Ali Martinez menyebutkan harga Bitcoin (BTC) bisa terkoreksi menjadi U$69 ribu, usai kripto nomor satu itu mencetak rekor tertinggi baru sebelumnya. Dia pun sudah “pasang harga” di bawah.
Hal itu ia sampaikan di X, beberapa jam sebelum Bitcoin (BTC) menyentuh rekor tertinggi baru di US$80 ribu pada Minggu malam.
Bitcoin Diharapkan Terkoreksi Pendek
Namun demikian, trader kawakan yang juga bekerja di BusiNext Media itu, menyiratkan koreksi ini hanyalah koreksi jangka pendek, sebelum melanjutkan melanjutkan tren kenaikan dalam jangka menengah hingga panjang secara teknikal.
“Mungkin ini hanya harapan saja, tapi saya benar-benar mengharapkan adanya koreksi untuk mengumpulkan lebih banyak Bitcoin. Tampaknya BTC sekarang keluar dari pola rising wedge, mengisyaratkan sasaran sekitar US$73.900. Saya juga menempatkan buy order di US$71.500 dan US$69.000 sebagai cadangan. Mari kita lihat ke mana arahnya!” kata Martinez di X pada Sabtu (9/11/2024).
Pola rising wedge pada Bitcoin (BTC) adalah pola grafik teknis adalah sinyal potensi pembalikan harga atau koreksi dalam tren naik. Pola ini biasanya terbentuk ketika harga Bitcoin secara bertahap naik dengan batas bawah yang lebih curam daripada batas atas, menciptakan bentuk seperti segitiga yang mengerucut ke atas. Dalam rising wedge, garis support (batas bawah) dan resistance (batas atas) bergerak ke atas, namun garis support bergerak lebih curam.
Pola ini sering dianggap sebagai sinyal bearish, karena harga biasanya menembus ke bawah setelah mencapai titik puncak. Ketika Bitcoin keluar dari pola ini dengan penurunan di bawah garis support, ini dapat menandakan awal dari koreksi atau penurunan harga lebih lanjut.
Dalam konteks analisis Martinez, ia memperkirakan BTC bisa mencapai sekitar US$73.900 sebagai target koreksi setelah keluar dari rising wedge. Dengan adanya koreksi ini, Martinez berharap dapat membeli BTC di level harga yang lebih rendah, yaitu sekitar US$71.500 dan US$69.000, untuk memanfaatkan peluang beli ketika harga sedang terkoreksi.
Harga BTC dapat Berpuncak Lokal di US$85 Ribu
Dalam analisisnya pada Jumat (8/11/2024), Martinez menjelaskan bahwa jika Bitcoin mempertahankan support level di US$71.489, maka bisa mencapai puncak lokal berikutnya sekitar US$85.360. Proyeksi ini didasarkan pada MVRV Deviation Pricing Bands, yang menunjukkan potensi keuntungan lebih lanjut di pasar BTC.
“Jika BTC mempertahankan support di atas US$71.489, maka puncak lokal berikutnya bisa berada di sekitar US$85.360, berdasarkan MVRV Deviation Pricing Bands,” sebutnya kala itu.
Sebelumnya lagi, Martinez pernah menyebutkan bahwa Bitcoin mungkin naik ke US$78.000, terkoreksi ke US$71.500, dan akhirnya mencapai US$85.000.
MVRV Deviation Pricing Bands pada Bitcoin (BTC) adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur perbedaan antara harga pasar Bitcoin dan nilai wajar aset berdasarkan Market Value to Realized Value (MVRV). Indikator ini membandingkan harga pasar saat ini dengan harga beli rata-rata pemegang BTC.
Ketika harga mendekati atau berada di bawah batas bawah dari band ini, maka BTC dianggap undervalued dan berpotensi mengalami kenaikan harga.
Sebaliknya, jika harga mendekati batas atas, aset cenderung overvalued dan rawan koreksi. MVRV Deviation Pricing Bands membantu mengidentifikasi titik beli atau jual BTC yang potensial dalam pasar.
Masuk ke Wilayah yang Belum Terpetakan
Anggapan bahwa harga kripto berkapitalisasi pasar tertinggi itu “sudah panas”, dijabarkan juga oleh Ki Young Ju, Pendiri dan CEO CryptoQuant. Menurutnya, Bitcoin baru saja memasuki fase price discovery, yaitu tahap di mana harga mulai menjelajahi level baru tanpa acuan harga crypto ini sebelumnya.
Ini terjadi ketika BTC mencapai atau melampaui rekor tertinggi, dan tidak ada data historis sebagai acuan harga baru. Atau dengan kata lain BTC memasuki wilayah yang tak terpetakan sebelumnya.
“Bitcoin baru saja memasuki fase price discovery,” katanya singkat di X, Minggu (10/11/2024).
Dalam fase ini, permintaan dan penawaran menjadi penentu utama, sehingga harga bisa sangat fluktuatif. Fase price discovery sering menarik perhatian investor, karena potensi keuntungan besar, namun juga mengandung risiko tinggi. Fase ini mencerminkan sentimen pasar yang penuh antisipasi dan ketidakpastian, dengan peluang terjadinya kenaikan atau koreksi ekstrem.
Bitcoin Jadi US$1 Juta? Begini Pendapat Ahli Soal Masa Depan
CobraVanguard: US$100 Ribu di Tahun 2025
Dalam analisis terbarunya, CobraVanguard meyakini BTC dalam perjalanan menuju US$100 ribu pada tahun 2025, karena harga sukses mendobrak pola Megaphone.
“Sekarang, dapat dikatakan bahwa Bitcoin dapat mencapai US$100.000 pada tahun depan, dan saya percaya akan hal ini. Secara teknis, harga berhasil menembus Megaphone, dan ini dikonfirmasi ketika empat atau lima candle ditutup di atas resistance ini. Jika ini terjadi, Anda lebih tahu daripada saya apa yang akan terjadi selanjutnya,” serunya di TradingView kemarin, menunjukkan keyakinan bahwa kenaikan signifikan sangat mungkin terjadi.
Pernyataan itu menyiratkan optimisme kuat tentang potensi kenaikan harga Bitcoin hingga US$100.000 pada tahun depan, didasarkan pada analisis teknikal. Penembusan pola Megaphone, yang ditandai dengan pergerakan harga yang semakin melebar, dianggap sebagai sinyal bullish kuat, terutama ketika beberapa candle berturut-turut menutup di atas garis resistance.
US$200 Ribu pada Akhir Tahun 2025
Dengan kata lain, jika Bitcoin terus bertahan di atas level ini, maka tren naik kemungkinan akan berlanjut, membuka peluang bagi harga untuk mencapai level yang lebih tinggi.
Pada Sabtu lalu, Standard Chartered memproyeksikan nilai pasar aset digital akan meningkat empat kali lipat hingga mencapai US$10 triliun pada akhir 2026.
Menurut Geoffrey Kendrick, Kepala Riset di Standard Chartered, pertumbuhan ini didorong oleh potensi perubahan regulasi, termasuk kebijakan stabilitas kripto dan sikap lebih lunak dari SEC terhadap aset digital.
Standard Chartered memprediksi harga Bitcoin akan mencapai US$200.000 dan Ethereum US$10.000 pada akhir 2025, didukung oleh kebijakan pro-kripto dari pemerintahan baru di AS yang diharapkan akan mendorong adopsi aset digital secara luas.
Prospek harga Bitcoin tampak optimis, dengan analis seperti Ali Martinez dan CobraVanguard memperkirakan tren kenaikan di tengah fase price discovery yang belum terpetakan.
Meskipun Martinez mengantisipasi koreksi jangka pendek hingga sekitar US$69.000 untuk memanfaatkan peluang beli, fase price discovery dan penembusan pola teknis seperti Megaphone menunjukkan potensi tren kenaikan yang kuat.
Dengan mempertahankan support level penting, Bitcoin berpotensi mencapai puncak lokal hingga US$85.000, bahkan ada keyakinan akan kenaikan lebih jauh menuju US$100.000 di tahun 2025. Namun, volatilitas yang tinggi juga menuntut kewaspadaan, mengingat adanya risiko koreksi yang dapat terjadi kapan saja dalam fase ini. [ps]