7 Penggerak Pasar Kripto Lesu di Februari 2025

CoinEx Research belum lama ini mengungkap bahwa ada 7 penggerak pasar kripto di sepanjang Februari 2025, termasuk penyebab lesunya harga BTC dan altcoin.

Februari 2025 menjadi bulan penuh gejolak bagi industri kripto. Harga Bitcoin anjlok drastis, munculnya skandal besar di ranah meme token, serta kebijakan ekonomi global yang mempengaruhi sentimen investor. Namun, di balik kondisi pasar yang lesu, beberapa indikator tetap menunjukkan adanya ketahanan dalam ekosistem kripto. Berikut adalah tujuh faktor utama sebagai penggerak pasar kripto bulan lalu berdasarkan data dari CoinEx Research.

Faktor Bitcoin Anjlok ke Bawah US$80 Ribu

Di awal Februari, Bitcoin masih diperdagangkan di sekitar US$102.000, tetapi tekanan ekonomi makro membuat harga merosot tajam hingga di bawah US$80.000. Kepanikan melanda pasar ketika likuiditas semakin berkurang, sebagian besar terserap oleh hype di sektor meme token. Indikator Fear and Greed terus menunjukkan kondisi ketakutan ekstrem, mencerminkan rendahnya kepercayaan investor dalam jangka pendek.

Indeks Fear and Greed di 39: Sinyal Bahaya atau Kesempatan Emas?

Kebijakan Tarif Dagang Trump Menekan Sentimen Penggerak Pasar Kripto

Rencana pemerintahan Trump untuk menaikkan tarif dagang menciptakan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global. Pasar kripto, yang sangat bergantung pada aliran likuiditas dan kebijakan moneter, ikut terkena dampaknya. Para analis memperkirakan bank sentral akan menunda pemangkasan suku bunga atau bahkan menaikkannya, untuk mengantisipasi lonjakan inflasi akibat kebijakan tarif tersebut.

Investor Institusional Mulai Meninggalkan ETF Bitcoin

Kepercayaan investor besar terhadap Bitcoin mulai berkurang. Produk ETF Bitcoin mencatat arus keluar bersih hingga US$3,5 miliar sepanjang Februari, angka tertinggi sejak pertama kali diluncurkan.

“Hal ini menandakan bahwa investor institusional semakin berhati-hati dalam menghadapi volatilitas pasar. Dengan ketidakpastian ekonomi yang meningkat, banyak yang memilih mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih stabil,” sebut CoinEx.

Peretasan Besar Mengguncang Bybit

Keamanan dalam dunia kripto kembali dipertanyakan setelah serangan siber besar menargetkan Bybit. Peretas berhasil mencuri 490.000 ETH senilai US$1,5 miliar, menjadikannya salah satu peretasan terbesar dalam sejarah kripto. Insiden ini langsung berdampak pada harga Ethereum yang turun dari US$2.700 ke US$2.100. Kepercayaan terhadap platform perdagangan aset digital pun terguncang, memicu aksi jual besar-besaran di berbagai bursa.

Kasus ByBit, Chainalysis: Platform Kripto Harus Berbenah

Skandal LIBRA Menghebohkan Komunitas Meme Token

Februari juga diwarnai skandal besar di ranah meme token. LIBRA, proyek yang awalnya dikaitkan dengan Presiden Argentina Javier Milei, mengalami kenaikan harga spektakuler sebelum akhirnya ambruk lebih dari 80 persen dalam waktu singkat. Investigasi mengungkap adanya manipulasi harga dan keterlibatan jaringan proyek lain yang meragukan. Dampaknya juga terasa di ekosistem Solana, yang menjadi platform utama bagi banyak meme token.

Skandal Meme Coin LIBRA Memanas, Interpol Bisa Turun Tangan?

Peluncuran Mainnet Berachain di Tengah Pasar Bearish

Di tengah kondisi pasar yang suram, ada satu momen yang memberikan secercah harapan. Berachain, blockchain berbasis Cosmos SDK yang kompatibel dengan Ethereum, berhasil meluncurkan mainnetnya dan menarik lebih dari 110 proyek dalam waktu singkat.

“Dengan total nilai terkunci (TVL) yang langsung melampaui US$3,1 miliar, Berachain masuk dalam daftar enam besar blockchain berdasarkan TVL. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa inovasi dalam industri tetap berjalan meskipun pasar sedang dalam tekanan,” menurut CoinEx.

Arus Masuk Stablecoin Menunjukkan Daya Tahan Likuiditas

Di tengah gejolak pasar, aliran dana ke stablecoin menunjukkan bahwa likuiditas masih bertahan. Sepanjang Februari, total arus masuk stablecoin mencapai US$5 miliar.

“Meski lebih rendah dibandingkan Januari yang mencatat US$9,9 miliar, angka ini tetap mengindikasikan bahwa banyak investor memilih menyimpan dana mereka dalam stablecoin daripada menariknya dari ekosistem kripto. Hal ini bisa menjadi sinyal bahwa struktur pasar bull masih bertahan di tengah ketidakpastian,” ungkap mereka.

Februari 2025 menjadi periode penuh tantangan bagi pasar kripto. Bitcoin mengalami koreksi signifikan, kebijakan ekonomi global memperburuk sentimen, serta insiden besar seperti peretasan Bybit dan skandal LIBRA semakin menambah tekanan.

Namun, keberhasilan Berachain dan stabilnya arus masuk stablecoin menunjukkan bahwa masih ada optimisme di tengah kondisi sulit. Maret akan menjadi bulan penentuan, apakah pasar mampu pulih atau justru semakin dalam memasuki tren bearish. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait