Ajaib Kripto: Uptober! Harga Bitcoin Dapat Berlanjut ke US$68 Ribu

Analis Ajaib Kripto, Panji Yudha, berpendapat harga Bitcoin dapat berlanjut ke US$68 ribu, usai pagi hari ini menyentuh US$66 ribu. Apa saja katalisnya memenuhi narasi “Uptober”?

Harga Bitcoin terus menunjukkan tren positif di Oktober 2024, setelah berhasil melampaui US$66.000 pada awal pekan ini. Dalam sepekan terakhir, Bitcoin mencatat kenaikan sebesar 6 persen, meski tantangan masih ada terkait resistance level. Apakah momentum ini akan bertahan hingga akhir bulan? Para analis memproyeksikan potensi bullish untuk Bitcoin berdasarkan berbagai faktor ekonomi global.

Pada 15 Oktober 2024, harga Bitcoin berhasil mencapai US$66.300, namun mengalami sedikit koreksi ke US$65.850. Meski begitu, banyak analis, termasuk Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, yang optimistis tentang prospek Bitcoin ke depan.

Harga BTC Bisa Mencapai 68 Ribu, Waspada MA-20 di US$63 Ribu

“Dari analisa teknikal, saat ini BTC bertengger di US$65.850. Jika mampu bertahan di atas support US$64.000, maka ada potensi untuk melanjutkan kenaikan hingga US$68.000,” ujar Panji Yudha dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/10/2024).

Namun, ia juga memperingatkan bahwa jika BTC turun di bawah level tersebut, kemungkinan besar akan ada retest ke resistance di sekitar MA-20 di US$63.000.

Kenaikan ini didukung oleh beberapa faktor penting, termasuk data inflasi di Amerika Serikat untuk bulan September yang mencapai 2,4 persen secara tahunan (YoY), sedikit lebih tinggi dari proyeksi awal sebesar 2,3 persen YoY.

Namun, inflasi ini masih lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya di Agustus yang mencapai 2,5 persen. Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kebijakan pemangkasan suku bunga, yang menjadi sentimen positif bagi aset berisiko seperti Bitcoin.

harga bitcoin sentuh 66 ribu

Selain data inflasi, minat investor terhadap Bitcoin juga tetap tinggi, meski terjadi arus keluar modal sebesar US$300 juta dari ETF Spot Bitcoin di Amerika Serikat pada akhir September hingga awal Oktober.

Namun, transaksi ETF bernilai kripto itu pekan lalu justru mencatat volume sebesar US$308 juta, yang menunjukkan bahwa sentimen terhadap Bitcoin tetap kuat.

“Kondisi ini menandakan bahwa meskipun ada beberapa aliran negatif, minat investor terhadap Bitcoin tidak luntur,” jelas Panji Yudha.

permintaan di pasar ETF Spot BTC memengaruhi harga Bitcoin secara global

Selain faktor-faktor makroekonomi, ada pula narasi politik yang turut memengaruhi kenaikan harga Bitcoin. Peluang Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat semakin besar, dengan popularitasnya di pasar prediksi Polymarket mencapai 55 persen.

Kondisi ini mengingatkan pada situasi yang serupa pada bulan Juli 2024, ketika harga Bitcoin sempat melonjak hingga US$70.000. Situasi politik ini berpotensi meningkatkan spekulasi di pasar, mendorong kenaikan lebih lanjut pada harga Bitcoin.

Saham MicroStrategy, perusahaan yang dikenal sebagai salah satu pemegang Bitcoin terbesar, juga mencapai titik tertinggi baru sepanjang tahun ini. Hal ini semakin memperkuat sentimen bullish di pasar kripto. Sementara itu, ketidakpastian terkait kebijakan stimulus fiskal di Tiongkok turut memicu spekulasi bahwa investor akan beralih dari ekuitas Negeri Tirai Bambu itu ke aset kripto seperti Bitcoin, memberikan dorongan tambahan bagi aset digital ini.

Harga Bitcoin Sentuh US$65 Ribu, Berikutnya akan Terpengaruh Banyak Faktor Katalis

Dalam beberapa hari ke depan, pasar kripto diprediksi akan dipengaruhi oleh empat peristiwa ekonomi penting di Amerika Serikat. Laporan klaim pengangguran akan memberikan gambaran tentang kondisi pasar tenaga kerja, sementara data penjualan ritel menunjukkan seberapa kuat pengeluaran konsumen.

Selain itu, laporan produksi industri dan pendapatan perusahaan besar juga akan memberikan petunjuk tentang kesehatan ekonomi secara keseluruhan. Jika data-data ini menunjukkan hasil positif, maka pasar kripto diperkirakan akan merespons dengan kenaikan lebih lanjut.

riwayat return harga btc secara bulanan

Mengenai prospek di bulan Oktober, Panji Yudha menambahkan bahwa kenaikan BTC di bulan Oktober sering dikaitkan dengan istilah “Uptober”, yang merujuk pada kecenderungan Oktober sebagai bulan bullish bagi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan.

Biasanya, Oktober ditutup dengan kenaikan, meski tidak jarang bulan ini dimulai dengan koreksi. Menurutnya, momentum historis di bulan Oktober ini, yang dikenal sebagai salah satu bulan terkuat untuk Bitcoin, bisa menjadi katalis penting yang mendukung kenaikan harga hingga akhir bulan. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait