Di tengah hiruk pikuk pasar kripto dengan lebih dari 25.000 altcoin yang beredar, tidak banyak yang benar-benar siap menghadapi masa depan sistem pembayaran global.
Namun, ada delapan proyek yang menonjol karena telah mematuhi standar ISO 20022, sebuah sistem komunikasi keuangan internasional yang sedang diadopsi oleh bank dan pemerintah di seluruh dunia. Dari delapan itu, empat altcoin sudah mulai memantapkan langkah untuk memimpin integrasi ini.
Video terbaru dari Altcoin Buzz membahasnya dengan lugas dan memberi kita gambaran bahwa tidak semua altcoin hanya menjual mimpi. Ada yang benar-benar membangun fondasi yang kokoh.
4 Altcoin Ini Siap Tancap Gas Lewat Standar Pembayaran Global ISO 20022
1. Cardano: Si Penantang Serius dari Dunia Kontrak Pintar
Cardano (ADA) mungkin sudah sering Anda dengar, tetapi di balik popularitasnya, terdapat alasan kuat kenapa ia patut diperhitungkan dalam konteks ISO 20022.
Sebagai salah satu dari sedikit proyek yang menggunakan sistem UTXO (Unspent Transaction Output) layaknya Bitcoin dan Litecoin, Cardano memiliki keunggulan dalam hal pengelolaan transaksi yang efisien dan mudah diintegrasikan ke sistem keuangan lama.
Dengan menjadi kompatibel terhadap standar ISO 20022, Cardano tidak hanya membuka pintu untuk adopsi institusi besar, tetapi juga mampu menjembatani teknologi blockchain dengan infrastruktur pembayaran global.
Selain itu, fitur-fitur seperti kontrak pintar, dApps, serta kecepatan transaksi yang tinggi semakin memperkuat posisinya.
Tak kalah penting, standar ini juga mencakup komponen penting seperti KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti Money Laundering), yang memperkuat kredibilitas Cardano di mata regulator.
“Ini adalah jembatan antara sistem keuangan lama dan teknologi baru,” ujar host Altcoin Buzz.
2. Stellar: Si Pelopor Pembayaran Lintas Negara
Altcoin kedua dalam daftar ini adalah Stellar (XLM). Proyek ini dirancang sejak awal untuk mendukung transaksi antar mata uang, sebuah visi yang sangat sejalan dengan semangat ISO 20022.
Menariknya, Stellar memiliki dokumen internal bernama Stellar Ecosystem Proposals (SEP), di mana dua di antaranya (SEP-9 dan SEP-31) sudah sepenuhnya disesuaikan dengan ISO 20022.
Yang menjadikannya menonjol adalah dukungan asli terhadap stablecoin seperti USDC dan EURC, yang membuat Stellar bisa menembus pasar Eropa dengan lebih mudah.
Di sisi lain, Stellar juga terlihat aktif menyiapkan infrastruktur untuk CBDC. Meski CBDC masih menuai pro dan kontra, beberapa negara Eropa tampak serius dalam mengadopsinya, dan Stellar sudah siap menyambut.
Lebih lanjut lagi, Stellar sudah membuktikan kemampuannya di lapangan. Proyek-proyek seperti Yellow Card di Afrika dan ARF telah menggunakan infrastruktur Stellar untuk pengiriman uang harian. Ini bukan sekadar janji teknologi, tapi bukti nyata adopsi.
3. Quant: Jembatan Antar Blockchain dan Dunia Nyata
Quant (QNT) membawa pendekatan yang berbeda. Ia fokus pada interoperabilitas antar blockchain dan sistem lama melalui protokol bernama Overledger. Dengan Overledger, Quant mampu menghubungkan berbagai platform keuangan, bahkan yang awalnya tidak kompatibel.
ISO 20022 memberi Quant keunggulan tambahan karena menyatukan pesan keuangan dari berbagai jaringan dalam satu platform. Hal ini sangat krusial dalam dunia yang semakin menuju digitalisasi penuh.
Misalnya, Quant sudah mendukung tokenisasi aset seperti saham, obligasi, mata uang fiat, hingga emas. Ini menjadikannya salah satu proyek paling siap dalam membangun “ekosistem segalanya dalam bentuk token.”
Dan ya, mau tidak mau kita harus menyebut CBDC lagi. Quant telah memposisikan diri sebagai penghubung universal untuk perbankan generasi berikutnya, termasuk CBDC. Jadi, meskipun namanya belum terlalu sering terdengar, proyek ini jelas bukan pemain kelas dua.
4. IOTA: Solusi untuk Masa Depan Internet of Things
Terakhir tapi tak kalah menarik, IOTA muncul kembali ke radar karena kesesuaiannya dengan standar ISO 20022. Dirancang khusus untuk Internet of Things (IoT), IOTA mengusung teknologi yang berbeda dari blockchain biasa, disebut Tangle, berbasis DAG (Directed Acyclic Graph).
ISO 20022 memberikan IOTA kemampuan untuk mengirim pesan dan transaksi secara aman langsung antar perangkat. Ini sangat penting untuk kota pintar, logistik, dan sistem otomasi lainnya.
Bahkan, IOTA sudah menyiapkan keamanan tahan kuantum, yang dianggap mampu menghadapi tantangan kriptografi di masa depan.
Di sisi lain, IOTA juga mampu menjembatani pembayaran dari perangkat fisik ke sistem keuangan tradisional secara real-time. Ini termasuk pelaporan untuk regulator dan bank, suatu fitur yang akan jadi kebutuhan mendesak seiring adopsi IoT makin meluas.
Jika industri kripto ibarat balapan maraton menuju adopsi massal, maka keempat proyek ini sudah berada di posisi strategis dengan mengenakan sepatu lari tercepat, ISO 20022. Sementara proyek lain masih sibuk mendesain logo, mereka sudah siap tancap gas. [st]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.