Hampir semua negara kerap menyelenggarakan acara terkait kripto dan blockchain. Kali ini Korea Utara tak mau ketinggalan. Korean Friendship Association (KFA) mengumumkan, membuka pintu bagi investor dan pegiat kripto dari mancanegara di ajang Pyongyang Blockchain and Cryptocurrency Conference. Acara yang diselenggarakan tahun 2019 mendatang itu adalah acara terkait blockchain pertama di negara Komunis itu.
Dilansir dari Ethereum World News, Rabu (21/11), acara tersebut akan berlangsung selama 8 hari dimulai 18 April 2019 di Kompleks Sains dan Teknologi Korea Utara di Pyongyang. Melengkapi acara konferensi, peserta akan diajak berkunjung ke beberapa lokasi, seperti Perpustakaan Pusat Korea Utara, Museum Perang Korea, Universitas Bahasa Asing Pyongyang, serta sebuah pabrik bir.
Namun demikian, melihat banyaknya tempat yang dikunjungi, program itu terkesan lebih mirip acara kehumasan dan pelancongan daripada bincang-bincang blockcain. Beberapa foto yang ditelusuri di Internet, Kompleks Sains dan Teknologi sebagai pusat konferensi memang tampak megah.
Sadar akan reputasi Korut, panitia acara menegaskan bahwa Republik Rakyat Demokratik Korea bisa dianggap sebagai salah satu negara paling aman di dunia.
“Selama Anda memiliki akal sehat yang wajar dan menghormati budaya serta keyakinan di negara lain, Anda akan selalu diterima dan bebas menikmati seperti ribuan kawan lainnya yang kami terima selama 28 tahun terakhir dan terlibat di bidang budaya, olahraga, sains atau bisnis,” jelas panitia melalui website resmi.
Disebutkan di website tersebut anggota tim pelaksana acara termasuk Alejandro Cao de Benos, Delegasi Khusus Bagi Komite Hubungan Budaya dan Presiden Asosiasi Persahabatan Korea, dan Chris Emms, pakar blockchain dan kripto, pembuat Token Key.
Blockchain/crypto conference in the Pyongyang Science and Technology Complex, from the 18th to 25th April 2019 https://t.co/HRgJlf2pGI pic.twitter.com/iuKtRvK4We
— Alejandro Cao (@DPRK_CAODEBENOS) November 20, 2018
Beberapa hari sebelumnya, Alejandro memang telah mengumumkan perihal acara itu melalui Twitter pribadinya.
Jikalau Anda berminat ikut serta, Anda harus rela merogoh kocek senilai 3.300 euro per orang. Itu sudah termasuk biaya penerbangan pulang pergi Tiongkok-Korea Utara, akomodasi, transportasi dan konsumsi.
Kendati Korea Utara terkesan lebih terbuka, jurnalis tidak diperkenankan datang. Para peserta pun dilarang keras membawa beragam materi propaganda yang dicetak masal atau materi digital lainnya, yang dapat “merusak” kehormatan negara Korea Utara. Warga Korea Selatan, Jepang dan Israel juga tidak boleh hadir di acara tersebut, tetapi tidak dengan warga Amerika Serikat.
Melalui surel yang BlockchainMedia layangkan kemarin, Alejandro secara langsung membenarkan soal penyelenggaraan acara konferensi itu dan memang jurnalis dan media manapun tidak boleh hadir
“We are sorry, but no media will be allowed in this first conference. For questions related to our DPRK Government side, I can answer you. For questions about the conference itself and its content, please contact Chris Emms,” katanya. [ed]