Seorang analis JP Morgan, bank raksasa multinasional asal Amerika Serikat (AS) memuji langkah perusahaan publik Square yang telah membeli Bitcoin senilai US$50 juta. JP Morgan berpendapat Square mungkin akan membeli lebih banyak Bitcoin lagi dan diikuti oleh perusahaan lain. Di luar itu, JP Morgan sendiri pernah terlibat dalam manipulasi pasar di AS.
“Kendati investasi Square terhadap Bitcoin senilai US$50 juta tidak ada artinya dibandingkan MicroStrategy yang mencapai US$425 juta, seorang analis di JPMorgan berpendapat, bahwa Square kemungkinan akan melakukan lebih banyak pembelian,” tulis Coindesk, 14 Oktober 2020.
Menurut JP Morgan, masih oleh Coindesk, perusahaan lain juga kemungkinan akan mengikuti jejak Square atau “berisiko” tidak menarik peluang besar di sektor industri yang sedang tumbuh ini.
Analis itu juga menyoroti banyaknya pengguna aplikasi SquareApp dari kalangan milenial untuk membeli Bitcoin.
Menakar Kajian JP Morgan: Bitcoin Diminati Milenial, Emas Disukai yang Lebih Tua
Itu sama halnya dengan MicroStrategy yang melayani klien dari kalangan institusi guna mengadopsi permintaan dari kalangan milenial yang sangat melek teknologi.
Analis itu juga menyoroti banyaknya permintaan terhadap Bitcoin pada kuartal ke-2 tahun 2020, dibandingkan kuartal sebelumnya.
Khusus soal pembelian Bitcoin di pasar derivatif, menurutnya klien institusi lebih nyaman melakukannya di bursa CME yang lebih mapan. Bahkan dia berpendapat ada kemungkinan lonjakan pembelian dari kalangan ritel.
Sengat Denda Gara-gara Manipulasi
Di luar konteks aset kripto yang kian hangat, JP Morgan sendiri pernah mengalami masalah pelik. Pasalnya perusahaan itu terkenda denda US$920 juta (Rp 13,71 triliun).
Pada 30 September 2020 lalu, JP Morgan bersedia membayar denda itu kepada negara atas tuduhan Commodity Futures Trading Commission (CFTC), bahwa bank besar itu terlibat dalam manipulasi di pasar berjangka (futures) logam mulia dan obligasi (treasury). CFTC mengatakan “gerakan” JP Morgan itu sudah berlangsung selama 8 tahun. [red]