Kripto Cardano (ADA) termasuk yang woles-woles saja, guys. Maksudnya, pengembangan teknologi blockchain-nya terkesan sangat hati-hati, karena melalui mekanisme academic peer-to-peer. Setiap perubahan diulas (reviewed) oleh sejumlah ilmuwan dari kampus-kampus pilihan. Hal ini sangat beralasan, karena ada sosok Charles Hoskinson di baliknya yang memang senang meneliti dan mendidik.
Cukup berkarakter memang dan dengan cepat naik peringkat dunia dan bertahan di 20 besar kripto versi Coinmarketcap.com sejak kehadirannya pada Oktober 2017. Dari sini dapat ditafsirkan ADA punya pengikut setia, bersabar. Sebab, dApp yang berjalan di blockchain Cardano masih nol. Jelas jauh berbeda dengan dengan Stellar apalagi TRON. Padahal jumlah dApp yang banyak adalah salah satu tolak ukuran perkembangan sebuah blockchain.
Charles Hoskinson adalah seorang matematikawan dan pengusaha teknologi dari Colorado, Amerika Serikat. Ia pernah mengundurkan diri sebagai mahasiswa teori angka analitik di Universitas Negeri Metropolitan di Denver dan Universitas Colorado Boulder untuk mendalami industri kriptografi.
Berbekal pengalaman di bidang tersebut, Hoskinson bekerja di sejumlah proyek penambangan data menggunakan riset crowdsource dan pengembangan web spider. Ia termasuk penulis yang produktif dan menerbitkan beberapa makalah tentang analisa virus komputer metamorphic.
Pada April 2013, Hoskinson membaca whitepaper Bitcoin yang ditulis Satoshi Nakamoto dan terkesima. Ia ingin berkontribusi untuk perkembangan Bitcoin, sehingga ia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai konsultan dan mendirikan situs sekolah daring Bitcoin Education Project bersama Nikos Bentinitis, kini CEO CoinSimple, dan Brian Goss. Banyak orang, termasuk orangtuanya, merasa Hoskinson membuat keputusan yang gila, tetapi Hoskinson yakin tentang apa yang ia lakukan.
Gairah Hoskinson memanglah di bidang pendidikan. Selain menjadi Direktur Bitcoin Education Project, ia adalah pendiri komite edukasi di Bitcoin Foundation, sekaligus mendirikan Grup Riset Kripto pada tahun 2013. Melalui usaha-usaha tersebut, Hoskinson ingin mendidik orang banyak tentang nilai mata uang yang terdesentralisasi dan diamankan secara kriptografis. Tekad Hoskinson menghasilkan buah manis, karena ada sekitar 70 ribu orang mendaftar untuk ikut kelas Bitcoin daringnya.
Melalui keterlibatannya di sekolah Bitcoin tersebut, Hoskinson berkesempatan bertemu dengan Vitalik Buterin dan kemudian menjadi salah satu dari delapan pendiri Ethereum. Karir Hoskinson di industri kripto semakin melejit saat ia menjadi CEO Ethereum pada Desember 2013.
Tidak lama setelah bergabung di Ethereum, muncul perdebatan tentang langkah membangun Ethereum secara kelembagaan. Hoskinson ingin menerima modal ventura dan membuat badan usaha dengan struktur aturan yang formal. Sementara Buterin ingin Ethereum tetap menjadi organisasi nirlaba dengan aturan yang desentralistik dan open-source.
Akibat tidak satu visi, Hoskinson hengkang dari Ethereum pada Juni 2014. Ia merasa kesal harus keluar dari proyek tersebut, tetapi ketika nilai kapitalisasi pasar Ethereum melonjak hingga US$120 miliar pada Januari 2018, Hoskinson berpikir mungkin Buterin sudah mengambil langkah yang tepat.
Selain Buterin, Hoskinson juga bertemu dengan Dan Larimer melalui forum Bitcointalk. Larimer mengajukan ide tentang kripto bernama BitShares, dan Hoskinson merencanakan skema bisnisnya. Berdua, mereka mendirikan Invictus Innovations dan meluncurkan platform blockchain finansial BitShares pada tahun 2014.
Setelah meninggalkan Ethereum, Hoskinson mengambil cuti selama enam bulan dan sempat berpikir untuk kembali ke bidang matematika yang ia tekuni sebelum terjun ke kriptografi. Untungnya, pada tahun 2015 ia didekati oleh Jeremy Wood, seorang sohib kental di Ethereum, untuk membentuk proyek baru bernama IOHK yang membangun kripto dan blockchain bagi perusahaan, lembaga pemerintah dan lembaga pendidikan.
Bersama Wood, Hoskinson menanam modal ratusan ribu dolar dan mulai mendapatkan kontrak untuk menciptakan kripto. Usaha tersebut berhasil mendapat keuntungan besar, karena mereka dibayar dengan Bitcoin dengan Bitcoin semakin melambung pada masa itu. Ketika pasar kripto mengalami bubble, Hoskinson dan Wood memutuskan menjual simpanan kripto mereka. Berkat keputusan ini, Hoskinson berkata, IOHK punya modal yang cukup untuk beroperasi selama puluhan tahun.
Proyek utama yang dihasilkan IOHK adalah Cardano, sebuah blockchain publik dan platform smart contract yang dijalankan dengan kripto ADA. ADA berhasil masuk ke jajaran kripto sepuluh terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, satu kelompok dengan Ethereum.
Disebabkan kecintaannya terhadap matematika, Hoskinson mengambil nama Cardano dan ADA dari dua matematikawan terkenal, Gerolamo Cardano, seorang matematikawan dari era Renaisans, dan Ada Lovelace, programmer komputer pertama di dunia.
Sambil mengembangkan Cardano dan ADA, Hoskinson terus mendidik orang tentang kripto, menjadi pendukung desentralisasi dan bekerja untuk memudahkan penggunaan perangkat kriptografi bagi mainstream. [ed]