Dylan LeClair, analis kripto dari Paradigm 21 mengatakan, bahwa harga Bitcoin jatuh terus, memungkinkan menjadi US$24.300, berdasarkan perkembangan terkini.
Harga Bitcoin jatuh terus pada Senin (9/5/2022) ke tingkat terendah intraday di sekitar US$33.196 di Bitstamp. Ini merupakan terendah sejak 23 Juli 2021. LeClair menjelaskan apa saja penyebabnya dan bagaimana proyeksi ke depan.
Dylan LeClair mengatakan bahwa yang terburuk mungkin masih jauh dari selesai, karena secara historis harga Bitcoin jatuh ke harga realisasinya, saat ini sekitar US$24.300.
A #bitcoin dip down to it's realized price (average on-chain cost basis) is entirely possible and has been consistent with previous market bottoms in bear market cycles.
Realized price is $24.3k at the moment.
[1/3] pic.twitter.com/XcdCbl7W0h
— Dylan LeClair 🟠 (@DylanLeClair_) May 9, 2022
Pun lagi itu tercermin dari data Glassnode, menunjukkan bahwa hash rate BTC sekarang berada di tingkat terendah satu bulan. Ini mencerminkan, bahwa para penambang Bitcoin menarik dirinya dari bisnis penambangan.
📉 #Bitcoin $BTC Hash Rate just reached a 1-month low of 28,149,143,466,737,700,864
Previous 1-month low of 29,360,483,969,168,699,392 was observed on 19 April 2022
View metric:https://t.co/idoCHWnGEn pic.twitter.com/l68nxfxVqd
— glassnode alerts (@glassnodealerts) May 9, 2022
Berdasarkan Crypto Fear & Greed Index, kini pasar kripto berada level “Extreme Fear”, yang mencerminkan kekhawatiran yang amat akut.
Proyeksi serupa disampaikan sebelumnya oleh beberapa analis terkemuka. Analis Bitcoin terkemuka, Tone Vays berpendapat, bahwa harga Bitcoin menguat pasca menyentuh US$25 ribu, kemungkinan besar November 2022 nanti. Ini mencerminkan peluruhan pasar terus berlanjut, seperti yang telah diproyeksikan oleh Tone Vays sendiri.
Proyeksi terbaru oleh Tone itu disampaikannya di Youtube pada Jumat (6/5/2022), ketika harga Bitcoin mulai masuk ke wilayah US$35 ribu.
Sementara itu, analis dari Fairlead Strategies, Katie Stockton mengatakan, bahwa support terkuat harga Bitcoin adalah US$27.200. Ini menegaskan pasar masih sangat bearish dan akan disusul pelemahan berikutnya.
“Pasar kripto saat ini sedikit senyap, termasuk Bitcoin (BTC). Berdasarkan kajian kami, harga Bitcoin (BTC) akan menemui support terkuatnya di kisaran US$27.200,” kata Stockton kepada CNBC, Kamis (5/5/2022) ketika harga Bitcoin di kisaran US$39.500, naik cepat dibandingkan hari sebelumnya, pasca The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan.
Bank of America: Potensi Resesi Semakin Besar, Kripto Bisa Menguat Kalahkan Saham
Meluruhnya pasar kripto saat ini terdampak dari penguatan dolar sejak The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga itu. Investor pelan-pelan meninggalkan saham dan kripto yang dinilai berisiko saat ini.
Diperkirakan The Fed juga akan mengurangi aset mereka secara bertahap mulai Juni dan sepanjang tahun ini. Langkah keras The Fed ini juga diramalkan bisa membawa resesi besar pada tahun depan. Di saat itu, menurut Bank of America, pasar kripto akan jadi pilihan terbaik. [ps]