Malam ini, 20 Oktober 2020, pukul 18:00 WIB, Bitcoin tampak genit hampir menyentuh US$12 ribu per BTC, wilayah penting yang tidak tercapai sejak awal September 2020.
Reli terbesar Bitcoin dalam lebih dari seminggu telah mendorongnya hampir ke wilayah US$12.000, level kunci yang diawasi ketat oleh sejumlah analis teknikal.
Selama sepekan terakhir, Raja Aset Kripto itu naik sekitar 3,87 persen, sekitar US$11.900 (Rp174,9 juta).
Jika Bitcoin mampu melewati level di atas US$12.000, maka reli yang lebih besar mungkin terpenuhi, setidaknya menuju US$13-15 ribu per BTC.
Untuk melanjutkan penguatan itu, Bitcoin perlu menembus sejumlah resistensi agar bisa melaju ke US$15.000, yakni US$11.923 (1 September 2020) dan US$12.280 (17 Agustus 2020).
Sementara itu, berdasarkan Bloomberg Galaxy Crypto Index, yang melacak beberapa aset kripto terbesar, juga naik, hingga 4,5 persen pada satu titik.
Dash dan Monero (XMR) termasuk di antara para peraih kenaikan terbesar, masing-masing naik lebih dari 5 persen.
Pertumbuhan selama sepekan, khususnya malam hari ini terjadi kurang dari 24 jam setelah pada Senin kemarin, IMF menggelar seminar khusus mengenai pembayaran lintas negara terkait penerbitan mata uang digital bank sentral alias CBDC.
Kehadiran dan pernyataan Kepala Bank Sentral AS alias The Fed, Jerome Powell sangat dinantikan publik.
Singkatnya, terkait dolar digital dalam konteks CBDC, pihaknya masih mempelajarinya secara seksama, sembari memperhitungkan sejumlah aspek risiko.
Yang pasti The Fed dalam waktu pendek belum menerbitkan dolar digital guna menjawab yuan digital oleh Bank Sentral Tiongkok yang kian agresif, termasuk terkait proyek Facebook-Libra yang sebelumnya mendukung dolar digital.
Penerbitan Dolar Digital, The Fed: Lebih Baik Tepat daripada Cepat
“Pernyataan Powell dan panelis lain di konferensi daring itu menggambarkan seberapa jauh dan dekat negara dalam melihat CBDC. Publik pun meresponsnya secara cepat di media sosial menafsirkan bahwa mata uang digital benar-benar diakui, nyata dan global,” kata Mati Greenspan, pendiri Quantum Economics, dilansir dari Bloomberg. [red]