Ajaib Kripto: Bitcoin Masih Berpotensi Kembali Melemah ke US$54 Ribu

Bitcoin diprediksi turun kembali ke kisaran hingga US$54 ribu, namun sentimen bullish diperkuat oleh potensi The Fed akan pangkas suku bunga.

Panji Yudha Analis di Ajaib Kripto mengatakan, harga Bitcoin (BTC) masih berpotensi kembali melemah ke US$55 ribu hingga US$54 ribu. Ia juga menyoroti perkembangan terkini ekonomi AS yang secara tak langsung memengaruhi sentimen di pasar kripto global.

“Dari sisi analisa teknikal, jika BTC bertahan di atas US$57.000, ada peluang menguji resistance US$60.000. Jika turun di bawah US$57.000, BTC berpotensi kembali melemah ke US$54.000 hingg US$55.000,” kata Panji, berdasarkan data per Kamis (11/7/2024) pukul 09.30 WIB.

Proyeksi itu juga berdasarkan data inflasi AS terkini yang secara tak langsung menjadi faktor bagi sentimen pelaku pasar kripto secara global, di mana kata Panji, jika angka inflasi yang diumumkan melampaui harapan pasar, ini akan berpotensi memberikan dampak negatif pada Bitcoin.

Namun, jika angka inflasi sesuai dengan atau bahkan lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Bitcoin dan pasar kripto secara umum, ujarnya.

Dampak Rilis Data Inflasi AS ke Bitcoin dan Kripto Lain

Meski sempat mengalami penurunan ke bawah harga US$55.000 pada perdagangan Senin (8/7/2024), pergerakan Bitcoin (BTC) menunjukan pemulihan, di mana sempat mencapai level US$59.469 pada perdagangan Rabu (10/7/2024) . Sementara pada Kamis (11/7/2024) bertengger di harga US$57.946. Pantauan Redaksi pada Jumat malam, BTC turun 2,5 persen dalam sehari di kisaran US$57.236.

Panji menjelaskan, seminggu terakhir pasar kripto mengalami masa-masa penuh gejolak di tengah penjualan Bitcoin (BTC) oleh pemerintah Jerman dan kekhawatiran tentang distribusi pengembalian ke kreditur MtGox yang sudah tidak beroperasi lagi juga menimbulkan kekhawatiran di pasar kripto saat ini.

Panji melanjutkan, namun, prospek bullish belum berakhir didukung oleh faktor makroekonomi. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan pada Selasa (9/7/2024) bahwa mempertahankan suku bunga tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Ini tampaknya mengisyaratkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan pelonggaran kebijakan alias bisa memulai memangkas suku bunga acuan.

The Fed Diperkirakan Baru Pangkas Suku Bunga Tahun Depan

Setelah pernyataan tersebut, peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (0,25 persen) pada FOMC 18 September 2024 meningkat menjadi 70 persen. Jika terjadi, suku bunga acuan akan menjadi 5,00-5,25 persen. Sementara itu, pada pertemuan FOMC 31 Juli 2024, The Fed diprediksi akan mempertahankan suku bunganya, menurut CME FEDWatch tool.

Selain itu, Bitcoin berhasil pulih didorong oleh perdagangan ETF Bitcoin Spot di AS. Menurut data SoSo Value, dari Senin (8/7/2024) hingga Rabu (10/7/2024), ETF ini mencatat arus masuk sebesar US$654,3 juta hanya dalam tiga hari perdagangan saja.

Sementara itu, pasar minggu ini menantikan rilis data inflasi AS, dimulai dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Kamis (11/7/2024), yang diprediksi akan menjadi 3,1 persen YoY, lebih rendah dari periode sebelumnya di angka 3,3 persen YoY. Laporan Indeks Harga Produsen (IHP) pada Jumat (12/7/2024) diprediksi tetap di angka 2,2 persen YoY, sama dengan periode sebelumnya. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait