96 Persen NFT Mati, Nilai NFT Justin Bieber Ambrol 95 Persen

Non-Fungible Token atau NFT menjadi salah satu inovasi yang cukup popular beberapa tahun sebelumnya, namun sejak akhir tahun 2022, pasar koleksi digital ini mulai mengalami penurunan. Nilai NFT yang dibeli Justin Bieber saja kini sudah ambrol 95 persen dari US$2 juta!

rata-rata volume harian transaksi nft turun 86 persen semenjak awal tahun 2023Berdasarkan data dari Cryptoslam, volume perdagangan harian NFT telah turun sangat besar. Pada awal tahun 2021 hingga pertengahan 2022, rata-rata volume hariannya mencapai US$150 juta, namun saat ini hanya berkisar US$20 juta, turun lebih dari 86 persen.

Riset Tunjukkan 96 Persen NFT Sudah Mati

Dikutip dari riset terbaru yang dilakukan oleh NFTevening menunjukkan bahwa pasar Non-Fungible Token (NFT) mengalami penurunan yang sangat signifikan. 

Data yang dikumpulkan dari lebih dari 5.000 koleksi NFT dan 5 juta transaksi mengungkapkan bahwa 96 persen NFT kini dianggap “mati.”

Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan NFT yang tidak lagi memiliki aktivitas perdagangan, penjualan rendah dalam tujuh hari terakhir, dan tidak ada aktivitas di platform media sosial seperti Twitter selama tiga bulan terakhir. 

Fenomena ini mencapai puncaknya pada tahun 2023, di mana hampir sepertiga dari NFT yang mati tercatat terjadi pada tahun tersebut.

Temuan lain dari riset ini juga mengungkapkan bahwa umur rata-rata sebuah NFT hanya sekitar 1,14 tahun, jauh lebih pendek dibandingkan dengan proyek kripto pada umumnya yang memiliki usia rata-rata 2,5 kali lebih lama. 

grafik data kenaikan nft yang sudah dianggap mati

Ini menunjukkan bahwa pasar koleksi digital masih cenderung bersifat spekulatif, di mana nilai dan minat terhadap aset digital ini dengan cepat mengalami fluktuasi, namun gagal mempertahankan nilai jangka panjang.

Salah satu contoh yang paling nyata adalah koleksi digital yang dimiliki oleh Justin Bieber. 

Pihak Arkham menemukan bahwa NFT yang sebelumnya dibeli pada tahun 2022 dengan harga lebih dari US$2 juta oleh penyanyi tersebut telah turun lebih dari 95 persen.

“Tahukah kamu bahwa Justin Bieber membeli NFT senilai lebih dari US$2 juta pada tahun 2022, dan sekarang nilainya hanya sedikit di atas US$100 ribu?” sebutnya.

total aset justin bieber

Penurunan drastis ini menandai tantangan serius bagi masa depan NFT. Sebelumnya, inovasi dipuji sebagai revolusi dalam kepemilikan digital dan investasi, namun kenyataannya saat ini menunjukkan bahwa pasar ini penuh ketidakpastian. 

Tidak Memiliki Manfaat dalam Kehidupan Nyata

Berdasarkan riset lainnya yang dilakukan oleh dappGambl, sebagian besar Non-Fungible Token tidak memiliki manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sulit untuk bertahan lama di pasar.

Pada puncak popularitasnya, NFT dianggap sebagai aset digital yang menjanjikan dengan potensi nilai yang tinggi. Namun, kenyataan saat ini menunjukkan bahwa banyak yang tidak memiliki kegunaan praktis, menjadikannya tidak lebih dari sekadar spekulasi belaka.

Hal ini menggambarkan betapa banyak pemegang NFT yang saat ini berinvestasi dalam aset yang tidak berharga. Ketidakmampuan koleksi digital untuk menawarkan kegunaan atau nilai nyata di luar koleksi digital menjadi salah satu alasan utama mengapa pasar ini mengalami penurunan yang drastis.

Sebagian besar proyek yang ada gagal memberikan narasi yang menarik atau manfaat yang jelas bagi penggunanya. Ketika permintaan dengan kegunaan praktis tidak sebanding dengan jumlah yang diproduksi, banyak koleksi yang tidak terjual. 

Peraturan yang Semakin Ketat

Seiring dengan meningkatnya popularitas Non-Fungible Token, perhatian regulator terhadap industri ini juga semakin tajam. Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) kini semakin aktif mengawasi pasar cryptocurrency, termasuk NFT, yang sebelumnya dianggap tidak terjangkau oleh pengawasan ketat. 

Peringatan yang dikeluarkan kepada OpenSea, salah satu pasar NFT terbesar, menunjukkan bahwa regulator mencurigai adanya pelanggaran terhadap undang-undang sekuritas. 

Kekhawatiran ini tidak hanya dirasakan oleh entitas besar seperti OpenSea, tetapi juga oleh para kreator independen yang mungkin tidak memiliki pemahaman mendalam mengenai peraturan yang berlaku. 

Salah satu kasus yang menimpa kreator NFT, Ilja Borisovs, menjadi salah satunya dan membuat banyak seniman takut untuk memasuki pasar digital ini. 

Oleh karena itu, beberapa pihak, seperti OpenSea dan a16z, mulai bekerja sama untuk meningkatkan kembali minat terhadap NFT melalui program Creator Legal Defense Fund.

Masih Adakah Harapan bagi Masa Depan NFT?

Melihat kondisi pasar NFT saat ini, memang sangat sulit untuk mengatakan bahwa masih ada harapan untuk kedepannya. Namun, sebenarnya teknologi yang ditawarkan sangatlah revolusioner. 

NFT masih memiliki masa depan apabila penggunaannya memiliki fungsi yang jelas. Contohnya, dalam menyimpan dokumen penting, gaming, identitas digital, properti, serta sektor lainnya yang memang memerlukan teknologi tersebut.

Jika koleksi digital ini dapat diintegrasikan dengan berbagai aplikasi praktis yang memberikan nilai tambah, seperti memfasilitasi kepemilikan digital yang lebih aman atau mempermudah transaksi dalam dunia virtual, maka potensi pertumbuhannya akan jauh lebih besar. 

Namun, untuk mencapai hal tersebut, kolaborasi antara para pemangku kepentingan, seperti kreator, platform, dan regulator, sangatlah penting. Dengan fokus pada inovasi dan penggunaan yang bermanfaat, NFT bisa jadi tetap relevan dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait