Ambruknya FTX adalah Kesalahan Fatal Sang CEO, Sam Bankman-Fried

Kabar teranyar terkait ambruknya crypto exchange FTX, terungkap bahwa penyebabnya adalah kesalahan fatal yang diambil sang CEO, Sam Bankman-Fried (SBF).

Hal itu dilaporkan Reuters, Kamis (10/11/2022), berdasarkan penuturan beberapa narasumber anonim.

Menurut narasumber itu, pada Selasa (1/11/2022) pagi SBF menghubungi sejumlah karyawannya untuk satu hal yang sangat mendesak. Itu terjadi setelah 30 menit Bos Binance Changpeng Zhao berencana mengakuisisi FTX, dengan alasan ingin menyelamatkannya dari kerugian.

Hal lain, menurut narasumber itu tanda-tanda awal kejatuhan FTX terjadi beberapa bulan sebelumnya. Kala itu SBF menyelamatkan perusahaan kripto lainnya di tengah-tengah nilai pasar kripto yang melemah.

“Sejumlah kesepakatan yang melibatkan perusahaan Alameda Research menyebabkan serangkaian kerugian yang akhirnya menjadi kehancurannya,” tulis Reuters mengutip pernyataan narasumber itu.

Menurut mereka lagi, dan disertai dengan beberapa bukti percakapan ada persaingan sengit antara Changpeng Zhao dan SBF di bisnis crypto exchange. Adalah rahasia umum dalam beberapa unggahan di Twitter mereka saling sindir secara terbuka.

BACA JUGA  Deposito Ala Bitcoin Akan Dibahas di Binance Meetup Surabaya

Persaingan itu akhirnya memuncak pada Rabu (10/11/2022) Binance akhirnya menarik diri dari kesepakatannya untuk membeli FTX. Beberapa jam sebelumnya, berdasarkan laporan Bloomberg, SEC dan CFTC dikabarkan sedang melakukan penyelidikan terhadap FTX termasuk Alameda, terkait dugaan penyalahgunaan dana investor.

Di tengah pekan ini, SBF memberitahu kepada karyawannya, bahwa terjadi lonjakan penarikan dana dari FTX dalam jumlahnya sangat besar. Reuters mencatat, ada sekitar US$6 milyar FTT Token yang ditarik hanya dalam 72 jam saja.

“Penarikan harian biasanya hanya bernilai puluhan juta dolar saja,” kata SBF.

Begitu Zhao mengatakan Binance akan menjual kepemilikan FTT-nya, SBF tahu betul itu akan memicu penarikan. Namun SBF mengatakan kepada karyawannya untuk mengizinkan penarikan.

Tetapi pada hari Senin situasinya menjadi mengerikan. SBF lemah tak berdaya dan tidak memiliki dana apapun untuk menanggulangi penarikan masif itu. Mau tak mau ia menghubungi Zhao untuk meminta bantuan.

BACA JUGA  Bos Binance: Craig Wright Adalah Penipu

Bos FTX Sam Bankman-Fried Puji Zhao

Akhirnya, seperti yang diketahui publik, mereka menekan kesepakatan bahwa Binance akan membeli FTX senilai milyaran dolar. SBF pun memuji kebaikan hati Zhao lewat Twitter. Saking cepatnnya keputusan itu, karyawan perusahaan baru tahu beberapa jam setelahnya.

Bencana pun datang tak diduga, pada Rabu Binance malah mengumumkan pembatalan akuisisi.

“Masalahnya berada di luar kendali atau kemampuan kami untuk membantu,” kata Binance.

Selepas bangkrut, masalah lain yang menanti FTX US adalah akan berhadapan dengan regulator AS perihal masalah di Alameda Research. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait