Digital Currency Group (DCG) telah resmi meluncurkan Yuma Asset Management sebagai anak usaha yang berfokus pada investasi ekosistem kecerdasan buatan (AI) terdesentralisasi Bittensor.
Peluncuran ini ditopang pendanaan awal sebesar US$10 juta dari DCG dan diharapkan memperluas akses investor institusional terhadap token subnet dalam jaringan Bittensor.
Yuma menghadirkan dua produk utama, yaitu Yuma Subnet Composite Fund yang memberikan eksposur berbasis kapitalisasi pasar pada seluruh subnet aktif, serta Yuma Large Cap Subnet Fund yang berfokus pada subnet dengan valuasi terbesar.
Langkah ini ditujukan untuk menyederhanakan akses ke aset Bittensor yang selama ini dinilai sulit dijangkau, sekaligus membuka pintu baru bagi integrasi modal tradisional ke dalam ekosistem AI berbasis blockchain.
Altcoin TAO di Persimpangan Pola Bullish
Seiring peluncuran Yuma, perhatian pasar juga tertuju pada altcoin TAO, token asli ekosistem Bittensor. Analis kripto popular Captain Faibik menyebut bahwa TAO saat ini berada di ambang breakout dari pola broadening wedge yang cukup besar.
Menurutnya, konfirmasi breakout dapat memicu reli bullish kuat dengan target menengah di level US$900.
Momentum ini dipandang penting karena altcoin TAO selama beberapa bulan terakhir menunjukkan pergerakan fluktuatif, namun tetap mempertahankan minat investor berkat posisinya sebagai aset utama dalam ekosistem Bittensor.
Peluncuran Yuma Asset Management diperkirakan memberi tambahan katalis positif, terutama dengan adanya produk dana yang secara khusus menyalurkan modal ke subnet-subnet yang menopang utilitas TAO.
Yuma Perkuat Fondasi Bittensor dengan Dukungan Teknis
Yuma tidak hanya berperan sebagai manajer investasi, tetapi juga studio dan akselerator Bittensor. Hingga saat ini, mereka aktif memvalidasi lebih dari 120 subnet, menyalurkan modal ke sekitar 15 operator, serta ikut serta dalam aktivitas mining dan subsidi.
Keterlibatan langsung ini mempertegas kontribusi Yuma terhadap perkembangan ekosistem AI terdesentralisasi.
Selain itu, Yuma juga merekrut dua tokoh penting, Greg dan Jeff Schvey, mantan eksekutif TradeBlock, sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Chief Technology Officer (CTO). Kehadiran mereka diharapkan menambah pengalaman teknis dan operasional, sehingga mampu memperkuat fondasi Yuma dalam menghadapi pasar yang dinamis.
Namun, Yuma menegaskan bahwa investasi di token subnet maupun aset digital lain di jaringan Bittensor bukan tanpa risiko. Perusahaan memperingatkan potensi volatilitas harga ekstrem, keterbatasan likuiditas, hingga tantangan regulasi yang mungkin menghambat adopsi.
Faktor ini penting diperhatikan oleh investor, terutama karena produk dana yang diluncurkan hanya ditujukan bagi investor institusional atau pihak yang memenuhi kualifikasi tertentu.
Di sisi lain, optimisme pasar terhadap altcoin TAO tetap tinggi. Kombinasi antara dukungan kelembagaan melalui Yuma Asset Management dan analisis teknikal yang menunjukkan pola bullish menciptakan ekspektasi baru bagi pergerakan harga.
Jika prediksi Captain Faibik terealisasi, TAO berpotensi menjadi salah satu aset kripto yang menonjol dalam reli jangka menengah mendatang.
Peluncuran Yuma Asset Management oleh DCG dipandang sebagai upaya strategis untuk menjembatani modal institusional dengan ekosistem AI terdesentralisasi.
Sementara itu, posisi altcoin TAO yang semakin dekat dengan konfirmasi breakout memperlihatkan bagaimana inovasi di sisi kelembagaan dan teknikal dapat saling menopang, membentuk narasi baru dalam pasar aset digital global. [st]
Disclaimer: Konten di Blockchainmedia.id hanya bersifat informatif, bukan nasihat investasi atau hukum. Segala keputusan finansial sepenuhnya tanggung jawab pembaca.