Analis kripto Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, baru-baru ini mengatakan bahwa harga Bitcoin (BTC) bisa terdorong hingga US$74.000-US$75.000 di Juni 2024 ini, dengan kisaran support di atas US$69 ribu. Bagaimana pula dengan nasib ETH?
Harga Bitcoin telah melonjak lebih dari 60 persen sepanjang tahun hingga Mei 2024, didorong oleh arus masuk (inflow) ke ETF Bitcoin Spot di bursa efek di AS dan ekspektasi dimulainya pemangasakan suku bunga acuan oleh The Fed.
Berdasarkan data dari Bitcoin Monthly Returns, kinerja Bitcoin sepanjang Mei 2024 cukup mengesankan dengan kenaikan sebesar 11,07 persen (MoM), dibandingkan dengan April yang merunduk hingga 14,76 persen.
Analis Kripto Tokocrypto: BTC Berpeluang Naik ke US$75 Ribu
Merespons dinamika terkini itu, Fyqieh Fachrur sebagai trader yang juga analis kripto Tokocrypto mengatakan, berdasarkan gabungan indikator on-chain, fundamental, dan teknikal, Bitcoin mungkin akan mengalami kenaikan lebih lanjut pada Juni 2024, berpotensi mencapai US$75.000 atau sekitar Rp1,22 miliar pada akhir bulan.
“Kemampuan Bitcoin untuk mencapai US$75.000 berasal dari pola segitiga simetris yang biasanya menandakan kelanjutan tren bullish. Pada 31 Mei 2024, harga BTC mendekati puncak segitiga, mengincar penembusan di atas garis tren atas, yang dapat mendorong harganya menuju US$74.000-US$75.000 pada Juni 2024 ini, tergantung pada titik penembusannya. Titik breakout ini mungkin berada di sekitar US$69.000, yang bertepatan dengan support garis tren naik Bitcoin,” sebut Fachrur dalam keterangan resminya kepada media awal Juni 2024 lalu.
Perkembangan Ekonomi AS Bisa Picu Gairah Kripto Baru
Selain itu menurut analis kripto Tokocrypto itu, volatilitas Bitcoin terus memikat investor, dan perkembangan ekonomi terkini di Amerika Serikat mungkin akan menentukan langkah besar berikutnya.
Rilis data inflasi AS Mei dalam waktu dekat menjadi sorotan. Jika inflasi di AS cukup melambat hingga 3,3 persen atau lebih rendah, ini bisa mendorong harga Bitcoin kembali ke titik tertinggi sepanjang masanya di level US$73.000 atau sekitar Rp1,18 miliar.
“Namun, jika hasil CPI melebihi ekspektasi, momentumnya bisa melemah. Hasil CPI yang lebih tinggi dari perkiraan telah menyebabkan penurunan harga Bitcoin. Pelaku pasar berharap ada dorongan lebih lanjut terhadap momentum bullish ini dengan data NFP (non-farm payroll) yang positif, sehingga mengindikasikan pelambatan inflasi dan meningkatkan peluang penurunan suku bunga pada bulan Juni dan Juli,” jelas Fyqieh.
Namun, jika data CPI terbaru yang akan dirilis pada 12 Juni mendatang berada di bawah perkiraan, ini dapat meningkatkan kepercayaan investor dan memicu gelombang baru pembelian Bitcoin. Inflasi yang lebih rendah tidak hanya mendukung Bitcoin tetapi juga meningkatkan persepsi aset digital sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Bank Sentral AS Lemparkan Sinyal Lindung Nilai Terhadap Inflasi, Bitcoin adalah Alatnya
Potensi ETF Bitcoin dan Ethereum
Analis kripto Tokocrypto itu juga menyoroti perihal arus masuk dana (inflow) di bursa efek terhadap ETF Bitcoin Spot di AS. Ia berharap inflow akan terus meningkat sepanjang Juni yang mencerminkan permintaa tinggi ke BTC.
Pekan lalu lalu misalnya, ETF Bitcoin mendapatkan arus masuk bersih yang luar biasa sebesar US$242 juta per hari, menunjukkan kebangkitan permintaan sisi beli. Mengingat tekanan jual harian dari para penambang sebesar US$32 juta per hari sejak Bitcoin Halving, tekanan beli ETF ini hampir delapan kali lebih besar.
“Arus masuk besar ke ETF Bitcoin mencerminkan peningkatan kepercayaan investor dan menunjukkan bahwa pasar mungkin siap untuk reli lebih lanjut, terutama karena tekanan jual dari penambang berkurang,” ungkap Fyqieh.
Hal ini menggarisbawahi dampak positif yang signifikan dari ETF terhadap pasar dan pengaruh halving yang relatif berkurang di masa mendatang. Hasilnya, harga Bitcoin berada pada posisi yang baik untuk melanjutkan reli hingga bulan Juni.
Sementara itu, Analis kripto Tokocrypto Fyqieh juga menilai ETF Ethereum Spot di AS memiliki kemungkinan untuk diluncurkan pada akhir Juni 2024 ini.
Ini diasaskan pada hasil jajak pendapat K33 Research yang memperkirakan bahwa ETF ETH Spot AS yang akan datang dapat memperoleh arus masuk US$4 miliar dalam lima bulan, yang mengarah pada apresiasi harga dan kenaikan ETH dibandingkan BTC.
ETF Ethereum Spot AS, Riset: Inflow Bisa Mencapai US$4 Miliar dalam 5 Bulan Pertama
Peluncuran ETF Ethereum yang sukses di AS di masa depan, dapat menjadi preseden positif bagi ETF Bitcoin, yang berpotensi meningkatkan kepercayaan investor dan meningkatkan permintaan di pasar kripto.
Hal ini selanjutnya memungkinkan Bitcoin untuk mencapai target penembusan segitiga simetris sebesar US$75.000 (Rp1,22 miliar) pada Juni, pungkasnya. [ps]