Bitcoin, mata uang kripto terkemuka di dunia, kembali menjadi sorotan setelah analis senior Glassnode, James Check, mengemukakan prediksi yang cukup menarik. Dalam wawancara terbaru di podcast Theya pada 23 Januari, Check menyebutkan bahwa rally Bitcoin saat ini menyerupai pola pergerakan dari tahun 2016 hingga 2017.
Menurutnya, rally BTC saat ini berpotensi mencapai level puncak tertinggi sebelum menghadapi koreksi signifikan. Jika skenario tersebut terwujud, 2025 bisa menjadi tahun emas bagi aset digital tersebut, dengan peluang besar untuk mencetak sejarah baru.
Pola Rally Bitcoin Mirip Siklus Sebelumnya
James Check mengungkapkan bahwa terdapat banyak kemiripan antara siklus pasar saat ini dengan periode 2016-2017, terutama dalam pola reli dan koreksi harga yang terjadi.
“Cara saya menggambarkan tahun 2016-2017 adalah sangat berfokus pada spot. Saat itu, kami sebenarnya belum memiliki derivatif, dan stablecoin belum terlalu signifikan,” katanya.
Pada siklus sebelumnya, Bitcoin memulai perjalanan dari kisaran US$800 hingga sekitar US$1.600 sebelum akhirnya melonjak signifikan hingga mencapai puncak harga di US$19.783 pada akhir 2017.
Ia juga memprediksi bahwa fase konsolidasi akan berlangsung hingga Mei 2025, sebelum rally BTC yang sebenarnya dimulai dan berpotensi untuk dapat mencetak rekor baru yang lebih tinggi.
“Saat ini, kita melihat rally Bitcoin moderat yang diikuti oleh koreksi sehat, sebelum kemudian melanjutkan kenaikan yang stabil,” ujar Check.
Data terbaru dari platform Bitbo menunjukkan bahwa harga rata-rata yang dibayarkan oleh short-term holder (STH) adalah US$89.906, sementara long-term holder (LTH) hanya membayar rata-rata US$24.539 per Bitcoin.
Jika rally BTC mencapai US$150.000, investor jangka pendek bisa menikmati keuntungan hingga lebih dari 60 persen, sementara investor jangka panjang berpotensi meraih profit sebesar 500 persen.
Namun, Check memperingatkan bahwa level di atas US$150.000 tidak akan bertahan lama, karena kenaikan harga Bitcoin selanjutnya kemungkinan besar akan didorong oleh spekulasi semata tanpa dorongan yang kuat.
“Di atas itu adalah demam spekulatif, dan saya mungkin akan berpikir jika kita melewatinya, kita akan kembali turun melewatinya,” jelasnya pada podcast tersebut.
Faktor Pendukung Kenaikan Harga BTC
Selain pola historis, beberapa faktor penting lainnya juga mendukung optimisme terhadap rally Bitcoin yang mungkin terjadi pada 2025.
Menurut laporan sebelumnya, CryptoQuant menunjukkan bahwa aliran modal institusional terus meningkat, dengan perkiraan pertumbuhan kapitalisasi realisasi hingga US$1,3 triliun pada akhir 2025.
Aliran Modal Baru Bisa Dorong Bitcoin Tembus US$200.000 Tahun Ini
Kebijakan moneter yang mendukung, termasuk potensi penurunan suku bunga oleh The Fed, juga diharapkan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi aset berisiko seperti Bitcoin.
Namun, tidak semua analis setuju dengan pandangan optimis ini. Beberapa risiko masih membayangi, termasuk kemungkinan penundaan kebijakan moneter yang lebih longgar akibat inflasi yang sulit dikendalikan.
Partisipasi ritel yang lemah juga bisa menjadi hambatan bagi rally BTC. Di sisi lain, efek “sell-the-news” setelah pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat dapat memicu aksi ambil untung jangka pendek.
Realistiskah Harga Bitcoin Mencapai US$150.000?
Jika skenario aliran modal baru dan pola siklus historis terus berlanjut, rally Bitcoin berpotensi mencapai harga antara US$145.000 hingga US$249.000 pada 2025.
Namun, seperti yang diungkapkan oleh Check sebelumnya, ia menekankan bahwa harga di atas level tersebut lebih bersifat sementara dan didorong oleh euforia pasar dari para investor.
Secara keseluruhan, meskipun ada banyak optimisme terhadap kenaikan harganya, pasar kripto tetap dipenuhi ketidakpastian, dengan sejarah yang menunjukkan bahwa pola rally BTC sering kali diikuti oleh koreksi tajam.
Satu hal yang pasti, Bitcoin terus menjadi aset kripto yang menarik perhatian, baik bagi investor maupun trader, di tengah dinamika pasar yang terus berkembang. [dp]