Abu Dubai National Oil Company (ADNOC) berkolaborasi IBM dalam proyek rintisan sistem pelacakan minyak dan gas berbasis blockchain. Hal tersebut diutarakan melalui rilis pers resmi, CryptoGlobe melansir.
Proyek tersebut diumumkan di acara World Energy Capital Assembly di London. Pada acara tersebut, ADNOC membahas kesuksesan mereka menerapkan teknologi mutakhir kepada model bisnisnya dan menyorot bagaimana teknologi tersebut bisa membuka nilai-nilai baru dari cadangan minyak dan gas.
ADNOC menjelaskan, saat ini mereka fokus menumbuhkan ekonomi melalui energi di era revolusi industri keempat, di mana inovasi digital menghadirkan tingkat kesejahteraan yang belum pernah ada sebelumnya serta mendorong permintaan akan produk-produk minyak dan gas.
Perusahaan minyak tersebut juga menjelaskan manfaat blockchain untuk menyingkat waktu transaksi dan meningkatkan efisiensi operasional. Manajer Unit Digital ADNOC Abdul Nasser Al Mughairbi menyebut teknologi blockchain sebagai “revolusioner” dan berkata pengunaannya akan membantu ADNOC mencapai strategi smart growth 2030.
“Kami percaya ini adalah penerapan pertama blockchain bagi produksi minyak dan gas di manapun di dunia, serta menunjukkan bahwa ADNOC memanfaatkan kemitraan inovatif untuk membuka kekuatan teknologi dan kreativitas berpikir demi meningkatkan efisiensi dan kinerja lebih bagus,” kata Mughairbi.
Proyek rintisan tersebut menyediakan platform tunggal untuk melacak nilai finansial dan kuantitas transaksi bilateral antara perusahaan-perusahaan ADNOC. Sebagai contoh, dalam perjalanan minyak mentah dari sumur produksi hingga pengilangan atau terminal ekspor, semua kuantitas dihitung setiap hari beserta nilai moneternya masing-masing. Selain minyak, sistem tersebut akan digunakan untuk melacak kondensat gas, cairan gas alam dan sulfur.
Menurut rilis pers, sistem blockchain yang dikembangkan akan dikaitkan dengan pelanggan, investor dan pemangku kepentingan lainnya untuk mempromosikan transparansi dan kejelasan di model bisnis ADNOC.
“Proyek rintisan tersebut menandai bahwa ADNOC mengambil langkah yang besar di bidang keuangan dan asal-muasal aset, dan memungkinkan pelacakan yang tidak dapat dibantah bagi setiap molekul minyak, beserta nilainya dari hulu ke hilir,” kata Wakil Presiden Solusi Petrokimia IBM Zahid Habib.
Selain ADNOC, beragam perusahaan di industri minyak dan gas membahas bagaimana blockchain dan kripto bisa masuk ke sektor tersebut. Pada November, majalah Oilfield Technology mengupas proyek Permian Token, sebuah kelas aset kripto yang merepresentasikan kepemilikan terhadap potensi cadangan minyak dan gas mentah. Perusahaan token tersebut telah menjalin beberapa kemitraan dengan organisasi di industri migas demi mendaftarkan hampir 250 juta barel potensi cadangan di jaringan mereka.
Bulan lalu, platform blockchain tingkat perusahaan pertama di dunia, VAKT, beroperasi secara live setelah diluncurkan secara privat. Peluncuran tersebut awalnya memperdagangkan kontrak minyak mentah BFOET, tetapi VAKT menargetkan akan memperdagangkan semua komoditas energi fisik. [ed]