Analis Kripto Reku: Pertengahan Tahun Kinerja Bitcoin Cenderung Menurun

Kinerja Bitcoin cenderung mengalami penurunan pada pertengahan tahun, merujuk data 11 tahun terakhir ini, menurut analis kripto Reku, Fahmi Almuttaqin. Ia menilai aset digital wahid tersebut mencerminkan dinamika pasar yang kompleks. Kendati demikian, masih terdapat prospek positif dari besarnya likuiditas BTC di pasar.

Indikasi Pelemahan Kinerja Harga Bitcoin Mirip pada Tahun 2021

Memperkuat analisisnya, Fahmi melansir data dari Coinglass, bahwa dalam sebelas tahun terakhir antara 2013 hingga 2023, kinerja Bitcoin telah membukukan penurunan harga sebanyak tujuh kali sepanjang Agustus dan hanya 4 kali mengalami kenaikan. 

Hal itu dipertegas dari catatan CryptoQuant yang mengindikasikan potensi pelemahan harga Bitcoin pada pertengahan tahun ini yang mirip dengan yang terjadi pada 2021 lalu. Perusahan analitik kripto di AS tersebut menggunakan Profit & Loss Index dan indikator Bull-Bear Market Cycle yang mereka kembangkan.

Fahmi mengatakan situasi ini menggambarkan dinamika pasar yang lebih kompleks yang seringkali terjadi di kondisi transisi. 

“Dalam satu tahun terakhir harga Bitcoin telah terapresiasi lebih dari 100 persen. Kenaikan ini juga dibarengi dengan peningkatan harga Altcoin yang lebih signifikan seperti PEPE yang secara year-on-year naik 782 persen, FLOKI 657 persen, dan Solana 623 persen,” kata Fahmi dalam keterangan tertulisnya kepada media, Rabu (31/7/2024).

Whale Jual 170 Milyar Pepe Coin, Bagaimana Nasib Token Ini?

Dia melanjutkan, situasi ini dapat memicu spekulasi di mana para investor mungkin akan merealisasikan profit terlebih dahulu selagi menunggu kondisi yang lebih kondusif seperti berakhirnya situasi suku bunga tinggi The Fed dan kembali meningkatnya adopsi aplikasi-aplikasi terdesentralisasi yang saat ini sedang melemah. 

kinerja bitcoin

Peningkatan Kepemilikan Bitcoin dan Rapat The Fed Jadi Penentu Pasar

Namun, lanjut Fahmi, meningkatnya minat investor tradisional di Amerika Serikat terhadap Bitcoin dan mulai kembali terlihatnya aktivitas akumulasi Bitcoin oleh para investor besar atau yang sering disebut whale, menarik untuk diperhatikan lebih lanjut. 

“Data Bitcoin Holder CryptoQuant menunjukkan adanya peningkatan kepemilikan Bitcoin oleh para investor besar (whale) sebanyak 6,3 persen dalam satu bulan terakhir yang mana merupakan persentase peningkatan tertinggi sejak April 2023. Ini mencerminkan besarnya optimisme whale terhadap Bitcoin, di tengah proyeksi pelemahan harga di pertengahan tahun oleh beberapa analis,” lanjut Fahmi. 

Selain itu, pertemuan pejabat Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, pada 31 Juli ini juga menjadi momen yang akan sangat diperhatikan oleh para pelaku pasar. 

“Meskipun besar kemungkinan suku bunga tidak akan berubah, pandangan dan outlook para pejabat The Fed yang akan dipaparkan pada pertemuan tersebut akan menjadi petunjuk penting terkait arah kebijakan yang akan dibuat dalam beberapa bulan ke depan,” imbuhnya. 

Dia mencatat, pasar telah berekspektasi bahwa penurunan suku bunga akan dimulai pada September nanti (lihat grafik CME FedWatch di bawah), sehingga, berkembangnya indikasi akan kemungkinan percepatan penurunan suku bunga akan berpotensi menjadi katalis positif yang cukup kuat, begitu juga sebaliknya.

Prospek Positif bagi Investor 

Fahmi menambahkan, tren akumulasi Bitcoin oleh investor besar dan investor tradisional termasuk dari kalangan institusi di AS turut diiringi dengan semakin besarnya kekuatan likuiditas Bitcoin di pasar. 

CCO Reku: Performa ETF Bitcoin Dorong Pertumbuhan Industri Kripto Indonesia

“Besarnya kekuatan likuiditas Bitcoin tersebut salah satunya dapat dilihat dari dinamika yang terjadi di pasar futures pada 29 Juli malam lalu, di mana terjadi perpindahan dana masuk dan kemudian keluar sekitar US$1,15 miliar dalam kurun waktu yang relatif singkat tanpa diiringi dengan fluktuasi harga yang signifikan,” pungkas Fahmi.  [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait