5 Prediksi Bullish Bitcoin Usai Rebut Kembali Hampir US$65 Ribu

Beragam prediksi bullish Bitcoin bermunculan usai kripto itu merebut kembali posisi hampir US$65 ribu pada Sabtu dini hari tadi.

Bitcoin sukses merebut kembali hampir US$65 ribu, lebih tepatnya US$64.996 pada 24 Agustus 2024 pukul 5 dini hari WIB. Itu terjadi usai Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan sinyal lebih kuat, bahwa Bank Sentral AS akan memangkas suku bunga pada tahun ini juga. Proyeksi datang dari TradingEconomics, dengan perlanjutan pemangkasan hingga tahun Juni 2025 menjadi 4 persen.

“Waktunya telah tiba untuk penyesuaian kebijakan. Arah pergerakannya sudah jelas, dan waktu serta kecepatan penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko,” ujar Powell dilansir dari CNBC, dalam pertemuan tahunan Jackson Hole di Wyoming, AS, Jumat (23/8/2024) waktu setempat. Ia mengindikasikan akan dilakukan pemangkasan suku bunga dalam FOMC mendatang, kendati tidak dipastikan kapan akan direalisasikan dan seberapa besar pemotongannya.

Beberapa menit setelah pernyataan itu, harga Bitcoin melonjak cepat ke US$62.312 pada pukul 21.15 WIB dari sebelumnya US$60.948 pada pukul 20.53 WIB, lalu turun cepat ke US$60.817. BTC kemudian melonjak lagi, lalu berpuncak lokal di US$64.996 pada 24 Agustus 2024 pukul 5 dini hari WIB.

prediksi bullish bitcoin

Usai dinamika menarik itu, sejumlah prediksi bullish Bitcoin merebak di dunia maya, dengan sebagian besar semakin optimistis, bahwa BTC akan mencetak harga lebih tinggi lagi, bahkan bisa menyentuh ATH baru pada 2025.

Jerome Powell Kirim Sinyal Kuat Akan Pangkas Suku Bunga

Prediksi Bullish Bitcoin, Bidik US$180 Ribu Berdasarkan Megaphone Pattern

Satu pola grafik prediksi bullish Bitcoin menarik disampaikan oleh pengguna X pada 23 Agustus 2024 lalu. Oleh Jelle, BTC disebutkan membidik US$180 Ribu berdasarkan bullish megaphone pattern.

“Setelah 6 bulan konsolidasi, bullish megaphone pattern ini masih membidik US$180 ribu. Ini menarik, karena bidikan itu bisa saja tercapai pada kuartal ke-4 tahun 2024 ini,” tulisnya di unggahan itu.

Dia menunjuk pada pola bullish megaphone pattern yang terbentuk selama enam bulan terakhir sebagai indikator utama dari potensi target harga ini. Jelle mencatat bahwa target dari pola tersebut tetap utuh, dan dia percaya bahwa kuartal keempat tahun ini dapat membawa Bitcoin lebih dekat ke target tersebut.

Sepintas tak masuk akal, namun secara teknikal, pola ini memuat alasan tertentu. Bullish megaphone pattern, dikenal juga dengan sebutan broadening formation atau inverted triangle, ditandai dengan pergerakan harga yang semakin melebar seiring waktu, menyerupai bentuk corong yang terbuka ke atas seperti bentuk megaphone.

Pola yang dapat digunakan dalam prediksi bullish Bitcoin ini terdiri dari lima titik harga yang signifikan, di mana harga bergerak dalam pola yang melebar. Pola dimulai dari titik pertama yang diikuti oleh harga naik ke titik kedua, kemudian turun lebih rendah ke titik ketiga, naik lebih tinggi lagi ke titik keempat, dan akhirnya turun kembali ke titik kelima yang lebih rendah dari titik ketiga. Setelah mencapai titik kelima, harga cenderung untuk memulai tren naik yang signifikan, menandakan potensi pergerakan bullish.

prediksi bullish bitcoin

Pola prediksi bullish Bitcoin ini muncul lazimnya karena adanya ketidakpastian di pasar, di mana para pelaku pasar belum mencapai kesepakatan yang jelas mengenai arah pergerakan harga. Seiring dengan berjalannya waktu, volatilitas meningkat, yang menyebabkan pergerakan harga semakin melebar. Ketika pola ini terkonfirmasi, yaitu saat harga menembus garis resistance yang terbentuk dari titik-titik puncak sebelumnya, hal ini dapat dianggap sebagai sinyal kuat bahwa pasar akan bergerak ke arah bullish.

Salah satu ciri utama dari bullish megaphone pattern adalah kemunculannya di akhir tren turun atau dalam fase konsolidasi, yang memberikan sinyal bahwa pasar siap untuk berbalik arah ke tren naik. Namun, penting bagi para trader untuk mengonfirmasi pola ini dengan indikator lain atau volume perdagangan yang kuat sebelum mengambil keputusan perdagangan, khususnya dalam skenario prediksi bullish Bitcoin, karena pola ini juga dapat menandakan ketidakpastian yang berlanjut jika tidak diikuti dengan penembusan yang meyakinkan.

Penting untuk memahami bahwa pola ini bukanlah jaminan pasti akan terjadinya pergerakan bullish, tetapi lebih sebagai alat bantu analisis untuk mengidentifikasi potensi pembalikan arah pasar. Penggunaan pola ini harus disertai dengan analisis tambahan dan manajemen risiko yang baik untuk memaksimalkan peluang keuntungan dan meminimalkan potensi kerugian.

Bitcoin Siap Tutup Bulan Ketujuh di Atas ATH 2021

Pandangan prediksi bullish Bitcoin tak kalah menarik datang dari Moustache di X. Ia menyebutkan fakta bahwa Bitcoin terus bertahan di atas harga tertinggi (ATH) sebelumnya setiap bulan merupakan indikator kuat adanya dukungan, yang dapat menjadi sinyal kelanjutan momentum kenaikan dalam waktu dekat.

“Apakah semua orang melihat apa yang terjadi di sini? BTC hampir menutup candle bulanannya yang ketujuh di atas ATH tahun 2021. Semakin tinggi time frame, semakin kuat support-nya. Ini adalah tanda bullish,” tulisnya.

Moustache membagikan sebuah grafik di X yang menunjukkan Bitcoin hampir menutup di atas puncaknya pada tahun 2021. Pernyataan ini menekankan pentingnya support level jangka panjang. Dalam perdagangan, ketika sebuah aset secara konsisten ditutup di atas puncak sebelumnya pada time frame yang lebih tinggi, ini sering kali menunjukkan bahwa pasar sedang membentuk fondasi yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan.

Pengamatan ini sangat relevan bagi Bitcoin, yang secara historis menunjukkan pergerakan harga yang kuat setelah periode konsolidasi yang diperpanjang dan pembentukan support.

Prediksi BTC Sentuh US$74 Ribu dalam 2 Bulan

Optimisme tinggi bergelayut di hati sanubari trader dalam prediksi bullish Bitcoin. Beberapa di antaranya memprediksi harga kripto nomor satu ini bisa menyentuh US$74 ribu alias mencetak rekor tertinggi baru dalam 2 bulan. Harga tertinggi sepanjang masa BTC terjadi pada 14 Maret 2024 lalu di kisaran US$73.700, yang untuk kali pertama terjadi sebelum halving.

Terkini, usai penolakan harga yang lebih rendah setelah penurunan drastis pada awal Agustus 2024 memberikan ketenangan bagi para trader. Meskipun pemulihan yang diharapkan ini disambut baik, para pelaku pasar Bitcoin masih belum berhasil membangun momentum untuk menembus level resistensi lokal. Meskipun demikian, para trader tetap optimis, mengharapkan para pembeli untuk mengambil alih kendali dan melanjutkan tren kenaikan yang dimulai pada kuartal pertama tahun 2024.

Dalam prediksi mereka, semakin banyak analis yang berpendapat bahwa setiap penembusan di atas US$72.000 dan puncak harga pada Juli 2024 dapat memicu gelombang permintaan yang mungkin mendorong Bitcoin mencetak harga tertinggi sepanjang masa yang baru di atas US$73.800.

Seorang trader di X berpendapat, merujuk pada siklus harga historis Bitcoin, diyakini bahwa masih ada dua fase lagi yang harus dilalui sebelum BTC mencapai rekor tertinggi yang baru. Dalam sejarahnya, semua puncak siklus, menurut indikator RSI Bollinger Band % Phases, cenderung muncul pada gerakan kelima. Hingga saat ini, hanya tiga dari lima siklus ini yang telah selesai.

“Masih ada 2 fase lagi yang harus dilalui dalam fase Bitcoin RSI Bollinger Band % yang hampir sempurna. Semua puncak siklus terjadi pada gerakan ke-5 di atas garis nilai 0,99 persen. Sejauh ini baru 3 yang telah selesai, ini termasuk November 2021, di mana hampir tidak ada indikator yang mampu memprediksi puncak siklus. Selanjutnya adalah fase 4, saat terjadinya penembusan nyata dari ATH (All-Time High). Puncak siklus belum tercapai, dan periode pergerakan mendatar/koreksi yang panjang ini merupakan hasil dari pergerakan pertengahan siklus yang paling kuat yang pernah terjadi,” sebutnya.

Melihat kondisi aksi harga saat ini, seorang analis lain berkomentar bahwa para pendukung Bitcoin mungkin belum memiliki momentum yang cukup untuk menembus US$73.800 dan mempertahankan level ini pada percobaan pertama. Namun, dalam dua bulan ke depan, antara bulan September dan Oktober, rekor harga tertinggi sepanjang masa ini diperkirakan akan tercapai. Kenaikan ini diperkirakan akan berlanjut dengan koin tersebut mencetak harga tertinggi sepanjang masa yang baru pada awal Januari 2025. Prediksi ini sejalan dengan siklus empat tahunan historis Bitcoin.

Seorang pengguna menimpali di bawah pernyataan itu, bahwa ada kemungkinan bahwa Bitcoin tidak akan mampu mencetak harga tertinggi sepanjang masa (ATH) yang baru dan berkelanjutan pada percobaan pertama, terutama dalam hal menembus dan tetap di atasnya hingga mencapai puncak siklus.

“Puncak lokal mungkin terjadi pada September-Oktober 2024 (bahkan dengan ATH baru), tetapi mungkin tidak akan bertahan lama. ATH yang berkelanjutan mungkin dapat diharapkan pada awal Januari 2025. Hal ini berkorelasi dengan observasi siklus 4 tahun Bitcoin dan level kunci terkait. Mengenai puncak siklus pada November 2021, saya setuju bahwa tidak terlihat dengan jelas. Saya sampai pada kesimpulan bahwa, karena peristiwa Black Swan dan reli agresif hingga puncak pertama pada April 2021, para pemain besar terpaksa menciptakan pola double top untuk menghindari pelanggaran durasi siklus (4 tahun),” ujarnya.

Pasokan BTC di Bursa Berkurang Jadi Faktor Kenaikan

Di sisi lain, data on-chain dari CryptoQuant mengungkapkan adanya optimisme pasar yang meningkat, menyoroti tren signifikan yang dapat mendorong harga lebih tinggi. Secara khusus, cadangan Bitcoin di bursa terpusat telah merosot ke level terendah sepanjang masa. Sejak akhir Juli, pasokan BTC di bursa turun dari lebih dari 2,75 juta menjadi sekitar 2,67 juta, mencatat penurunan sebesar 3 persen hanya dalam 30 hari.

Penurunan ini menunjukkan bahwa lebih sedikit BTC tersedia untuk diperdagangkan di bursa, yang dapat menciptakan “kejutan pasokan”, di mana permintaan melebihi pasokan, yang berpotensi menyebabkan lonjakan harga. Dengan berkurangnya ketersediaan Bitcoin di bursa, kemungkinan terjadinya kenaikan harga semakin meningkat.

Jika Tembus US$70 Ribu pada Akhir Pekan Ini

Analisis harga BTC yang tak kalah menarik datang dari Redaksi Coingape. Mereka menjelaskan prospek harga Bitcoin yang bullish menjelang akhir pekan dipengaruhi oleh pidato Jerome Powell dan penembusan pola segitiga dalam rentang empat jam. Jika tren ini berlanjut, pergerakan sebesar 13 persen dapat mendekati angka US$70.000 dan kemungkinan memicu FOMO serta reli yang lebih panjang menuju ATH.

“Para trader akan meningkatkan eksposur terhadap harga BTC, didorong oleh potensi crossover yang akan datang antara rata-rata bergerak eksponensial (EMA) 20 hari dan 50 hari. Target utama sebelum mencapai US$70.000 meliputi area konsolidasi di US$64.000 dan US$66.000. Mengatasi hambatan-hambatan ini akan memperkuat momentum bullish dan meningkatkan kemungkinan harga Bitcoin melewati US$70.000,” sebut mereka.

prediksi bullish harga btc

Mereka juga mengingatkan, berdasarkan prediksi harga Bitcoin ini, para trader harus tetap berhati-hati dengan sikap bullish mereka mengingat potensi penundaan di US$64.000 atau bahkan US$66.000.

“Hingga Federal Reserve mengonfirmasi pemangkasan suku bunga pertama, tantangan likuiditas masih bisa mempengaruhi pasar global, termasuk crypto. Meskipun demikian, penurunan harga akan tetap memberikan peluang keuntungan seiring dengan perkembangan pasar,” sebutnya.

Perkembangan yang Dinantikan, Prediksi Pangkas Suku Bunga

Jerome Powell memang jelas mengirimkan sinyal lebih kuat bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada tahun ini. Namun demikian belum ada tanda berapa besar pemotongan itu dan kapan.

Di pasar, sebagian besar berharap The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps (data dari CME FedWatchTool) menjadi 5 persen pada FOMC 18 September 2024 ini. Proyeksi serupa datang dari TradingEconomics, dengan perlanjutan pemangkasan hingga tahun Juni 2025 menjadi 4 persen.

Pemangkasan suku bunga menjadi sinyal awal pasar kripto menjadi lebih bergairah karena bisa meningkatkan permintaan terhadap Bitcoin secara khusus. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait