Analis kebijakan di Cato Institute’s Center for Monetary and Financial Alternatives, Nicholas Anthony membagikan argumen mengapa sesungguhnya dunia tak membutuhkan Uang Digital Bank Sentral (Central Bank Digital Currency alias CBDC).
Selain di sejumlah forum, Antony juga baru saja menerbitkan buku berjudul Digital Currency or Digital Control? yang mengupas risiko privasi dan hilangnya kebebasan keuangan di balik penerapan teknologi Uang Digital Bank Sentral (CBDC) itu.
“Buku ini berisi segala sesuatu yang perlu Anda ketahui untuk membuat Anda mengikuti perkembangan tentang CBDC, sehingga Anda bisa memahami taruhannya sebelum mereka diciptakan,” terangnya seperti dikutip media keuangan Forbes baru-baru ini.
Potensi Pembatasan Finansial Sepihak di Balik CBDC
Anthony menjelaskan, teknologi CBDC akan memberi bank sentral kemampuan untuk mengawasi setiap transaksi yang kita lakukan, yang sangat kontras dengan nilai-nilai privasi yang disediakan oleh penggunaan uang tunai fisik atau bahkan Bitcoin atau sebagian jenis kripto lainnya.
Menurutnya, privasi finansial telah berkurang di era digital dan bagaimana CBDC bisa menjadi akhir dari sedikit perlindungan yang tersisa.
Dia memperingatkan bahwa CBDC akan memberi pemerintah kekuatan untuk membatasi pembelian tertentu.
“CBDC bisa diprogram untuk memungkinkan transaksi hanya dengan bisnis yang dianggap ‘esensial’. Atau dalam kasus pembatasan perjalanan, CBDC bisa membekukan transaksi dan memberi tahu pihak berwenang tentang pengeluaran yang dilakukan di luar radius perjalanan yang diizinkan,” terangnya.
Kemampuan semacam ini, argumen Anthony, hanya memberi lebih banyak kekuasaan kepada tidak hanya pemimpin pemerintahan otoriter tetapi juga pemimpin demokrasi liberal.
Antony membagikan contoh bagaimana Tiongkok membekukan keuangan pribadi Jimmy Lai, seorang penerbit surat kabar yang berbasis di Hong Kong yang mendukung protes pro-demokrasi di wilayah tersebut, dan bagaimana Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau membekukan rekening bank para pengemudi truk yang memprotes pembatasan COVID-19 pada tahun 2022.
CBDC hanya akan mempermudah para pemimpin untuk secara sepihak melumpuhkan keuangan dari pihak membangkang pemerintah.
Lebih jauh, Antony mencatat beberapa negara termasuk Tiongkok, Nigeria, dan Bahama telah menerbitkan CBDC, dan bukti menunjukkan bahwa publik tidak tertarik menggunakannya.
Anthony menunjukkan bahwa adopsi eNaira, CBDC Nigeria, hanya mencapai 6 persen, dan itu setelah bank sentral menciptakan kekurangan uang tunai yang begitu parah sehingga menyebabkan protes dan kerusuhan di negara tersebut.
Salah satu pendiri dan Mitra Umum di perusahaan modal ventura kripto Castle Island Ventures, Nic Carter juga mencatat dalam sebuah posting di X bahwa ia kesulitan menemukan siapa pun di Bahama yang menggunakan Sand Dollar, CBDC Bahama, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut.
People aren’t using the CBDC in The Bahamas so now the central bank is planning to force banks to distribute it.
My latest in @Cointelegraph details the story, but let me give you the highlights here. 🧵https://t.co/6w9wwgERsw
— Nick Anthony (@EconWithNick) July 12, 2024
Puji Bitcoin dan Stablecoin Lebih Inklusif
Alih-alih Uang Digital Bank Sentral (CBDC), Antony menilai mata uang digital seperti Bitcoin dan stablecoin lebih inklusif.
“Bitcoin adalah contoh dari bentuk yang digital yang secara prinsip lebih mengedepankan privasi yang dapat digunakan oleh siapa pun. Termasuk itu adalah stablecoin, yang tidak memerlukan regulasi know your customer (KYC) untuk digunakan, secara inheren lebih inklusif daripada CBDC,” terangnya.
Untuk alasan ini, dan banyak lagi, Anthony dan rekan-rekannya di Cato Institute ingin memperjelas bahwa tidak ada versi bagus dari CBDC dan bahwa alasan utama pemerintah dan bank sentral menerbitkannya adalah agar mereka dapat mengendalikan lebih banyak warga negara mereka.
“Pemerintah dari semua jenis menyadari bahwa sistem keuangan tradisional adalah alat yang efektif untuk kontrol,” tulis Anthony.
Dia menandaskan alasan mengapa dunia tidak membutuhkan Uang Digital Bank Sentral, sebab satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh CBDC adalah memperluas kemampuan untuk menerapkan kendali ini kepada semua orang. [ab]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.