Hari ini Brendan Eich, CEO Brave mengumumkan bahwa browser (peramban) Brave digunakan di ponsel blockchain Exodus 1 besutan HTC yang telah diluncurkan belum lama ini. Saat berita ini ditulis, berdasarkan data Coinmarketcap, harga token Brave, BAT naik hingga 5 persen dalam 24 jam terakhir.
“Kami sangat gembira bahwa Brave digunakan sebagai peramban default pada ponsel Exodus buatan HTC,” kata Eich melalui status Twitter-nya.
We are very happy to have @Brave as default browser & to be working with HTC on their Exodus phone: https://t.co/J5WQrqODKa
— BrendanEich (@BrendanEich) December 8, 2018
Brave adalah peramban web gratis dan berbasis sumber terbuka (open source) yang dikembangkan oleh perusahaan Brave Software. Perusahaan itu didirikan oleh Brendan Eich dan Brian Bondy pada 28 Mei 2015. Pada 20 Januari 2016 mereka meluncurkan Brave versi pertama yang mampu memblokir iklan. Pengembangan Brave disandarkan kepada peramban Chromium dan engine Blink yang dikembangkan perusahaan.
Mereka juga tengah mengembangkan agar peramban ini mampu memberikan pendapatan bagi pengguna. Dalam sebuah fitur, mereka menyebutnya sebagai revenue sharing program. Ada alasan kuat di balik itu, karena selama ini pengguna peramban praktis tidak mendapatkan penghasilan dari kegiatan berselancar di Internet dengan menggunakan peramban. Justru, ketika pengguna mengunjungi situs web tertentu, mereka adalah target dari pengelola situs dengan menyorongkan berbagai iklan yang siap diklik atau sekadar melacak kegiatannya.
Hingga Juli 2018, Brave mengklaim telah mengumpulkan lebih dari 3,1 juta pengguna aktif. Dengan perkembangan terbaru ini, kemungkinan besar pengguna Brave akan bertambah, tetapi sangat bergantung pada ponsel Exodus yang dijual di pasar retail.
Ponsel ini juga tak dapat dikatakan murah. Sebab, pada masa pre order beberapa bulan lalu, ponsel ini dijual seharga setara Rp14,5 juta rupiah dalam bentuk 0,15 BTC ataupun 4,78 ETH yang setara dengan. Ini juga sangat bergantung pada pertumbuhan pengguna kripto sendiri di tengah tantangan pasar saat ini.
HTC sendiri pun kalah bersaing dan tak seinovatif ponsel buatan Tiongkok yang sekarang mendunia memepet produsen ponsel Samsung dan iPhone. Agak sulit pula memperkirakan apakah perkembangan terbaru ini berdampak pada penggunaan token BAT di masa mendatang.
Seperti dilansir oleh CNBC, Exodus 1 dilengkapi dengan enklave-area pada cip ponsel yang disimpan terpisah dengan sistem operasi Android. Teknik ini dibuat oleh SoftBank’s Arm Holdings untuk menjaga keamanan kripto pengguna.
“Anggap saja ini sebagai sistem operasi kecil yang berjalan paralel dengan Android. Pada dasarnya ini adalah dompet, tetapi dompet yang memegang private key Anda,” kata Phil Chen, Chief Officer HTC kepada CNBC.
Private key adalah baris kode, yang hanya diketahui oleh pemilik kripto yang memungkinkan mereka mengakses dana mereka. Chen mengatakan, sengaja membuat enclave yang terpisah dengan Android, karena sistem operasi Google ini secara mendasar tidak aman. Itulah sebabnya menyimpan kripto hanya mengandalkan Android akan membuat dana pengguna lebih rentan terhadap peretasan. [vins]