Di tengah pasar kripto yang kerap naik-turun, beberapa proyek justru muncul sebagai pembicaraan hangat. Salah satunya adalah altcoin Sei Network, yang belakangan ini semakin sering disebut berkat kombinasi kabar ETF dan perluasan infrastruktur.
Banyak pengamat mulai menilai bahwa Sei bisa menjadi salah satu kandidat kuat untuk masuk ke daftar aset yang layak dipertimbangkan investor.
Staking ETF Buka Babak Baru
Perhatian besar muncul setelah Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada hari Senin (8/9/2025) menerima aplikasi Canary Spot Staked SEI ETF. Produk ini unik karena tidak hanya memberikan paparan harga altcoin SEI, tetapi juga menyertakan imbal hasil dari staking dalam struktur ETF.
Jika kelak disetujui, ETF ini akan membuka pintu bagi investor ritel maupun institusional di AS untuk langsung terkoneksi dengan SEI. Meski keputusan final baru dijadwalkan pada November 2026, banyak yang menilai langkah ini sudah menjadi sinyal kuat.
“Kabar ini jelas mengejutkan banyak orang, bahkan bagi mereka yang sudah optimistis terhadap Sei,” ujar host Altcoin Buzz, dalam video terbarunya.
Data On-Chain Menguatkan Optimisme
Meski harga altcoin Sei Network belum mencerminkan lonjakan berarti, data on-chain memperlihatkan pertumbuhan solid. Total nilai terkunci (TVL) jaringan kini menembus US$600 juta, meningkat enam kali lipat dalam 12 bulan terakhir.
Volume transaksi bursa terdesentralisasi (DEX) juga melonjak tujuh kali lipat, sementara dompet aktif mencapai 5 juta dalam enam bulan terakhir.
Di sisi lain, kondisi ini memperlihatkan bahwa Sei Network tidak sekadar proyek percobaan. Investor pun mulai melihat peluang bahwa persetujuan ETF dapat menjadi katalis untuk mendorong harga yang selama ini dianggap tertahan.
Integrasi RWA dan USDC
Lebih lanjut, Sei Network juga memperkuat pondasi dengan fokus pada aset dunia nyata (RWA). Integrasi dengan CCIP Chainlink memungkinkan Sei terhubung dengan 61 jaringan blockchain dan lebih dari 140 token.
Selain itu, masuknya stablecoin USDC secara native melalui CCTP Circle membuka jalan bagi aliran dana besar ke dalam ekosistem.
Dengan nilai USDC yang beredar lebih dari US$62 miliar, kehadiran stablecoin ini bisa menambah kepercayaan pengguna sekaligus memperluas utilitas Sei Network. Kombinasi interoperabilitas Chainlink dan dukungan Circle membuat Sei semakin siap bersaing dalam arena tokenisasi aset dunia nyata.
Tantangan Tokenomik
Namun demikian, Sei juga tidak lepas dari tantangan. Dari total pasokan 10 miliar koin, sudah ada 6 miliar yang beredar atau setara 60 persen. Selain itu, terdapat jadwal unlock bulanan sekitar 55,56 juta SEI hingga 2027, sementara seluruh unlock baru berakhir pada Maret 2031.
Meskipun efeknya mungkin sebatas tekanan harga minor yang terjadi secara rutin, hal ini tetap menjadi variabel penting yang harus diperhatikan investor.
Saat ini harga SEI berada di kisaran US$0,31, naik 4,7 persen dalam 24 jam terakhir. Jika kembali ke level tertinggi sepanjang masa pada Maret 2024 di US$1,14, potensi kenaikan hampir empat kali lipat terbuka lebar.
Skenario optimistis bahkan memproyeksikan harga bisa menembus US$5 dalam siklus bull run mendatang, meski target ini dinilai terlalu ambisius untuk dicapai dalam waktu dekat. Namun, dengan kombinasi kabar ETF, integrasi RWA, dan dukungan USDC, Sei kini memiliki pijakan yang lebih kokoh dibanding periode sebelumnya.
Sei Network tengah berada dalam fase penting yang bisa menentukan arah perkembangannya di masa depan. Penerimaan aplikasi ETF oleh SEC, integrasi dengan Chainlink dan Circle, serta data on-chain yang impresif menjadi faktor pendukung utama.
Walau tantangan tokenomik tetap membayangi, peluang pertumbuhan ekosistem memberi alasan mengapa altcoin Sei Network mulai dipandang sebagai aset yang layak untuk dibeli. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.