Setelah Bloomberg dan The New York Times mencoba “meyakinkan” dunia soal kebenaran FacebookCoin melalui sejumlah sumber anonimnya, penegasan lainnya datang dari Ross Adam Sandler, Analis Internet dari Barclays. Sandler yakin FacebookCoin akan sukses menggarap jenis stablecoin ini untuk meningkatkan pemasukan Facebook hingga puluhan miliar dolar AS, termasuk bermanfaat meningkatkan citra perusahaan di tengah corengan tak enak akibat skandal Cambridge Analytica.
“Kendati Facebook belum mengonfirmasi stablecoin itu, saya memprakirakan melalui FacebookCoin, Facebook mampu mencetak pemasukan setidaknya US$19 miliar pada tahun 2021, bahkan, bukan tidak mungkin ada tambahan sekitar US$3 miliar ketika ia diterapkan. Jikalau ini terjadi, maka mampu mengubah cara pandang kita terhadap Facebook,” kata Sandler kepada CNBC.
Kata Sandlers, jika FacebookCoin berpatokan pada jenis stablecoin berbasis dolar AS, maka ini tidak menarik perhatian para spekulator yang biasa “bermain” di volatilitas harga aset kripto.
Sandlers melihat, dengan FacebookCoin, ada kemungkinan Facebook ingin bermain di ranah yang selama ini dihuni Google Play. Layanan jual beli aplikasi Google itu, katanya menyumbang pendapatan bersih US$6 per pengguna kepada Google.
“Facebook ingin bermain di irama yang serupa di hadapan 3 miliar penggunanya,” kata Sandler.
Facebook sebenarnya sempat gagal dua kali masuk ke ranah pembayaran daring. Facebok punya Facebook Credits pada tahun 2011 dan padam dua tahun setelahnya. Ada pula Facebook Gifts pada 2012 dan bernasib serupa dua tahun berikutnya.
Facebook kini masih mempertahankan Facebook Messenger Payments yang diluncurkan pada tahun 2015 di Amerika Serikat dan mengembangkan layanannya di Eropa dua tahun kemudian. Tetapi layanan yang terakhir tidak seideal yang diharapkan, jikalah mengacu pada skema pengiriman uang yang mudah, cepat dan murah. Facebook Messenger Payments juga tidak tersedia di banyak negara.
Penerapan FacebookCoin jelas akan berbeda dengan ketiga layanan Facebook itu, karena jelas tak menggunakan kartu kredit atau debit untuk membeli virtual currency. Facebook Credits misalnya mematok harga 1 unit mata yang virtualnya setara dengan US$10 sen. Dengan FacebookCoin, sebagaimana yang disebut sebelumnya, akan membuat mata uangnya sendiri yang berbasis blockchain dan berpatokan pada harga satuan dolar AS. FacebookCoin kelak bisa digunakan untuk membeli aplikasi atau membeli konten premium yang disediakannya.
“Masalah utama dari Facebook Credits adalah biaya peralihannya (interchange cost) yang tidak murah, karena harus menggunakan perantara lain, yakni kartu kredit tertentu. Jelas ini membebani laba perusahaan, khususnya ketika harus mengelola transaksi yang sangat banyak dengan volume tinggi. Menurut kajian kami versi pertama akan digunakan untuk pembayaran mikro dan transfer uang domestik,” imbuh Sandlers. [CNBC/vins]