Gareth Soloway, kepala analisa pasar di platform panduan teknis saham InTheMoneyStocks.com, berkata bila Bitcoin (BTC) mampu mempertahankan harga tinggi maka aset ini siap menembus rekor baru.
Bitcoin dan Potensinya
Berbicara kepada kanal berita Kitco News, Soloway menyarankan harga US$75 ribu hingga US$77 ribu mungkin bagi BTC bila harganya diperdagangkan di atas US$67 ribu untuk dua pekan.
Menurut Soloway, harga tinggi tidak berarti investor akan menggelontorkan dana, sebab mereka berhati-hati memasuki kelas aset manapun. Saat harga tinggi dicapai, ada kemungkinan terjadi koreksi, dan Bitcoin dapat terdampak, tambahnya.
“Hal terakhir yang dilakukan investor adalah masuk di saat harga tinggi. Pola double top pada harga saham atau kripto dapat mencapai ketinggian signifikan sebelum gerakan besar menurun,” jelas Soloway.
Sebab itu, investor enggan memasukkan dana sebelum tahu dengan pasti harganya aset akan menembus ke atas. Bila harga Bitcoin bertahan di atas US$67 ribu selama satu hingga dua pekan, Soloway berpendapat harganya bisa menuju US$75 ribu atau US$77 ribu, sebab itulah level resisten berikutnya.
Awalnya, Soloway memproyeksikan bila kripto utama tersebut gagal menembus US$65 ribu, maka harganya dapat terkoreksi ke US$20 ribu. Kendati demikian, ia berkata proyeksi ini berdasarkan siklus-siklus sebelumnya.
Soloway menjelaskan momentum saat ini tidak terkait dengan reli sebelumnya sebab Bitcoin bergulat di harga sekitar rekor tinggi saat bulan April lalu.
Ia menambahkan, pergerakan harga BTC terkorelasi dengan pasar saham tradisional. Bila saham anjlok, maka Bitcoin akan turut terseret.
Selain itu, BTC mencapai rekor harga baru setelah regulator AS menyetujui ETF Bitcoin (exchange-traded fund) untuk pertama kalinya bagi produk berjangka. Kendati demikian, Soloway bersikap skeptis apakah ETF tersebut menarik cukup banyak investor untuk mendorong Bitcoin lebih tinggi lagi.
Analis pasar tersebut juga memproyeksikan pasar saham akan memasuki momentum bearish menuju tahun baru. Emas dapat menembus level resistensi tetapi sangat bergantung kepada inflasi serta tingkat suku bunga.
Menurut Soloway, bila suku bunga meningkat akibat inflasi, maka emas akan berjaya. [finbold.com/ed]