Analis senior dari Bloomberg telah memperkirakan bahwa harga Bitcoin (BTC) akan mengalami rebound, tanda bullish di tahun ini.
Memang, jika kita melirik pergerakan harga Bitcoin beberapa hari terakhir, itu sudah mulai mencoba pulih, meskipun masih dalam bayang-bayang dorongan bearish. Ini diikuti oleh beberapa altcoin utama.
Terlebih, ada data NFP AS malam ini, yang bisa saja mengubah sudut pandang investor, sehingga semua mata tertuju pada data tersebut.
Juga, kekhawatiran resesi yang mulai menggema sejak awal bulan ini, membuat aksi jual di pasar kripto mulai sedikit mereda. Semua bersiap menyambut data ekonomi baru di awal semester kedua tahun ini.
Bahkan, dari sisi adopsi, aset kripto utama ini terus mengalami perkembangan, sehingga secara fundamental, semua sedang dibangun untuk prospek jangka panjang yang lebih baik.
Harga Bitcoin akan Bullish Tahun Ini
Berdasarkan laporan Cointelegraph, Analis Strategi Senior di Bloomberg, Mike McGlone, telah memperkirakan harga BTC akan rebound di paruh kedua tahun 2022.
Pandangan tersebut ia dapat dari data Bloomberg Galaxy Crypto Index (BGCI) dan indikator Moving Average (MA) 50 minggu dan 100 minggu, yang ada di analisis teknikal.
McGlone melihat bahwa, kedua indikator MA tersebut telah menunjukkan tanda yang mirip seperti tanda bottom level di pasar bearish tahun 2018. Setelahnya, harga melesat kuat di awal tahun 2019.
Sekadar informasi, BGCI dirancang untuk mengukur kinerja Bitcoin guna memastikan pandangan umum atas kinerja keseluruhan pasar kripto.
Terlebih, Analis senior tersebut juga melihat tanda bahwa aset kripto utama ini sedang berada di jalur untuk pasar bulls terbesar dalam sejarah, sehingga dalam masa ini, harga lebih terlihat dalam masa terdiskon hebat.
“Bias kami adalah adopsi Bitcoin lebih cenderung terus meningkat,” tambah McGlone.
Juga, McGlone melihat crash pasar saat ini sebagai bubble seperti di era dotcom, yang pada akhirnya menjadi batu lompatan bagi aset kripto yang memang memiliki fundamental dan potensi yang hebat dalam jangka panjang.
Selain itu, McGlone melihat bahwa bearish pasar kripto lebih dipengaruhi oleh sentimen global, seperti kebijakan bank sentral AS, konflik Rusia-Ukraina dan regulasi global. Ini jatuh bukan karena industri kripto yang memburuk. [st]