Peluncuran tahap pertama Ethereum 2.0, sistem blockchain baru bersistem Proof-of-Stake (PoS) diperkirakan akan telat lagi. Hal itu disinyalkan kuat oleh salah seorang Pendiri dan Pengembang Ethereum, Vitalik Buterin.
Tahap pertama (phase 0) Ethereum 2.0 direncanakan digelar pada 1 Desember 2020 mendatang, tetapi jauh memenuhi syarat minimal, yakni 524.288 ETH dengan 16.384 node validator, di “deposit contract“.
Ethereum 2.0 Tahap Pertama Masih Jauh dari Sasaran, Hitung Cuan Sekalian
Per 10 November 2020, pukul 19:55 WIB, di “Eth2 Deposit Contract” baru terdata sekitar 50.689 ETH dari 1.699 transaksi. Setiap transaksi adalah sebesar 32 ETH, syarat minimal sebagai node validator. Terpantau hari ini, 20 November 2020, pukul 15:48 WIB, sudah terkumpul 108.800 ETH.
Berbicara pada sesi Ask Me Anything (AMA) di Reddit, pada 17 November 2020, Vitalik Buterin dan sejumlah anggota Ethereum Foundation berkomentar tentang masa depan jaringan dan peluncuran Ethereum 2.0 yang sangat dinantikan itu.
Highlighting a comment I made in the reddit AMA yesterday that got buried but I think expresses something important: pic.twitter.com/NR2Y7GWY9U
— vitalik.eth (@VitalikButerin) November 19, 2020
Kemungkinan Lebih Banyak Penundaan
Saat ditanyai tentang timeline lengkap untuk sharding dan migrasi konsensus, Buterin menjelaskan bahwa penskalaan mungkin sudah siap sebelum staking.
“Untuk penggabungan, menurut saya kurang dari setahun tidak realistis. Bahkan jika penerapan penggabungan lengkap gagal dilakukan pada Februari 2021, saya akan merekomendasikan agar kami menunggu hingga November 2021 atau lebih untuk meyakinkan pubik bahwa sistem PoS ini aman,” kata Vitalik.
Katanya, sharding dapat dilakukan kapan pun cukup stabil, dan dia akan senang tidak menunggu terlalu lama untuk mengeluarkannya.
Dalam sesi AMA itu juga terungkap bahwa rancangn ulang smart contract Ethereum WebAssembly (eWASM) yang diusulkan, telah ditangguhkan sementara.
Lead Developer Ethereum, Danny Ryan bahwa menyatakan bahwa dia tidak yakin bahwa eWASM akan berhasil sampai ke mainnet.
eWASM adalah alternatif dari Ethereum Virtual Machine (EVM) yang saat ini digunakan yang menawarkan kendali transaksi yang lebih besar.
Imbalan 10 Persen per Tahun?
Per 26 Oktober 2020 lalu, disebutkan bahwa node validator pada blockchain Ethereum 2.0 berpotensi meraih 4,6 persen hingga 10,3 persen per tahun sebagai imbalan staking.
Hal tersebut disampaikan Collin Myers, Kepala Strategi Produk Global di ConsenSys, pada ajang Devcon 5 kala itu.
Myers mengklaim agar menjadi validator pada jaringan Ethereum 2.0, validator harus memiliki saldo minimal 32 Ether (ETH), atau waktu itu setara dengan US$5.760.
Ethereum 2.0 adalah pembaruan jaringan besar-besaran pada blockchain Ethereum. Pembaruan itu akan mengubah mekanisme konsensus Proof-of-Work saat ini, menjadi Proof-of-Stake, di mana fungsi validasi blok transaksi berganti tangan dari model konsumsi energi listrik dengan spesifikasi alat khusus ke model kepemilikan jumlah aset dengan spesifikasi komputer cloud.
Sesuai kesepakatan pengembang inti Ethereum, tahap pertama transisi Ethereum ke 2.0 akan dilaksanakan pada 3 Januari 2020, namun kemudian pekan lalu disebutkan dipercepat pada 1 Desember 2020.
Pada ajang yang sama, Myers mengungkapkan sebuah perhitungan kasar yang membantu validator mendapatkan gambaran penghasilan bruto dan nett setiap tahun, termasuk biaya perangkat keras dan tagihan listrik. Aplikasi web bernama ETH 2.0 Calculator tersebut akan diluncurkan bersama dengan Ethereum 2.0 mendatang.
Menghitung Laba Staking
Kendati belum diluncurkan secara resmi, ada kalkulator khusus untuk menghitung laba, seandainya Anda ingin men-staking ETH, baik dalam peran sebagai node validator secara langsung ataupun melalui node validator pool (melalui pihak ketiga).
Cara kedua ini Anda tidak perlu men-staking 32 ETH secara mandiri, tetapi bergabung dengan pihak lainnya dalam satu layanan.
Dengan harga hari ini, jikalau mengacu pada jumlah staking sebanyak 32 ETH (kisaran US$14.265,60), berdasarkan kalkulator ini, maka Anda bisa mendapatkan imbal hasil sebesar 14,09 di tahun pertama.
Namun ada faktor lain yang mungkin membuat banyak pihak enggan, yaitu besaran imbalan akan berkurang, berbanding lurus dengan jumlah node validator di dalam jaringan. Semakin banyak node validator yang aktif, maka semakin kecil pula imbalan yang diperoleh. [red]