Dalam dunia trading, baik itu crypto, saham, maupun forex, memahami pola reversal candle sangat penting untuk mengidentifikasi potensi pembalikan tren.
Pola ini memberikan sinyal apakah pasar akan berbalik naik atau turun, membantu trader membuat keputusan entry dan exit yang lebih akurat.
Berikut 6 pola candlestick reversal paling efektif yang dapat digunakan dalam trading dan wajib diketahui oleh para trader.
1. Hammer Pattern
Hammer adalah pola reversal candle bullish yang biasanya muncul di akhir tren turun. Pola ini memiliki body kecil dengan lower wick panjang, setidaknya dua kali panjang body-nya, dan hampir tidak memiliki upper wick.Â
Bentuk ini biasanya menunjukkan bahwa meskipun harga sempat jatuh, tekanan beli berhasil mendorongnya kembali mendekati harga pembukaan.
Trader biasanya menunggu konfirmasi dari candle berikutnya sebelum mengambil posisi buy. Jika candle berikutnya menutup lebih tinggi, ini memperkuat sinyal bullish. Stop-loss sering ditempatkan di bawah low candle hammer untuk meminimalkan risiko.
2. Hanging Man Pattern
Hanging man adalah kebalikan dari hammer dan merupakan pola candlestick reversal bearish yang biasanya muncul di puncak tren naik, menandakan potensi pembalikan arah.
Pola pembalikan arah tren ini memiliki body kecil dengan lower wick panjang, menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan jual, pembeli sempat mendorong harga kembali naik sebelum penutupan.
Namun, munculnya hanging man mengindikasikan bahwa tren naik mulai melemah, terutama jika dikonfirmasi oleh candle bearish berikutnya. Trader biasanya menempatkan stop-loss di atas high hanging man saat melakukan trading untuk membatasi potensi kerugian.
3. Inverted Hammer Pattern
Inverted hammer adalah pola reversal candle bullish yang muncul di akhir tren turun. Pola ini memiliki body kecil dengan upper wick panjang dan hampir tidak memiliki lower wick.Â
Wick panjang biasanya menunjukkan bahwa harga sebelumnya sempat naik signifikan sebelum kembali terlempar ke dekat harga pembukaan.
Pola pembalikan arah tren ini biasanya mengindikasikan adanya upaya pembalikan arah oleh pembeli. Namun, trader biasanya menunggu candle berikutnya untuk memastikan bahwa momentum bullish benar-benar terbentuk sebelum masuk posisi buy.
4. Shooting Star Pattern
Shooting star adalah pola candlestick reversal bearish yang biasanya terlihat setelah tren naik. Pola ini memiliki body kecil dengan upper wick panjang dan lower wick yang sangat kecil atau tidak ada.Â
Bentuk ini menunjukkan bahwa meskipun harga sempat naik signifikan, tekanan jual berhasil mendorongnya kembali turun sebelum penutupan.
Jika candle berikutnya menutup lebih rendah, ini mengkonfirmasi sinyal bearish dan trader dapat mempertimbangkan untuk masuk posisi sell. Stop-loss biasanya ditempatkan di atas titik high candle shooting star.
5. Bullish Engulfing Pattern
Bullish engulfing adalah pola reversal candle bullish yang terdiri dari dua candle. Candle pertama adalah bearish, sedangkan candle kedua adalah bullish dengan body yang lebih besar dan sepenuhnya menutupi candle sebelumnya.
Pola pembalikan arah tren ini menunjukkan bahwa tekanan beli mulai mendominasi setelah periode penurunan. Trader sering masuk posisi buy setelah candle kedua menutup lebih tinggi, dengan stop-loss ditempatkan di bawah low candle kedua untuk mengurangi risiko.
6. Bearish Engulfing Pattern
Bearish engulfing adalah kebalikan dari pola bullish engulfing dan merupakan pola candlestick reversal yang terjadi di puncak tren naik, mengindikasikan potensi pembalikan arah.
Pola candlestick ini terdiri dari dua candle, di mana candle pertama adalah bullish dan candle kedua adalah bearish dengan body lebih besar yang sepenuhnya menutupi candle pertama.
Munculnya bearish engulfing mengindikasikan bahwa tekanan jual mulai mengalahkan tekanan beli. Trader yang ingin masuk posisi sell biasanya menunggu konfirmasi dari candle berikutnya dan menempatkan stop-loss di atas titik high candle kedua.
Dengan memahami keenam pola pembalikan arah tren ini, trader dapat lebih siap dalam mengantisipasi pergerakan pasar. Namun, mengandalkan satu pola saja tidak cukup—selalu gunakan konfirmasi dari indikator teknikal lain untuk meningkatkan akurasi analisis dan meminimalkan risiko saat melakukan trading crypto. [dp]