Altcoin adalah semua jenis cryptocurrency selain Bitcoin yang hadir (sebagian di antaranya) untuk menghadirkan inovasi baru di dunia blockchain. Dari sekadar alat pembayaran cepat hingga platform smart contract canggih, altcoin menawarkan solusi beragam untuk mengatasi keterbatasan Bitcoin. Yuk, pelajari selengkapnya di bawah ini!
BACA JUGA: Apa Itu Degen Kripto? Gaya Spekulatif yang Bisa Bikin Kaya atau Rugi Seketika
Apa Itu Altcoin?

Altcoin adalah istilah untuk semua jenis cryptocurrency selain Bitcoin yang hadir sebagai alternatif dengan berbagai fungsi dan inovasi baru.
Kata “altcoin” berasal dari gabungan “alternative” dan “coin.” Sejak kemunculan Bitcoin pada tahun 2009, ribuan altcoin bermunculan dengan tujuan untuk memperbaiki keterbatasan Bitcoin atau menghadirkan fitur tambahan. Beberapa altcoin menawarkan transaksi yang lebih cepat dan murah, sementara yang lain menghadirkan konsep baru seperti smart contract, staking, atau governance system.
Melansir laman CoinAPI, hingga tahun 2024 tercatat lebih dari 14.000 altcoin beredar di pasar, mencakup hampir setengah dari total kapitalisasi pasar kripto global. Contoh altcoin populer antara lain Ethereum (ETH), Litecoin (LTC), dan Ripple (XRP).
Perbedaan Altcoin dan Bitcoin
Perbedaan utama antara Altcoin dan Bitcoin terletak pada tujuan, teknologi, serta fungsinya dalam ekosistem kripto.
BACA JUGA: Memahami Istilah Testnet Crypto dan Perbedaannya dengan Mainnet
Aspek | Bitcoin | Altcoin |
Tujuan Utama | Sebagai mata uang digital terdesentralisasi untuk transaksi peer-to-peer | Mengembangkan fitur baru seperti smart contract, staking, DeFi, atau governance |
Mekanisme Konsensus | Proof of Work (PoW) – membutuhkan daya komputasi tinggi | Proof of Stake (PoS), Delegated PoS, atau kombinasi lain yang lebih efisien |
Kecepatan Transaksi | Relatif lambat (10 menit per blok) | Umumnya lebih cepat dan murah |
Pasokan Koin | Tetap, maksimum 21 juta BTC | Beragam, beberapa tanpa batasan suplai |
Fokus Pengembangan | Stabilitas dan keamanan jaringan | Inovasi dan ekspansi fungsi blockchain |
Contoh | Bitcoin (BTC) | Ethereum (ETH), Solana (SOL), Cardano (ADA), Dogecoin (DOGE) |
Secara sederhana, Bitcoin adalah “uang digital pertama” yang menekankan pada keamanan dan keterbatasan suplai. Sementara itu, altcoin hadir sebagai inovasi lanjutan yang mencoba menyempurnakan konsep Bitcoin. Banyak altcoin kini dirancang bukan hanya untuk transaksi, tapi juga untuk membangun ekosistem keuangan terdesentralisasi, menjalankan aplikasi, hingga memberi insentif pada partisipasi komunitas.
Dengan beragam fungsi dan teknologi baru, altcoin membuka peluang yang lebih luas di dunia blockchain, mulai dari keuangan, game, hingga tokenisasi aset nyata.
Jenis-Jenis Altcoin
Jenis-jenis altcoin sangat beragam, masing-masing hadir dengan fungsi dan tujuan yang berbeda di dalam ekosistem blockchain.
Setiap jenis altcoin dirancang untuk menjawab kebutuhan tertentu, mulai dari alat pembayaran, aset utilitas, hingga fondasi teknologi yang menopang dunia web3. Berikut penjelasannya:
BACA JUGA: 9 Jenis Scam Crypto Paling Umum dan Cara Menghindarinya!
1. Payment Token
Payment token adalah jenis altcoin yang berfungsi utama sebagai alat pembayaran digital. Token ini memungkinkan transaksi cepat dan murah antar pengguna tanpa perantara seperti bank. Contohnya Litecoin (LTC) dan Bitcoin Cash (BCH) yang diciptakan untuk mengoptimalkan kecepatan serta efisiensi pembayaran harian.
2. Utility Token
Utility token digunakan untuk mengakses layanan atau fitur tertentu dalam suatu platform blockchain. Misalnya, Ethereum (ETH) digunakan untuk membayar gas fee dalam menjalankan smart contract di jaringan Ethereum. Dengan kata lain, token ini menjadi “bahan bakar” bagi ekosistem yang mendukungnya.
3. Governance Token
Governance token memberi pemegangnya hak suara dalam pengambilan keputusan proyek blockchain. Pemilik token seperti UNI di Uniswap dapat ikut menentukan arah pengembangan, biaya transaksi, hingga kebijakan baru dalam platform tersebut. Sistem ini mendorong desentralisasi dan partisipasi komunitas.
4. Meme Coin
Meme coin lahir dari budaya internet dan komunitas, sering kali tanpa utilitas nyata. Namun, popularitasnya tinggi berkat kekuatan komunitas dan viralitas online. Contoh paling terkenal adalah Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) yang awalnya dibuat sebagai lelucon, tetapi kini bernilai miliaran dolar.
BACA JUGA: 7 Cara Beli Meme Coin untuk Pemula, Cuma Modal Smartphone!
5. Stablecoin
Stablecoin dirancang agar nilainya stabil karena dipatok ke aset tertentu, biasanya dolar AS. Contohnya Tether (USDT) dan USD Coin (USDC). Jenis altcoin ini digunakan untuk menghindari fluktuasi harga ekstrem di pasar kripto dan memudahkan transaksi lintas platform.
6. Layer 1 Protocol (L1)
Layer 1 adalah teknologi blockchain utama tempat aplikasi terdesentralisasi dibangun. Contohnya Ethereum, Solana, dan Avalanche. Altcoin jenis ini menawarkan kecepatan transaksi lebih tinggi, biaya rendah, dan fleksibilitas pengembangan. Setiap L1 memiliki token native yang digunakan untuk staking, governance, dan biaya transaksi.
7. Layer 2 Scaling Solution (L2)
Layer 2 adalah solusi yang dibangun di atas blockchain utama (seperti Ethereum) untuk meningkatkan kecepatan dan menurunkan biaya transaksi. Contohnya Arbitrum, Optimism, dan zkSync. L2 memproses transaksi di luar rantai utama sebelum mencatat hasilnya di blockchain, sehingga efisien dan tetap aman.
8. Real-World Assets (RWA)
RWA adalah altcoin yang merepresentasikan aset dunia nyata di blockchain, seperti obligasi, properti, atau emas. Proyek seperti Ondo Finance dan Maple Finance memungkinkan aset tradisional diperdagangkan secara transparan dan global. Jenis ini menjadi jembatan antara keuangan tradisional dan ekosistem DeFi yang terus berkembang.
Daftar Altcoin Terpopuler di 2025

Tahun ini, beberapa altcoin berhasil menarik perhatian investor karena peningkatan teknologi dan adopsi luas di dunia nyata. Berikut daftar altcoin paling populer di 2025 dan alasan kenapa mereka menonjol.
1. Ethereum (ETH)
Ethereum tetap menjadi platform utama untuk dApps dan smart contract. Setelah pembaruan besar bernama Danksharding di awal 2025, jaringan ini berhasil menekan biaya transaksi secara signifikan dan mempercepat pemrosesan di Layer 2, membuatnya semakin efisien untuk proyek DeFi dan NFT.
2. XRP (XRP)
XRP tetap menjadi andalan untuk transaksi lintas negara. Teknologinya memungkinkan pengiriman uang antarnegara selesai dalam hitungan detik, menjadikannya solusi efisien bagi lembaga keuangan dan bisnis remitansi berskala kecil hingga menengah.
3. BNB (BNB)
BNB, yang awalnya token milik Binance, kini berjalan di blockchain-nya sendiri yaitu BNB Chain. Ekosistemnya berkembang pesat berkat dukungan DeFi, NFT, dan fitur governance yang memungkinkan pengguna ikut menentukan arah pengembangan jaringan.
BACA JUGA: Apa Itu BNB Smart Chain (BSC)? Ini Cara Kerja dan Daftar Tokennya!
4. Tether (USDT)
Sebagai stablecoin terbesar di dunia, USDT terus mendominasi pasar dengan volume perdagangan harian tertinggi, bahkan melampaui Bitcoin. Fungsinya sebagai jembatan likuiditas di berbagai bursa menjadikannya aset paling penting dalam ekosistem crypto modern.
5. Solana (SOL)
Solana kembali populer setelah integrasinya dengan mesin gim baru yang mendukung transfer aset real-time untuk game multiplayer. Dengan kecepatan transaksi sub-detik dan biaya rendah, Solana menjadi pilihan utama bagi developer di industri hiburan digital.
BACA JUGA: 7 Solana Wallet Terbaik Buat Garap Airdrop dan Memecoin 2025
6. Dogecoin (DOGE)
Dogecoin kembali mencuri perhatian berkat penggunaannya untuk micro-tipping di platform komunitas seperti Reddit. Biaya transaksinya yang murah dan komunitas yang solid menjadikannya simbol budaya internet yang masih hidup hingga kini.
7. TRON (TRX)
Tron adalah platform blockchain yang dirancang untuk membangun internet terdesentralisasi dan memberi kebebasan lebih bagi pembuat konten digital. Awalnya berjalan di Ethereum sebelum pindah ke jaringannya sendiri, TRON memungkinkan pengguna membuat dan membagikan konten tanpa perantara seperti YouTube atau Facebook.
Dengan dukungan smart contract dan dApps, TRON memberi imbalan langsung kepada kreator melalui sistem transaksi cepat dan biaya rendah, menjadikannya alternatif menarik bagi ekosistem Web3 kreatif.
8. Cardano (ADA)
Cardano dikenal karena pendekatannya yang berbasis riset ilmiah dan peer-reviewed. Tahun ini, implementasi Hydra scaling solution meningkatkan kapasitas jaringan dengan memproses transaksi secara paralel, tanpa mengorbankan keamanan.
9. Hyperliquid (HYPE)
Hyperliquid adalah blockchain Layer 1 generasi baru yang dirancang khusus untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja aplikasi DeFi. Dengan mekanisme konsensus inovatif bernama HyperBFT, jaringan ini mampu menghadirkan transaksi super cepat dengan keamanan tinggi khususnya untuk produk unggulan mereka yang berupa perpetual DEX.
10. Chainlink (LINK)
Chainlink menjadi penghubung utama antara blockchain dan data dunia nyata. Melalui jaringan oracle terdesentralisasi, LINK memastikan smart contract bisa mengakses informasi penting seperti harga pasar, cuaca, hingga hasil pertandingan, menjadikannya infrastruktur penting bagi berbagai aplikasi DeFi dan Web3.
Ke Mana Arah Perkembangan Altcoin Selanjutnya?
Altcoin adalah simbol evolusi dalam dunia kripto yang terus bergerak menuju efisiensi dan inklusivitas. Dengan munculnya proyek baru dan peningkatan teknologi, masa depan altcoin masih penuh potensi. Namun, apakah altcoin akan tetap memimpin inovasi blockchain, atau akan muncul generasi baru yang menggantikan perannya?
Mau belajar crypto dan blockchain lebih lanjut? Yuk, pelajari selengkapnya hanya di Blockchain Media Indonesia! [msn]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.