Analisis Crypto Terkini, Termasuk BTC Diprediksi Melaju ke US$125 Ribu!

Harga Bitcoin (BTC) saat ini sedang berada dalam fase konsolidasi antara US$95.761 dan US$93.625, menjelang pengumuman data ekonomi penting dari AS.

Rilis Produk Domestik Bruto (GDP) kemarin, indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan dirilis hari ini, serta data non-farm payrolls pada Jumat mendatang diprediksi akan memberikan arah bagi pasar yang semakin dinamis.

Analisis Crypto Terkini: Tanda-Tanda Momentum Bullish?

Di sisi lain, stabilitas harga Bitcoin ini terjadi di tengah sejumlah indikator teknikal dan on-chain yang menunjukkan potensi fluktuasi jangka pendek dan momentum bullish jangka panjang.

Salah satu faktor utama yang diamati oleh para analis adalah semakin tingginya persentase pasokan Bitcoin yang kini berada dalam posisi cuan.

Menurut data on-chain yang dibagikan oleh analis kripto Darkfost_Coc, pasokan Bitcoin yang sedang untung kini telah mencapai lebih dari 85 persen.

Secara historis, ketika angka ini melewati angka 90 persen, pasar Bitcoin sering kali memasuki fase euforia, yang mengindikasikan bahwa saat ini Bitcoin mungkin sedang menuju fase tersebut, dengan potensi percepatan harga.

Bitcoin Menuju Target Harga US$125.000

Lebih lanjut lagi, analis teknikal dari analis kripto Washigorira mencatat bahwa Bitcoin baru-baru ini rebound dari level support yang sangat penting, sejalan dengan model Golden Ratio Multiplier.

analisis crypto terkini

Model teknikal ini, yang menggunakan skala logaritmik untuk memprediksi target harga, menunjukkan bahwa Bitcoin kini berada di jalur menuju level harga berikutnya, yakni US$125.000.

Target harga ini telah memicu minat yang signifikan di kalangan para trader, banyak di antaranya yang mengharapkan kelanjutan momentum bullish dalam beberapa minggu mendatang.

Faktor Institusional Mendorong Permintaan Bitcoin

Satu perkembangan yang perlu diperhatikan adalah meningkatnya minat institusional terhadap Bitcoin, terutama melalui Bitcoin ETF. Analis independen Markus Thielen mengamati bahwa lebih dari US$3 miliar baru-baru ini mengalir ke Bitcoin ETF, disertai dengan meningkatnya aktivitas di futures atau berjangka.

Kombinasi dari faktor-faktor ini, ditambah dengan tingkat pendanaan yang masih rendah, menunjukkan bahwa permintaan baru ini kemungkinan besar didorong oleh investor jangka panjang, bukan trader spekulatif jangka pendek.

Hal ini menandakan bahwa pemain institusional mungkin sedang mempersiapkan diri untuk reli harga Bitcoin yang berkelanjutan. Di sisi lain, data on-chain lebih lanjut mendukung sentimen bullish yang melingkupi Bitcoin.

Analis on-chain Carmelo Aleman juga melaporkan bahwa Kapitalisasi Realisasi Bitcoin, indikator yang melacak total nilai semua Bitcoin berdasarkan harga saat terakhir kali dipindahkan, telah mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa, yakni US$882,23 miliar per 29 April 2025.

Secara historis, lonjakan signifikan pada Kapitalisasi Realisasi sering diikuti dengan kenaikan harga Bitcoin yang substansial. Tren ini mengindikasikan bahwa Bitcoin dapat mengalami apresiasi harga lebih lanjut seiring dengan semakin banyaknya modal yang memasuki pasar.

Saat ini, fase konsolidasi yang terjadi tampaknya merupakan periode akumulasi, di mana dari sudut pandang analisis crypto terkini, para investor tengah menunggu konfirmasi dari indikator ekonomi utama.

Seandainya data yang akan dirilis menunjukkan tren positif pada ekonomi AS, Bitcoin bisa mengalami momentum baru yang mungkin membawa harga menuju target US$125.000 yang diprediksi oleh para analis teknikal.

Namun demikian, jika ada kejutan negatif dalam data ekonomi, hal ini bisa menyebabkan volatilitas jangka pendek, meskipun sentimen bullish secara keseluruhan tetap terjaga.

Dengan Bitcoin yang terus bertahan stabil di kisaran harga saat ini, semua mata kini tertuju pada data ekonomi AS yang akan datang untuk menentukan apakah fase konsolidasi ini merupakan tanda akan terjadinya lonjakan besar, atau malah menjadi awal dari tren bullish jangka panjang. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait