5 Proyek Kripto Lesu yang Sebelumnya Diizinkan Bappebti

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) adalah otoritas yang bertanggung jawab membuat regulasi, mengawasi perdagangan dan keamanan perdagangan aset kripto di Indonesia.

Sebagai badan pengawas resmi, otoritas di bawah Kementerian Perdagangan RI ini memiliki peran penting dalam memastikan semua aset kripto yang diperdagangkan memenuhi standar hukum dan keamanan yang berlaku. 

Hingga kini, Bappebti telah menetapkan lebih dari 545 coin crypto untuk diperdagangkan di Indonesia di sejumlah crypto exchange yang legal, yang merupakan bagian dari upaya mereka untuk mendukung perkembangan industri kripto dalam negeri sekaligus melindungi investor.

Namun, meski mereka sudah menyaring dan mengesahkan ratusan koin tersebut, beberapa di antaranya justru terlihat mengalami stagnasi dalam pengembangannya. Beberapa proyek kripto yang sebelumnya memiliki potensi besar dan mendapat izin resmi kini terkesan “ditelantarkan” oleh pengembangnya. 

Berdasarkan pantauan terbaru yang dilakukan oleh Redaksi Blockchainmedia.id, beberapa crypto yang sudah terdaftar pada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi terkesan mengalami masalah. 

Indikasi ini didasarkan pada beberapa faktor, seperti minimnya aktivitas pengembangan dan rendahnya volume perdagangan. Kriteria tersebut penting, karena menunjukkan apakah sebuah proyek masih aktif dikelola atau mulai kehilangan minat di kalangan developer maupun anggota komunitasnya. Berikut daftar proyek kripto tersebut.

Namun sebelum itu, pembaca bisa membaca artikel ini terlebih dahulu, yakni tentang token ASIX (ASIX+) besutan musisi Anang Hermansyah yang sudah lama lesu dan sebelumnya memang terdaftar resmi di Bappebti.

VCGamers (VCG)

VCGamers (VCG) adalah proyek kripto asal Indonesia yang resmi terdaftar di Bappebti. Namun, berdasarkan pantauan Redaksi sebelumnya, ada beberapa hal yang mengindikasikan proyek ini mungkin telah ditelantarkan oleh pengembangnya.

Sebelumnya, VCGamers sempat menarik perhatian publik dengan fitur unik dan metaverse berbasis blockchain bernama Ransverse. Di metaverse ini, pengguna bahkan disebut-sebut bisa menjadi “tetangga” Raffi Ahmad di dunia virtual tersebut.

Sayangnya, sejak pengumuman terakhir pada November 2023, proyek ini tampak tidak aktif. Grup Telegram VCGamers terlihat sepi, tanpa interaksi atau moderasi yang memadai. Indikasi lain bahwa proyek ini telah “mangkrak” adalah volume transaksi yang tercatat 0 sejak Juli 2024.

VCGamers (VCG), proyek yang disetujui Bappebti tidak memiliki aktivitas trading
VCGamers (VCG) – Coinmarketcap.

Hashgard (GARD)

Hashgard (GARD) adalah proyek kripto DeFi yang terdaftar resmi di Bappebti dengan nomor 258. Proyek ini awalnya menarik perhatian, karena menawarkan mekanisme yang menghubungkan sistem keuangan tradisional dengan cryptocurrency.

Sayangnya, proyek ini tampaknya mulai ditelantarkan. Aktivitas terakhir di akun media sosialnya terjadi pada tahun 2021, tanpa ada pembaruan lebih lanjut dari pengembangnya.

Volume transaksi GARD juga menurun drastis. Sebelumnya, proyek ini memiliki rata-rata volume harian di atas US$100 ribu, tetapi kini hanya sekitar US$400 hingga US$500.

Hashgard (GARD)
Hashgard (GARD) – Coinmarketcap.

Penurunan volume dan hilangnya aktivitas pengembangan memperkuat asumsi kami bahwa proyek ini telah “mangkrak” dan kurang mendapat dukungan dari komunitas ataupun developer.

Aid Coin (AID)

Aid Coin (AID) adalah proyek kripto berikutnya yang sebelumnya telah diizinkan untuk diperdagangkan secara resmi di Indonesia oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Proyek ini awalnya dirancang sebagai platform berbasis blockchain untuk mendukung kegiatan amal (charity). Namun, hasil penelusuran kami menunjukkan bahwa Aid Coin tampaknya telah ditinggalkan oleh pengembang.

Situs resmi Aid Coin saat ini tidak dapat diakses, dan unggahan terakhir di akun media sosialnya tercatat pada 2021, yang berarti sudah tiga tahun tanpa pembaruan. Volume perdagangan AID juga menunjukkan tidak ada aktivitas sejak awal 2022, berbeda jauh dengan masa puncaknya pada 2018 yang pernah mencapai US$1,8 juta. Harganya pun kini anjlok drastis.

Aid Coin (AID)
Aid Coin (AID) – Coinmarketcap.

Berdasarkan indikasi-indikasi ini, besar kemungkinan proyek Aid Coin yang sebelumnya pernah disetujui oleh Bappebti kini telah “mangkrak.”

Tokenplace (TOK)

Tokenplace adalah proyek kripto yang dirancang untuk membantu pengguna dalam perdagangan aset kripto dengan fitur automated trading, yang mempermudah proses jual-beli. Token ini, dengan kode TOK, terdaftar di Bappebti dengan nomor 212.

Sayangnya, proyek ini tampaknya mulai ditinggalkan oleh developer sejak akhir tahun 2023. Aktivitas perdagangan TOK juga menurun tajam sejak Maret 2024, berbeda jauh dari beberapa tahun sebelumnya saat volume perdagangan sempat mencapai US$1 juta.

Tokenplace (TOK)
Tokenplace (TOK) – Coingecko.

Berdasarkan indikasi-indikasi tersebut, Tokenplace kini tampak sebagai salah satu crypto yang “terlantar.”

Waltonchain (WTC)

Proyek kripto terakhir yang “terlantar” adalah Waltonchain (WTC). Aset kripto ini sebelumnya telah disetujui oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) untuk diperdagangkan di Indonesia.

Waltonchain pernah menjadi salah satu proyek kripto terbesar pada tahun 2018, dengan volume perdagangan puncaknya mencapai US$60 juta. Namun, kini situasinya jauh berbeda, dengan volume perdagangan yang anjlok hingga mencapai angka nol dalam beberapa bulan terakhir.

aset kripto Waltonchain (WTC) yang sebelumnya diizinkan oleh Bappebti terlihat terlantar
Waltonchain (WTC) – Coinmarketcap.

Update terakhir yang kami temukan terkait Waltonchain adalah pengumuman tentang airdrop kripto pada Maret 2024. Melihat berbagai kejanggalan ini, bisa diasumsikan bahwa Waltonchain adalah salah satu proyek kripto yang “mangkrak.”

Itulah beberapa proyek kripto yang tim diindikasikan “mangkrak”. Pasar kripto memang sangat volatil dan rentan terhadap perubahan seperti ini. Meskipun sebuah proyek sudah terdaftar atau diizinkan oleh otoritas resmi seperti Bappebti, itu tidak menjamin bahwa proyek tersebut akan sukses. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati dan memahami risiko yang ada sebelum memasuki pasar kripto. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait