Perusahaan milik negara Singapura, Temasek memutuskan bergabung di Libra Association. Organisasi itu menjalankan proyek mata uang digital Libra yang dikomandoi oleh Facebook.
Libra Association mendapatkan anggota baru, yakin Temasek setelah beberapa waktu Shopify, Heifner International, Paradigma dan Slow Ventures turut bergabung.
Beberapa bulan lalu VISA, MasterCard dan PayPal meninggalkan organisasi itu sebagai anggota pendiri, karena kerap ditekan oleh Kongres Amerika Serikat. Organisasi itu sendiri didirikan di Swiss, namun mendapatkan dukungan besar oleh Facebook sejak awal 2018.
Facebook memperkenalkan Libra pada tahun lalu sebagai sistem pembayaran digital global alternatif, di mana satu token tunggal akan didukung oleh beberapa mata uang fiat.
Pengumuman itu langsung dikritik oleh Kongres AS. Mereka khawatir jika proyek menjadi kenyataan bisa mengganggu sistem keuangan dan memberi Facebook mengendalikan privasi warga AS, mengingat skandal panas “Cambdridge Analytica” lalu.
Namun, awal Mei 2020 Libra tampak “beradaptasi” dengan mengatakan bahwa mereka mendukung mata uang fiat tunggal, bukan nilai sekeranjang mata uang fiat, seperti dolar AS, dolar Singapura, yen dan lain sebagainya. Kelak pula mata uang fiat direpresentasikan secara oleh aset kripto/token LIBRA (LBR) dan berjalan di blockchain LIBRA.
Temasek membawa posisi berbeda sebagai investor yang fokus di Asia, asosiasi itu, seperti yang dilansir dari CNBC.
“Partisipasi kami dalam Libra Association sebagai anggota akan memungkinkan kami berkontribusi terhadap jaringan pembayaran berbiaya kecil,” kata Chia Song Hwee, Wakil CEO Temasek. [CNBC/red]