Meski pasar kripto saat ini kembali lesu, analis melihat tahun 2023 akan ditutup menjadi tahun yang bullish untuk harga Bitcoin.
Sejak bulan ini bergulir, harga Bitcoin (BTC) cenderung bergerak ke Selatan, menutup beberapa keuntungan yang dicetak di bulan Januari karena data NFP AS menekan selera risiko.
Sentimen negatif juga datang dari konflik SEC AS dan Kraken terkait pelanggaran UU Sekuritas, membawa goncangan di pasar kripto yang membuat beberapa investor kembali menarik diri dari pasar.
Harga Bitcoin Tetap Bullish
Namun, seorang analis masih melihat bahwa pennurunan di bulan ini hanya akan menjadi sebuah koreksi teknis semata, bukan dasar kembalinya arus bearish di tahun 2022.
Cointelegraph melaporkan bahwa, analis di Delphi Digital, Kevin Kelly dan Jason Pagoulatos, melihat bahwa Bitcoin akan bersiap naik Roller Coaster di tahun ini.
Mereka menjelaskan bahwa, dorongan pemulihan di bulan pertama tahun ini disebabkan oleh meningkatnya likuiditas global yang membawa keuntungan bagi aset berisiko seperti kripto.
“Hambatan ekonomi makro akan terus berdampak negatif pada pasar hingga setidaknya kuartal ketiga di tahun 2023,” ujar analis tersebut.
Kedua analis tersebut juga melihat beberapa faktor yang akan mempengaruhi kinerja aset kripto hingga akhir tahun 2023.
Pemulihan Indeks Dolar AS (DXY)
Penulis buletin di Cointelegraph Big Smokey telah menyoroti DXY yang perlahan pulih di awal bulan Februari 2023, menilai itu akan membawa dampak kurang menyenangkan untuk pasar kripto.
Sentimen dari bank sentral dilihat akan menjadi acuan utama para investor, di mana harga Bitcoin akan bullish kembali jika DXY kembali merosot, meski saat ini ia masih perlahan pulih.
Bagaimana DXY menyikapi support level seperti pada grafik di atas akan menentukan masa depan pasar kripto di tahun ini.
Pivot Fed Memakan Waktu Lebih Lama
Cukup lama investor telah menanti akhir dari poros The Fed pada kenaikan suku bunga dan kebijakan pengetatan kuantitatif.
Pada FOMC terakhir, Ketua The Fed Jerome Powell telah mengisyaratkan perlunya menaikan suku bunga lagi di masa depan.
“Kami pikir kami perlu melakukan kenaikan suku bunga lebih lanjut, terutama karena pasar tenaga kerja sangat kuat,” ujar Powell.
Tentu saja ini menjadi dasar kekhawatiran investor aset berisiko, sehingga sentimen global dapat dikatakan belum benar-benar berpihak ke pasar kripto.
Terlepas dari kondisi makro dan harga saat ini, analis Delphi Digital masih berpandangan positif tentang paruh terakhir tahun 2023.
Mereka menilai, ekspansi likuiditas akan semakin mendesak seiring berjalannya tahun. Celah di pasar tenaga kerja juga akan menjadi lebih jelas, yang akan memberikan perlindungan bagi bank sentral AS untuk beralih ke kebijakan yang lebih akomodatif.
“Pembalikan dalam likuiditas global yang kami kutip pada akhir tahun lalu akan mulai dipercepat sebagai respons terhadap prospek pertumbuhan yang lebih lemah dan kekhawatiran atas meningkatnya kerapuhan di pasar utang negara, bertindak sebagai pendukung aset berisiko pada paruh kedua tahun 2023. Dampak dari perubahan global likuiditas di pasar keuangan cenderung tertinggal antara 6 sampai 18 bulan, menciptakan prospek yang lebih optimis untuk 2024 dan 2025,” tambah analis. [st]