Ajaib Kripto: Bitcoin Berpotensi Merekah Lagi ke US$60 Ribu

Usai melorot hingga US$49.749 pada 5 Agustus 2024 lalu, analis Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan Bitcoin berpotensi merekah lagi ke US$60 ribu, ketika saat ini terus-menerus menguji resistensi US$57.000. Lantas apa saja faktor pendorongnya?

Hal itu disampaikan Panji beberapa hari lalu ketika pada Selasa (6/8/2024) pukul 08:00 WIB Bitcoin (BTC) telah sedikit pulih dan diperdagangkan pada harga US$56.030.

Bitcoin (BTC) memang mengalami penurunan pada Senin (5/8/2024), turun dari US$58.350 ke US$49.079 dalam hitungan jam. Terpantau kini pada Rabu petang, Raja Kripto itu beringsut di US$57.340, berdasarkan data dari Coinmarketcap.

Bitcoin Berpotensi Kembali ke US$60 Ribu

“Sementara sejak seminggu terakhir atau periode Selasa (30/7/2024) hingga ke Selasa (6/8/2024) BTC terhitung melemah sekitar 15,30 persen turun dari US$66.150 hingga ke US$56.000. Sementara dari sisi teknikal saat ini, BTC menguji resistance US$57.000, dengan potensi naik ke US$60.000 jika berhasil breakout. Namun, jika mengalami penolakan di resistance US$57.000, ada kemungkinan turun kembali ke support US$50.000,” ujar Panji kepada Blockchainmedia.id merespons ulasan bahwa Bitcoin berpotensi kembali ke US$60 ribu.

Pasar kripto secara keseluruhan sebelumnya memang sempat mengalami kerugian besar dari sisi total kapitalisasi pasar yang anjlok 16,45 persen dalam seminggu terakhir turun dari US$2,33 triliun menjadi US$1,950 triliun. Adapun, Ethereum (ETH) sempat anjlok lebih dari 18 persen dari US$2.695 ke level terendah US$2.171 sebelum pulih sedikit ke US$2.234 pada Selasa (6/8/2024) pukul 08:00 WIB.

bitcoin

Per Rabu petang, nilai pasar BTC sudah naik kembali ke US$1,12 triliun, ketika harga kripto wahid itu menguat 4,58 persen dalam 24 jam terakhir, kendati kinerja sepekan terakhir masih membara 13 persen.

Sejumlah Sebab Musabab: Potensi Pemangkasan Suku Bunga Hingga Kampanye Kripto Donald Trump

Panji menilai ada sejumlah faktor yang memengaruhi penurunan pasar ini. Dia menyebutkan data pada laporan pekerjaan AS yang lemah baru-baru ini telah mengirimkan gelombang kejutan ke pasar global, termasuk sektor aset kripto. Laporan tersebut menunjukkan lonjakan signifikan dalam tingkat pengangguran, dengan pekerjaan nonpertanian jauh di bawah ekspektasi.

Nonfarm Payrolls (NFP) di AS yang dirilis pada Jumat (2/8/2024) meningkat sebesar 114.000 pada Juli, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Angka ini lebih rendah dari kenaikan Juni yang direvisi menjadi 179.000 dan ekspektasi pasar sebesar 175.000.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen dari 4,1 persen pada Juni, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja naik menjadi 62,7 persen dari 62,6 persen. Selain itu, inflasi upah tahunan, yang diukur dari pendapatan rata-rata per jam, turun menjadi 3,6 persen dari 3,8 persen pada periode yang sama.

Panji melanjutkan, data tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa ekonomi AS mungkin menuju resesi, prospek yang telah membuat takut investor di berbagai kelas aset.

Penurunan BTC pada Jumat (2/8/2024) menyebabkan outflow sebesar US$237,45 juta pada perdagangan ETF Spot Bitcoin, yang akhirnya menghasilkan net outflow sebesar US$80,69 juta pada periode 29 Juli- 2 Agustus, menutup tren positif yang berlangsung selama 4 minggu terakhir.

Selain itu, laporan pekerjaan tersebut telah memicu spekulasi tentang kebijakan Federal Reserve di masa mendatang. Sementara beberapa orang percaya bahwa ekonomi yang melemah dapat mendorong Fed untuk memangkas suku bunga, yang berpotensi menguntungkan aset dengan pasokan tetap seperti Bitcoin dalam jangka panjang, reaksi pasar langsung adalah penghindaran risiko.

Ramalan Terbaru Potensi The Fed Pangkas Suku Bunga Lagi

“Di sisi lain, aksi Warren Buffett menjual sebagian besar saham Apple melalui Berkshire Hathaway, menambah tekanan pada pasar ekuitas global. Selain itu, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank of Japan menyebabkan indeks saham Jepang mendekati wilayah bear market. Ketidakpastian mengenai hasil pemilihan presiden AS mendatang dan popularitas Kamala Harris, yang kurang mendukung kripto dibandingkan Donald Trump, semakin menekan sentimen pasar,” ujar Panji.

Donald Trump Dijadwalkan Tampil Bersama Elon Musk, Topik Kripto Dimunculkan?

Faktor lainnya yang mempengaruhi pasar kripto termasuk pergerakan aset milik Jump Crypto dan potensi akibat ganti rugi berupa BTC dari MtGox. Investor terus memantau perkembangan ini dengan cermat, khawatir dampaknya terhadap stabilitas pasar kripto.

“Serupa dengan pandangan kami sebelumnya, investor aset kripto disarankan untuk tetap tenang dan menilai kembali strategi investasi mereka di tengah fluktuasi pasar. Diversifikasi portofolio dengan aset yang lebih stabil dapat membantu mengurangi risiko, sementara pemantauan perkembangan makroekonomi dan faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga serta keputusan investor besar sangat penting,” tegasnya. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait