Apakah altcoin season akan segera dimulai atau justru malah menjadi perangkap menuju kehancuran yang lebih besar? Di tengah hiruk-pikuk pencarian coin crypto yang bisa naik 100 kali lipat, satu analis on-chain memilih arah berlawanan.
Atlas, seorang analis kripto ternama, mengumumkan rencananya untuk keluar sepenuhnya dari pasar altcoin pada Agustus 2025. Prediksi tersebut didasarkan pada keyakinannya bahwa 99 persen altcoin akan mengalami kehancuran sebelum 2026 tiba. Pernyataan ini disampaikan dalam serangkaian cuitan yang diunggah pada 27 Mei.
Altseason 2025: Peluang atau Perangkap?
Secara historis, altseason sering dimulai antara Juni dan Juli, ditandai dengan lonjakan proyek Layer-2, meme coin yang meroket hingga 30 kali lipat, dan NFT yang kembali aktif. Meski terlihat menjanjikan, Atlas justru melihat momen ini sebagai sinyal bahaya.
Menurutnya, altcoin season kerap menjadi jebakan, terutama bagi ritel. Ketika euforia mencapai puncak, justru saat itu banyak yang masuk, tepat sebelum pasar altcoin ambruk. Ia memperingatkan bahwa sebagian besar koin kemungkinan besar tidak akan pulih setelah siklus bearish berikutnya.
“Setelah puncak harga, sejarah selalu kejam: 95 persen token anjlok antara 90 hingga 99 persen. Banyak yang tak akan pernah bangkit lagi. Exchange diretas, pendiri menghilang, likuiditas lenyap dalam sekejap,” tulis Atlas di X.
Karena itu, ia menekankan bahwa waktu terbaik untuk menjual mata uang kripto alternatif bukanlah ketika pasar altcoin hancur, melainkan saat mayoritas investor dan trader masih yakin bahwa reli akan terus berlanjut.
Strategi Keluar Berdasarkan Data, Bukan Emosi
Atlas menekankan pentingnya menggunakan data objektif untuk menentukan waktu keluar dari pasar kripto. Ia mengandalkan tiga indikator utama: MVRV (market value vs. realized value), NUPL (net unrealized profit/loss), dan SOPR (spent output profit ratio).
Drama Tarif AS Datang Lagi, Pasar Kripto Langsung Ngerem Dadakan
Menurutnya, ketiga metrik tersebut sudah memberikan sinyal peringatan beberapa minggu sebelum dua crash besar terjadi pada siklus pasar altcoin sebelumnya, tepatnya pada Desember 2017 dan April 2021.
“Tidak perlu menebak puncak pasar secara tepat untuk menang dalam permainan ini. Yang penting adalah menjual saat orang lain masih percaya harga akan terus naik,” jelas Atlas.
Ia menyarankan strategi keluar pasar altcoin anjlok dengan tiga langkah: tarik dana secara bertahap, alihkan ke aset berimbal hasil seperti stablecoin dan proyek RWA, lalu hindari masuk kembali demi mengejar lonjakan terakhir yang berisiko jadi jebakan.
Bagi Atlas, disiplin dalam keluar jauh lebih berharga daripada mengambil risiko demi mengejar keuntungan. Ia menyoroti kebiasaan yang memperlakukan profit seperti “token palsu” atau kekayaan semu, yang pada akhirnya membuatnya merugi karena terlalu lama bertahan di pasar.
Lindungi Keuntungan, Jangan Terjebak Siklus Altcoin
Selain menyarankan strategi keluar, Atlas juga menekankan pentingnya menjaga keamanan aset. Ia merekomendasikan penggunaan cold wallet untuk simpanan utama dan burner wallet untuk eksperimen atau airdrop crypto.
Menurutnya, bull market di pasar kripto maupun altcoin sering menjadi ladang subur bagi berbagai penipuan, mulai dari situs palsu, token tiruan, hingga kontrak berbahaya yang bisa menghapus keuntungan dalam sekejap.
Meski berencana menjual seluruh aset kripto miliknya, Atlas tidak berencana meninggalkan pasar ini sepenuhnya. Ia berencana membeli kembali saat bear market berikutnya ketika memberikan diskon hingga 80 persen.
Sementara banyak investor masih menunggu pemotongan suku bunga agar altseason 2025 bisa meledak seperti pada 2017 dan 2021, Atlas sudah menyiapkan jalur keluar yang jelas. Baginya, menunda penjualan karena FOMO justru hanya akan mempercepat kerugian.
Berdasarkan pengalaman dan data, pesan Atlas tentunya sudah sangat jelas: rencanakan keluar sebelum grafik hijau membutakan logika. [dp]