Media crypto memperkirakan sejumlah sektor keuangan di Amerika Serikat bakal terpapar dampak, jika aliansi BRICS meluncurkan mata uang sendiri.
“Jika mata uang baru BRICS mendapatkan kepercayaan dan memperkuat posisinya di pasar global, dolar AS bisa mengalami penurunan,” tulis Watcher Guru dalam pers baru-baru ini.
Menurut media crypto tersebut, ada sekitar delapan sektor keuangan di AS dapat terkena dampak jika BRICS meluncurkan mata uang baru di pasar.
“Sektor-sektor di AS yang dapat terpengaruh dampak dari pembentukan mata uang baru BRICS adalah: Perbankan dan Keuangan, Minyak dan Gas, Komoditas, Produksi dan Konsumsi, Teknologi, Pariwisata dan Perjalanan, Pasar Valuta Asing, dan Perdagangan Internasional,” terang kantor berita tersebut.
Menurut Watcher Guru, AS tidak akan memiliki cara untuk mendanai defisitnya, membuat ekonomi Amerika lemah di panggung internasional.
“Beberapa sektor keuangan di AS dapat terkena dampak yang berujung pada krisis ekonomi. Sebab semua sektor ini erat terkait dengan dolar AS, dan perubahan dalam dinamika geopolitik dapat mengguncang industri-industri tersebut.”
Selain itu, WG menambahkan, jika sektor perbankan dan keuangan terkena dampak, efeknya dapat meluas ke pasar komoditas.
“Demikian pula, efek domino dapat terjadi pada valuta asing dan perdagangan internasional, membuat dolar AS sulit untuk menjaga statusnya. Selain itu, penurunan kekuatan dolar AS dapat menyebabkan penurunan dalam produksi dan konsumsi,” tulis WG.
Watcher Guru juga menimpali, jika mata uang BRICS digunakan untuk menyelesaikan perdagangan minyak dan gas, dolar AS bisa terkena dampak.
“Oleh karena itu, nasib dolar dan ekonomi Amerika bisa ditentukan oleh seberapa baik aliansi BRICS menempatkan mata uang baru mereka.”
Sanksi AS Percepat Tren Dedolarisasi
Sebelumnya, analis Korea Utara, Jong Il Hyon menilai bahwa sanksi keuangan yang diterapkan AS selama ini mengakibatkan penurunan ketergantungan pada dolar AS via gerakan dedolarisasi.
“Dan meningkatkan penggunaan mata uang nasional untuk perdagangan internasional oleh berbagai negara, termasuk negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) dan anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN),” tulis Jong dalam artikel berjudul “Perluasan BRICS adalah hasil yang tak terhindarkan dari ketidakadilan saat ini dalam tatanan ekonomi internasional.”
Artikel tersebut diterbitkan oleh media negara Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA).
Menurut Jong, tindakan sewenang-wenang AS dalam mengejar dominasi global yang mempercepat gerakan dedolarisasi.
Sehingga merangsang penciptaan sistem moneter baru, dan mendorong banyak negara untuk bergabung dengan BRICS.
The Independent melaporkan, sekitar 20 negara telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS.
“Bangladesh, Mesir, Iran, Argentina, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Nigeria, dan negara-negara produsen minyak lainnya telah mengajukan permohonan, yang menyoroti daya tarik global dari BRICS,” tulis media tersebut. [ab]