Analis: Kinerja Bitcoin Berpotensi Positif dalam Jangka Panjang

Trader dan analis veteran asal AS, Peter Brandt, berpendapat kinerja Bitcoin jangan dilihat dalam jangka pendek saja. Ia menegaskan bahwa harga kripto wahid itu berpotensi menjadi positif dalam jangka panjang, karena pola bullish semakin tegas.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak investor yang tertarik pada aset digital/aset kripto seperti Bitcoin (BTC) sebagai alternatif investasi selain emas. Di sisi lain, emas tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian besar investor tradisional sebagai aset lindung nilai yang stabil. Analisis perbandingan kinerja Bitcoin dan emas menunjukkan bahwa kedua aset ini menawarkan keuntungan yang berbeda, tergantung pada jangka waktu dan tren pasar yang diikuti.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa perspektif teknikal dari sejumlah pakar, mengenai hubungan antara Bitcoin dan emas, serta dampak potensi pola grafik seperti Inverse Head and Shoulders terhadap harga kedua aset ini.

Optimisme Kenaikan Bitcoin pada September 2024

Kinerja Bitcoin ETF vs Emas

Paparan menarik tentang kinerja Bitcoin dan emas datang dari Peter Schiff di akun X-nya, Sabtu, 7 September 2024. Ia berpendapat, sejak peluncurannya, ETF Spot Bitcoin di pasar Amerika Serikat (AS) hanya mencatatkan keuntungan kurang dari 10 persen, sementara ETF Spot Emas (GLD) telah naik sebesar 24 persen.

“Hingga penutupan hari ini, keuntungan ETF Bitcoin sejak peluncuran telah turun menjadi kurang dari 10 persen, sementara GLD masih naik 24 persen. Oleh karena itu, investor memperoleh keuntungan 140 persen lebih besar dengan membeli emas daripada Bitcoin,” tulis Schiff yang terkenal sebagai kritikus Bitcoin paling vokal.

Ini bermakna investor yang memilih untuk membeli emas sejak peluncuran ETF Bitcoin mendapatkan keuntungan sebesar 140 persen lebih besar dibandingkan dengan mereka yang memilih untuk berinvestasi di Bitcoin.

Sebagai informasi, ETF Spot Bitcoin di AS diluncurkan pada Januari 2024 menjadi pintu gerbang bagi investor institusi yang ingin berinvestasi Bitcoin secara tidak langsung melalui bursa efek. ETF jenis itu memang sangat dinantikan, setidaknya sejak tahun 2013 silam, dan kini menjadi salah satu ETF paling popular di dunia. Salah satunya yang terbesar adalah ETF besutan BlackRock, yakni iShares Bitcoin Trust (IBIT).

kinerja bitcoin

Sementara itu, ETF Spot Gold pertama kali diluncurkan pada November 2004. Produk ini dikenal sebagai SPDR Gold Trust (GLD), yang merupakan ETF emas pertama dan terbesar di dunia. ETF ini memberikan investor cara yang lebih mudah dan terjangkau untuk memiliki eksposur terhadap harga emas tanpa perlu secara langsung membeli dan menyimpan emas fisik.

GLD diperdagangkan di New York Stock Exchange (NYSE), tepatnya di platform NYSE Arca. Selain itu, ada beberapa ETF emas lainnya yang diperdagangkan di berbagai bursa di seluruh dunia, tetapi GLD adalah yang paling terkenal dan sering dijadikan acuan.

Harga emas dunia baru saja mencetak rekor tertinggi baru pada 27 Agustus 2024 lalu di kisaran US$2.526 per ounce. Trading Economics memproyeksikan harga emas bisa menembus US$2.624 pada medio tahun 2025.

Komentar Schiff itu melengkapi unggahan sebelumnya pada 5 September 2024. Ia menyatakan bahwa meskipun ETF Bitcoin baru menerima arus masuk (inflow) yang besar sejak diluncurkan, kinerjanya masih di bawah 17 persen, sedangkan ETF emas terbesar, GLD, mengalami arus keluar besar tetapi tetap naik lebih dari 24 persen. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa para investor ETF Bitcoin telah membuat pilihan yang salah.

“Sejak pertama kali diluncurkan pada Januari tahun ini, meskipun terjadi arus masuk yang besar, ETF Bitcoin baru naik kurang dari 17 persen. Sebaliknya, GLD, ETF emas terbesar, meskipun mengalami arus keluar yang besar, naik lebih dari 24 persen. Jelas bahwa meskipun ada banyak hype, investor ETF Bitcoin bertaruh pada pilihan yang salah,” tulisnya.

Peter Brandt: Lihat dalam Jangka Panjang

Pendapat Schiff langsung dikomentari oleh trader veteran, Peter Brandt, di hari yang sama. Ia menyatakan bahwa komentar Peter Schiff harus dilihat dalam konteks grafik jangka panjang. Menurut Brandt, meskipun rasio antara Bitcoin dan emas berjangka (BTC/GC_F) mungkin akan turun ke kisaran belasan ke atas, sebuah pola Inverse Head and Shoulders besar sedang terbentuk, yang mendukung potensi kenaikan harga Bitcoin.

“Peter, komentar Anda perlu dilihat dalam perspektif grafik jangka panjang. Rasio BTC/GC_F mungkin akan turun ke kisaran belasan atas, tetapi pola Inverse Head and Shoulders besar yang berkelanjutan sedang terbentuk, yang menguntungkan Bitcoin,” ujar Brandt di X.

Pola Inverse Head and Shoulders pada Bitcoin terhadap emas dalam komentar itu sangat menarik dikaji lebih lanjut. Pola ini sering dianggap sebagai sinyal bullish yang menunjukkan potensi pembalikan tren dari penurunan menjadi kenaikan. Dalam konteks analisis teknis, pola biasanya menunjukkan bahwa aset yang harganya menurun akan segera mengalami kenaikan. Harga Bitcoin sendiri memang mengalami tekanan jual hebat.

kinerja bitcoin

Sebagai catatan di sini, selama 30 hari terakhir, harganya tertekan sebesar 5 persen melewati zona support level US$57.500 sejak 5 September. Per Sabtu, 7 September 2024 dini hari sempat kian menjorok ke selatan di US$52.290 dan per Sabtu petang naik tipis ke US$54.281.

kinerja bitcoin

Pola Inverse Head and Shoulders terdiri dari tiga komponen utama: bahu kiri (penurunan harga kecil diikuti oleh kenaikan), kepala (penurunan yang lebih dalam, diikuti oleh kenaikan), dan bahu kanan (penurunan kecil lainnya sebelum harga mulai naik lebih tinggi). Jika pola ini terbentuk pada grafik perbandingan harga Bitcoin dengan emas, itu bisa diartikan bahwa setelah mengalami penurunan terhadap emas, harga Bitcoin akan segera naik lebih tinggi.

Ini juga berarti bahwa berdasarkan data grafik, harga Bitcoin kemungkinan sedang bersiap untuk memulai tren kenaikan baru, terutama jika pola ini berhasil dikonfirmasi. Analis sering mengamati pola-pola seperti ini untuk mengidentifikasi waktu yang tepat untuk melakukan investasi, utamanya terjadi tekanan turun dalam jangka pendek.

Alamat Besar Bitcoin Terus Serok, Ada Penarikan US$728 Juta BTC dari Bursa

BTC Berpotensi Menuju US$46 Ribu

Analisis lainnya tentang kinerja Bitcoin oleh Peter Brandt memang menyiratkan koreksi berat lanjutan dalam jangka pendek dan bisa melemparkan BTC setidaknya menjadi US$46 ribu.

Pada 6 September 2024 lalu misalnya dia bilang, bahwa dalam pola yang sedang terbentuk, disebut sebagai segitiga melebar terbalik, atau yang dikenal juga sebagai pola megaphone, pengujian batas bawah pola ini kemungkinan berada di sekitar US$46.000. Dia menambahkan bahwa untuk mengembalikan pasar bullish ke jalurnya, diperlukan dorongan besar yang mampu mendorong harga Bitcoin menuju rekor tertinggi baru, karena saat ini tekanan penjualan lebih kuat dibandingkan dengan pembelian.

“Ini disebut sebagai segitiga melebar terbalik atau megaphone. Uji batas bawah akan berada di sekitar US$46.000. Sebuah dorongan besar menuju harga tertinggi sepanjang masa yang baru diperlukan untuk mengembalikan pasar bullish ini ke jalurnya,” tulisnya.

Penting untuk dicatat bahwa analisis teknikal seperti ini sering kali digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi peluang pembelian atau penjualan. Namun, investor jangka panjang lain cenderung melihat faktor-faktor fundamental yang lebih besar, seperti adopsi aset digital dan kebijakan moneter global. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait