Adopsi Kripto oleh Trump Kian Agresif, China Meradang!

Donald Trump semakin terang-terangan mendukung industri kripto. Setelah meresmikan cadangan Bitcoin AS, ia kini mendorong regulasi stablecoin ke Kongres sebagai langkah strategis untuk mempercepat adopsi kripto. 

Puncaknya, Trump mencetak sejarah sebagai Presiden AS pertama yang berpidato di Blockworks Digital Asset Summit pada 20 Maret 2025 di New York City. 

Kehadirannya di forum bergengsi tersebut menegaskan bahwa cryptocurrency bukan lagi sekadar tren untuk menggaet dukungan politik, melainkan telah menjadi prioritas utama dalam kebijakan ekonominya. 

Dampaknya terasa di pasar global. Setelah Eropa khawatir terhadap adopsi aset digital yang agresif oleh AS, kini giliran China yang mulai meradang.

Eropa Bergerak Cepat Menghadapi Adopsi Kripto AS

Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa (ECB), Philip Lane, kembali menekankan pentingnya adopsi kripto melalui digital euro guna menjaga kedaulatan moneter Eropa di tengah ketegangan geopolitik yang semakin meningkat.

Dalam pidatonya di University College Cork pada 20 Maret 2025, Lane memperingatkan bahwa sistem pembayaran asing dan adopsi aset digital oleh AS melalui ekspansi stablecoin berpotensi besar melemahkan peran euro dalam transaksi domestik maupun lintas batas.

“Digital euro juga merupakan alat yang efektif untuk membatasi dominasi mata uang digital asing, termasuk risiko terhadap kedaulatan moneter yang ditimbulkan oleh stablecoin berbasis fiat yang semakin banyak diadopsi,” ujarnya.

Trump Desak Kongres Segera Sahkan Regulasi Stablecoin

Ia juga menegaskan bahwa adopsi kripto bukan sekadar langkah adaptasi terhadap era digital, melainkan strategi penting untuk memastikan Eropa tetap memegang kendali atas sistem keuangan dan moneternya di tengah fragmentasi geopolitik.

“Digital euro bukan hanya tentang modernisasi, tetapi juga tentang memastikan Eropa tetap berdaulat dalam sistem keuangan global,” tutur Lane.

Sebagai langkah awal, Komisi Eropa telah mengajukan rancangan undang-undang untuk digital euro. Namun, Lane memperingatkan bahwa keterlambatan dalam adopsi aset digital melalui CBDC dapat membuat Eropa semakin tertinggal dalam persaingan ekonomi.

Trump Makin Agresif, China Siap Ambil Langkah Balasan

Tidak hanya Eropa, China juga mulai waspada terhadap kebijakan adopsi kripto AS yang semakin agresif. Mereka tampaknya tengah merancang strategi untuk menghadapi dominasi AS, salah satunya melalui rumor tentang cadangan Bitcoin yang sedang mereka siapkan.

Selain itu, dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 14 maret 2025 oleh Zhang Ming, Wakil Direktur National Finance and Development Laboratory, menyoroti risiko dominasi dolar AS yang kian menguat akibat adopsi aset digital yang didorong oleh Trump.

Zhang menegaskan bahwa stablecoin berbasis dolar kini menjadi alat transaksi utama dalam perdagangan cryptocurrency, DeFi, serta dijadikan alat lindung nilai di negara-negara dengan mata uang lemah.

“Ketika stablecoin dolar AS semakin mengaitkan kredit internasional dolar dengan aplikasi dunia virtual, dominasi mata uang Amerika Serikat bisa semakin terkonsolidasi,” tulis Zhang dalam publikasi tersebut.

Ia juga menekankan pentingnya adopsi kripto untuk melawan dominasi AS melalui pengembangan mata uang digital yang merepresentasikan RMB.

“Kita perlu mempercepat pembangunan stablecoin China, memperluas penggunaan cryptocurrency di internet, dan lebih mengintegrasikan kredit kedaulatan yuan dengan skenario aplikasi global di platform asal China,” tambahnya.

Stablecoin, Senjata Baru dalam Perebutan Dominasi

Stablecoin kini bukan sekadar alat pembayaran digital biasa, tetapi telah menjadi senjata strategis dalam persaingan global. Hal ini terlihat dari laporan sebelumnya yang menunjukkan bahwa stablecoin telah melampaui volume transaksi perusahaan raksasa seperti Visa.

Transaksi Stablecoin Sentuh Rp560 Kuadriliun, Salip Visa

Fenomena ini menjadikan adopsi kripto lewat stablecoin sebagai elemen kunci dalam keuangan digital. Pemerintah dan institusi keuangan mulai menyadari pentingnya regulasi dan inovasi untuk mempertahankan daya saing global.

Dengan pertumbuhan pesat ini, stablecoin tak lagi bisa dipandang sebelah mata. Negara yang menguasai pasar ini berpotensi menjadi pemimpin keuangan digital. Baik AS, China, maupun Eropa berlomba memastikan dominasinya. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait