Mate Tokay, mantan CEO Bitcoin.com, menuntut bayaran senilai Rp7 milyar dalam bentuk Bridge Token, karena pimpinan proyek aset kripto itu terus menerus menunggak.
Tuntutan itu dilakukan di jalur hukum, ditujukan kepada Pendiri proyek Bridge Token. Tokay meminta bayaran senilai 37,5 juta Bridge Token (BRG). Dengan kurs sebelumnya, itu setara dengan US$525 ribu atau sekitar Rp7 milyar!
Tokay mengklaim ia tidak menerima pembayaran atas kerjanya, kendati proyek tersebut mencatut namanya untuk menarik investasi bagi IEO Bridge senilai US$8 juta pada tiga bulan lalu.
Ia mengatakan, pendiri Bridge, Sina Estavi, menawarkan kompensasi dengan nilai jauh lebih rendah dibandingk yang telah disepakati dalam kontrak, dengan dalih penasihat lain telah diperlakukan serupa.
Berdasarkan harga saat ini, 37,5 juta BRG yang dijanjikan bernilai US$525 ribu. Tokay sekalian menuduh pasokan beredar BRG yang diklaim Bridge tidak akurat.
Ia telah memberitahu pelaku pasar aset kripto, situs data harga dan bursa terkait tentang selisih besar antara pasokan yang diklaim BRG dengan pasokan beredar yang asli.
Tokay memperingatkan selisih tersebut dapat berisiko bagi investor BRG dan mengakibatkan pump and dump. Ia menggambarkan sikap BRG sebagai manipulasi pasar.
Situs pengumpul data harga pasar kripto CoinGecko tidak memberikan data pasokan beredar BRG, tetapi CoinMarketCap sempat meletakkan BRG di peringkat ke-231 dengan kapitalisasi pasar mencapai US$141 juta.
Harga BRG turun dari US$0,019 menjadi US$0,017 dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Hal ini bisa mengindikasikan sejumlah investor menjual setelah mencuat berita tuntutan hukum Tokay, dengan lebih dari 97 persen volume perdagangan berasal dari satu bursa saja.
Kendati ada tuntutan perdata itu, harga BRG naik lebih dari 200 persen selama 30 hari terakhir. [cointelegraph.com/ed]