Politeknik Negeri Medan (Polmed) menjalin kerjasama strategis di bidang pendidikan teknologi blockchain dengan NEM Foundation, Singapura. Kerjasama itu dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di Kampus Politeknik Negeri Medan, Senin (24/9).
Direktur Polmed M. Syahruddin kepada awak media mengatakan, secara kelembagaan, Polmed memahami potensi besar teknologi blockchain di masa depan, khususnya soal pengamanan data. Potensi itu harus dimulai dari aspek pendidikan kepada mahasiswa dan masyarakat.
“Data yang disimpan di blockchain tidak dapat diubah karena sifatnya permanen. Karena menggunakan kriptografi dan sifatnya desentralistik, maka peretasan terhadap data mustahil dilakukan. Kami melihat potensi besar teknologi blockchain ini. Oleh sebab itu perlu dirancang strategi tepat agar adopsinya lebih cepat dan luas, yakni melalui pendidikan yang sistematis,” kata Syahruddin.
Syahruddin menambahkan, dengan teknologi blockchain NEM, kelak Polmed akan menerapkannya sebagai instrumen pelengkap atas digitalisasi izazah lulusan Polmed. Dengan blockchain, alumni dan pihak yang berkepentingan akan lebih cepat memverifikasi keabsahan data lulusan dan dijamin informasinya tidak keliru.
NEM Foundation yang diwakili oleh Head of NEM Indonesia, Muhammad Yafi mengatakan bentuk konkret MoU itu adalah NEM akan memberikan beragam pelatihan blockchain yang materinya lebih sistematis kepada para mahasiswa dan dosen-dosen Polmed.
“Selain itu, melalui program kompetisi blockchain yang dimiliki NEM, mahasiswa Polmed bisa berpartisipasi untuk mendapatkan pendanaan yang jumlahnya lumayan. Tetapi, itu semua kami dahulukan dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan teknis membuat aplikasi yang tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa Polmed dengan menggunakan teknologi blockchain NEM,” kata Yafi. [vins]