran Sanksi dan Ketidakpatuhan
Salah satu tuduhan menarik yang diajukan oleh SEC adalah pernyataan Samuel Lim, mantan Kepala Petugas Kepatuhan Binance, yang mengatakan dalam pertukaran pesan teks dengan seorang karyawan lain bahwa dia tidak yakin perusahaan itu bersih.
Lim memberikan contoh bahwa layanan pelanggan Binance mengajarkan pengguna cara menghindari sanksi, menunjukkan potensi ketidakpatuhan terhadap pedoman regulasi.
Pengalihan Aset Klien dan Penggabungan Dana
SEC menduga bahwa antara tahun 2019 dan 2021, Binance dan afiliasi AS-nya, Binance AS, mengalihkan lebih dari US$12 milyar aset klien ke entitas yang dikuasai oleh Zhao.
Jumlah ini melebihi defisit US$8 milyar yang awalnya dilaporkan dalam kasus FTX, bursa kripto besar lain yang mengalami kebangkrutan.
Selain itu, lembaga tersebut menyatakan bahwa jutaan dolar AS dana pelanggan dan perusahaan dicampur dalam akun Merit Peak, sebuah perusahaan perdagangan di Kepulauan Virgin Inggris yang dimiliki oleh Zhao.
Changpeng Zhao membantah tuduhan terkait Binance AS, menegaskan bahwa semua dana pengguna tercatat dan tetap berada di platform Binance AS, hanya dapat ditarik oleh pengguna sendiri.
Kelemahan Audit dan Kurangnya Transparansi
Auditor dari Armanino mengidentifikasi kelemahan yang signifikan dan kelemahan materi dalam pengendalian Binance terhadap operasi Binance AS dan kustodian aset pelanggan.
Laporan audit menunjukkan penggabungan dana pelanggan dan perusahaan, ketergantungan pada perusahaan induk untuk data keuangan.
Selain itu, audit dari FGMK mengungkapkan bahwa Binance AS mengalami kerugian sebesar US$181 juta pada tahun 2022.
Kurangnya Kemandirian Binance AS
Mantan CEO Binance AS, Brian Brooks, yang mengundurkan diri setelah tiga bulan menjabat, menyatakan bahwa menjadi jelas baginya bahwa Zhao adalah CEO BAM Trading, operator Binance AS, bukan dirinya sendiri.
Hal tersebut vertentangan dengan klaim Binance bahwa mereka beroperasi secara independen dari afiliasi AS-nya.
Catherine Coley, CEO pertama Binance AS, juga mengungkapkan bahwa anak perusahaannya tidak benar-benar mandiri, dengan Binance.com yang menekankan pengendalian rekening bank BAM Trading.
Dugaan Wash Trading dan Manipulasi Pasar
Gugatan SEC menuduh Binance AS melakukan wash trading, praktik yang secara buatan meningkatkan volume perdagangan untuk menciptakan tampilan palsu minat pasar.
Lembaga tersebut mengklaim bahwa sebagian besar aktivitas ini dilakukan melalui akun yang terkait dengan Sigma Chain, entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh Zhao.
Dalam diskusi online, karyawan mengakui keterlibatan Sigma Chain dan bahkan menemukan kasus di mana seorang karyawan dapat bertransaksi dengan dirinya sendiri, menimbulkan kekhawatiran tentang manipulasi pasar. [st]