Oktober selalu menjadi bulan yang dinantikan oleh trader maupun investor kripto. Bulan ini kerap menjadi momentum bullish bagi Bitcoin maupun aset kripto lainnya. Hasil dari Polymarket menunjukkan mayoritas trader juga sepakat dengan pandangan tersebut, menegaskan ekspektasi positif pasar terhadap pergerakan BTC bulan ini.
Bitcoin Optimis Capai US$126.000 Bulan Ini
Data dari platform prediksi Polymarket menunjukkan meningkatnya optimisme pasar terhadap potensi kenaikan harga Bitcoin pada Oktober ini. Peluang BTC mencapai US$126.000 tercatat sebesar 76 persen, menandakan ekspektasi kuat bahwa Bitcoin masih memiliki ruang naik.

Sementara itu, level US$124.000 mencatat peluang lebih tinggi, yakni 89 persen, menunjukkan keyakinan pasar bahwa harga akan bertahan di kisaran tersebut bulan ini. Namun, peluang untuk menembus US$130.000 masih berada di 50 persen, menandakan adanya resistensi kuat.
Untuk skenario ekstrem, peluang mencapai US$135.000 hanya 26 persen, sementara target ambisius seperti US$150.000 dan US$200.000 berada di 5 dan 1 persen. Ini menunjukkan bahwa meski sentimen pasar positif, trader tetap realistis terhadap potensi kenaikan berlebihan dalam waktu singkat.
Secara keseluruhan, data Polymarket menegaskan tren bullish yang solid untuk Oktober. Mayoritas partisipan memperkirakan BTC akan bergerak di kisaran US$124.000–US$126.000, dengan peluang menutup bulan ini secara impresif jika tekanan beli terus berlanjut.
Tren Bullish BTC Diproyeksi Bertahan Hingga Akhir 2025
Oktober memang dikenal sebagai salah satu bulan terbaik bagi Bitcoin. Sejak 2013, periode Oktober hingga Desember sering kali menjadi fase bullish dengan rata-rata return 20 persen. Pola historis ini memunculkan optimisme di kalangan investor yang menilai momentum positif akan berlanjut hingga akhir tahun.
Sejaln dengan itu, analis JPMorgan juga memperkirakan bahwa harga BTC bisa mencapai US$165.000 pada akhir 2025. Dikutip dari laporan The Block yang dipublikasikan pada (02/10/2025), tim yang dipimpin Nikolaos Panigirtzoglou menilai Bitcoin saat ini undervalued dibanding emas.
Berdasarkan rasio volatilitas, perbandingan antara Bitcoin dan emas kini turun di bawah 2,0, menandakan BTC hanya memerlukan sekitar 1,85 kali lebih banyak modal risiko dibanding emas. Temuan ini memperkuat pandangan bahwa masih ada ruang kenaikan yang cukup besar dalam jangka menengah.
Rasio tersebut menunjukkan bahwa kapitalisasi BTC sebesar US$2,3 triliun perlu meningkat 42 persen untuk menyamai investasi swasta di emas yang mencapai US$6 triliun. Analis juga mencatat perubahan valuasi— dari sempat overvalued di kisaran US$36.000 pada akhir 2024, kini Bitcoin justru dianggap undervalued sekitar US$46.000.
“Pergerakan teknikal ini dengan demikian dapat mengindikasikan potensi kenaikan signifikan bagi Bitcoin (BTC),” ujar mereka.
JPMorgan menilai kenaikan ini didorong oleh meningkatnya minat terhadap “debasement trade”, yakni pergeseran ke aset indung nilai seperti Bitcoin dan emas. Tren ini muncul akibat kekhawatiran atas inflasi, risiko geopolitik, dan pelemahan mata uang fiat, terutama di negara berkembang.
Dengan optimisme tinggi dari Polymarket dan dukungan data historis, Oktober tampaknya kembali menjadi bulan yang menjanjikan bagi Bitcoin. Jika momentum beli terus menguat, peluang bagi BTC untuk menutup bulan ini dengan ATH baru semakin besar. [dp]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.