Saat ini, para investor altcoin sedang menunggu apa yang disebut-sebut sebagai “altcoin season,” periode emas ketika aset digital selain Bitcoin melonjak drastis, dalam konteks sinyal altcoin. Tapi pertanyaannya, apakah musim itu masih di depan, atau justru sudah diam-diam dimulai?
Menurut pengamatan Lark Davis, analis kripto yang popular di YouTube, ada beberapa indikator tersembunyi yang mengisyaratkan bahwa pasar sedang bersiap menyambut ledakan altcoin berikutnya.
Alih-alih berfokus pada harga Bitcoin semata, ia menunjukkan bahwa sinyal penting justru muncul dari data yang jarang dilirik investor awam.
Sinyal Altcoin Bakal Meledak Lagi
Dominasi Bitcoin dan USDT: Dua Sisi Koin yang Sama
Seperti yang kita tahu, dominasi Bitcoin, yakni seberapa besar persentase kapitalisasi pasar kripto yang diwakili oleh Bitcoin, biasanya meningkat di awal siklus. Namun, jika dominasi ini mulai turun, itu bisa menjadi tanda awal bahwa modal mulai mengalir ke altcoin.
Saat ini, ada indikasi bahwa dominasi Bitcoin sedang membentuk lower high, sebuah pola teknikal yang bisa menjadi isyarat bahwa peralihan sedang berlangsung.
Di sisi lain, Davis menyoroti grafik dominasi USDT (Tether), stablecoin terbesar di pasar. Ketika dominasi USDT naik, itu biasanya menunjukkan bahwa investor sedang menjauhi risiko dan menaruh uang mereka di aset yang lebih aman. Namun, sekarang grafik menunjukkan arah sebaliknya, dominasi USDT mulai menurun.
“Penurunan dominasi USDT bisa menjadi sinyal diam-diam bahwa modal mulai kembali ke pasar. Dan tidak hanya ke Bitcoin, tapi juga ke aset yang lebih berisiko seperti altcoin,” ujar Lark Davis dalam videonya.
Jika tren ini berlanjut, dan total kapitalisasi pasar kripto (tanpa memasukkan Bitcoin dan stablecoin) terus naik, bisa jadi ini adalah permulaan dari pergerakan besar berikutnya.
Golden Cross dan Sejarah yang Berulang?
Salah satu sinyal paling menarik yang dibahas Davis adalah kemunculan “golden cross” pada grafik Total 2, yakni kapitalisasi pasar dari semua altcoin.
Golden cross terjadi saat moving average jangka pendek, 100 hari, menembus ke atas moving average jangka panjang, 200 minggu, dan dalam sejarah grafik ini, sinyal ini baru muncul dua kali.
Yang pertama pada Januari 2021, yang diikuti dengan ledakan besar altcoin, Ethereum mencetak rekor baru, dan memecoin seperti Shiba Inu melesat dari valuasi US$8 juta menjadi US$2,5 miliar hanya dalam hitungan minggu. Dan golden cross kedua? Baru saja muncul lagi Februari lalu.
Meskipun kondisi pasar saat ini tampak lebih tenang, kemunculan sinyal ini dalam konteks yang nyaris tak disorot bisa menjadi kejutan besar bagi yang tidak waspada.
Open Interest Ethereum: Indikator Diam-Diam Kaum Cerdas
Lebih lanjut lagi, Davis mengajak audiens untuk memperhatikan open interest Ethereum, yaitu jumlah kontrak futures yang masih terbuka. Naiknya open interest ketika harga masih stagnan biasanya bukan ulah investor ritel, melainkan langkah para “smart money,” institusi dan whale yang diam-diam mengakumulasi posisi.
Menurut Davis, ketika para pemain besar mulai membangun eksposur terhadap altcoin, langkah pertama mereka biasanya adalah membeli Ethereum. Ini logis, mengingat ETH adalah gerbang menuju banyak aset altcoin lainnya seperti DeFi, NFT dan layer-2.
“Jika kamu hanya melihat grafik harga, kamu akan ketinggalan sinyal yang lebih halus. Naiknya open interest ETH tanpa lonjakan harga itu seperti pegas yang sedang ditekan,” jelasnya.
Meski begitu, Lark Davis juga mengingatkan untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan. Sejarah memang sering berulang, tapi pasar tidak pernah benar-benar identik. Banyak sinyal teknikal yang dulu akurat, sekarang bisa jadi gagal karena kondisi makro, sentimen investor dan perubahan perilaku pasar.
Sebagai contoh, meskipun altcoin berpotensi melampaui performa Bitcoin di fase ini, tidak semua koin akan ikut meroket.
Ada pergeseran menuju aset berkualitas tinggi di satu sisi, dan di sisi lain, ke proyek-proyek ekstrem yang digemari investor berjiwa spekulatif. Sisanya? Bisa jadi hanya menumpuk debu di portofolio.
Ekonomi Makro dan Sentimen Global
Menariknya, Davis juga menyisipkan konteks makroekonomi yang bisa menjadi pemicu tambahan. Indeks PMI di AS menunjukkan tanda-tanda ekspansi, baik di sektor manufaktur maupun jasa.
Ini menandakan bahwa ekonomi AS mulai pulih dari kondisi suram beberapa bulan lalu. Dengan sentimen ekonomi yang membaik, investor mungkin merasa lebih percaya diri mengambil risiko, termasuk di pasar altcoin.
Gabungan antara menurunnya dominasi USDT, kemunculan golden cross pada grafik altcoin dan naiknya open interest Ethereum mengisyaratkan bahwa altcoin season mungkin tidak lagi sekadar harapan.
Bisa jadi, musim itu sudah mengintip dari balik layar. Tentu saja, tak ada jaminan 100 persen. Tapi bagi mereka yang tahu di mana harus melihat, sinyal-sinyal itu sudah cukup nyaring terdengar.
“Selalu cari konfluensi sinyal sebelum mengambil keputusan. Jangan hanya bergantung pada satu indikator,” ujar Lark Davis terkait analisis sinyal altcoin. [st]